Seventeenth

41 7 0
                                    

Panas. Ya rasanya hari ini panas, entah aku yang aneh atau bagaimana. Di ujung bangku sebelah kanan mata ku menatap dua manusia yang sedang bercanda ria,mereka tertawa bersama entah apa yang mereka tertawakan. Apa itu yang namanya belum mau pacaran?

Windi yang tengah melihatku kepanasan berusaha menghiburku dengan mengajak ku ke kantin.Aku dan Windi berjalan ke kantin berdua. Setelah sampai kami duduk di meja dekat penjual aneka jus buah.

"Semalem nggak nangis kan?"

Aku mengerutkan kening ku, mengingat peristiwa kemarin malam, tak ada air mata disana, hanya suara tertawa lepas yang aku dan Ata buat "enggak kok"

"Nah,pokoknya lo nggak usah sedih terus. Lo lupain semuanya tentang dia"

"Gue bakalan ngelupain dia karena gue udah nemuin cinta gue sekarang . Lo mau pesen apa?"

"Enggak,gue lagi puasa"

"Lah,kalo puasa kenapa ngajakin ke sini? Gue kan nggak enak makan didepan orang puasa"

"Nggak papa kok. Gue nggak nafsu makan,kan udah niat"

Aku memutar bola mataku,lalu memesan 1 botol susu strawberry, aku tetap tidak makan di depan Windi.

Kringgg....

Ya,suara nyaring bel itu membuat ku tersenyum senang, aku akhirnya bisa pulang dan tidak melihat wajah dia. Untuk sementara waktu ini aku menjaga jarak dengan nya, dan aku rasa ia tetap baik-baik saja tanpaku, yang ku tau ia tetap ceria bersama Clara.

Aku berjalan ke gerbang sekolah bersama Windi.

"Siang Reta" Sapa seseorang dengan dengan senyum manis nya.

"Oh,siang Ata!" Sapa ku balik.

Windi melirik ku,dari lirikan nya aku tau apa maksud nya, ya ia menanyakan siapa orang yang menyapaku.

"Emm, Win kenalin ini Nata saudara gue, Ata ini Windi temen gue" aku mengenalkan mereka berdua.  Ata menyodorkan tangan nya.

"Panggil gue Nata" ucap Ata dengan senyum nya yang bisa melelehkan siapa saja.

"Gue Windi" ucap Windi yang membalas jabatan tangan Ata.

"Yaudah pulang yuk" ajak Ata lalu merangkul bahu ku.

"Duluan ya Win" pamit ku.

Windi hanya menganggukkan kepalanya.

Ata tetap merangkul bahu ku,setelah sampai di mobil Ata membuka kan pintu,tangan ku terasa ditarik saat akan memasuki mobil putih itu dan tiba-tiba Ata mengecup kening ku. Aku mematung beberapa saat.

Aku mengerjap beberapa kali karena tak percaya Ata akan melakukan hal itu, ia menampilkan senyum jailnya setelah mencium ku.

Sudah pasti di lingkungan sekolah seperti ini pasti ada saja beberapa pasang mata yang melihat aksi gila Ata. Aku juga sempat mendengar beberapa teriakan cewek gosip disekolah ku.

"Gilak,bukan nya dia yang dulu di tembak Oky di kantin?"

"Cium-cium disekolah. Norak tau nggak"

"Anjir, berani-berani ya junior sekarang. Pacaran di depan umum. Najis"

Ingin sekali saat itu aku berteriak untuk menjelaskan bahwa Ata itu saudara ku, aku sekilas melihat Ata yang tersenyum jahil kemudian membisikan sesuatu di telingaku.

"Siap-siap ya habis ini di gosip in"

×××

Sepi, ya rumah ku terasa sepi sore ini walaupun ada makhluk baru yang tinggal dirumah ku tapi tetap saja sepi. Mas Akbar kuliah, ayah ibu pasti nya mereka kerja, Ata tiduran di kasur ku sambil memainkan game di ponselnya, aku yang mulai bosan dengan cerita yang kubaca segera menutup novel dengan tebal 568 halaman.

Aku mulai membuka suara "Ta,kamu nggak bosen?"

Ata menekan tombol pause di gamenya "Agak sih. Keluar yuk cari makan"

"Dirumah banyak makanan"

"Emm..ngapain ya. Oya,ajakin pacar mu main kesini. Udah punya pacarkan?"

Pacar?

Di fikiranku kembali muncul satu nama yang bisa membuat sesak didada ku. Oky. Sudah lah,dia bukan siapa-siapa ku lagi,pastinya dia sudah bahagia dengan Clara.

"Haloo? Kok ngelamun?" Ucap Ata sambil menggerakkan tangannya.

"Ha? Apa? Enggak kok nggak ngelamun"

"Ada masalah sama pacar kamu?"

"Emm.. bukan pacar sih,mantan"
ucap ku yang menggaruk kepala belakang ku yang tidak gatal.

Ata mengubah posisinya yang awalnya rebahan menjadi duduk dengan kaki bersila "Sini-sini cerita" ucap Ata yang menepuk kasur disebelah nya.

Akupun menghampiri Ata lalu duduk didekatnya, aku menceritakan semua tentang Oky pada Ata, Ata mengarahkan kepalaku untuk menyender dibahunya. Ata mendengarkan segala ceritaku dengan baik, sesekali Ata mencium pucuk rambut ku.

"Jangan ditangisin cowok brengsek kayak gitu" ucap Ata yang menghapus air mata di pipiku dengan ibu jarinya.

Biasanya kalo menjelang senja gini dirumah agak rame, ada yang nyanyi lah,ada yang main gitar ada yang beatbox, tapi sekarang Mas Akbar pulang nya malem-malem. Aku mencoba mencari video cover lagu Kak Fandi di youtube. Suara merdu Kak Fandi mulai membuatku terpukau, petikan gitar Kak Galih juga bagus, Andhika ya sekarang pandangan ku menangkap wajah Andhika yang sedang beatbox. Oya,apa kabar dia? Lama aku nggak melihat Andhika, mungkin saja dia sibuk untuk Ujian Nasional nya. Lah kenapa jadi mikir Andhika sih, nggak penting.

Tapi emang aku nggak bisa ngelak ,aku merindukan saat rumah ini di isi suara nyanyian ketiga orang itu. Pandangan ku yang tadinya ke layar laptop menjadi berpindah ke suara orang yang tiba-tiba duduk disebelah ku.

"Ret, siapa?" Tanya Ata.

"Oh,ini temen nya Mas Akbar yang tengah ini temen nya dari SMA" jawab ku sambil menunjuk Kak Fandi yang sedang menyanyikan lagu Dari Mata

Ata menaikkan sebelah alisnya "suka?"

"Cuma kagum" jawabku yang masih menatap layar laptop.

"Boleh juga selera mu, tapi bukan nya kita pacaran?" goda Ata.

Aku memukul bahu Ata "apaan sih Ta, ngaco banget. Kita saudara kali Ta" ucap ku.

Ata tak menjawab,ia tersenyum jahil lalu menarik kepalaku kepelukan nya.

"Tapi kamu punya aku" ucap Ata lirih tapi aku masih bisa mendengarnya.

Aku melepas pelukan Ata karena mendengar klakson mobil dari depan, aku mengintip lewat jendela dan menemuka mobil putih Mas Akbar yang ada di luar pagar. Buru-buru aku ke depan untuk membukakan pagar, yaa jadi dirumah ku ini nggak ada satpam,nggak ada pembantu, walaupun ibu itu workaholic tapi beliau selalu menyempatkan memasak sarapan dan sisanya untuk makan siang, tapi kalau untuk makan malam nya biasanya kalo ada Mas Akbar masak berdua,kalau sendiri mah ya masak sendiri. Menurutku dengan nggak ada nya pembantu itu justru buat aku jadi mandiri.

Mas Akbar memasukkan mobil putihnya di halaman rumah, ia keluar dari mobil dengan wajah yang kurang mengenakkan.

"Kenapa mas? Putus pacar?" Tanya ku.

Mas Akbar tak menjawab,ia terus berjalan,tapi baru beberapa langkah ia menoleh.

"Kalian berdua ambil jajan yang ada dijok belakang. Nih kuncinya" ucap Mas Akbar lalu melempar kunci mobil.

Ata langsung menangkapnya.

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang