Forty Third

39 5 1
                                    

Suara gemercik air yang berasal dari bak cuci piring seakan mengiringi pembicaraan Ayah dan Mas Akbar,mereka berdua sedang membicarakan tentang kesibukan Mas Akbar yang akhir-akhir ini sering membuat video-video yang cukup menarik perhatian banyak orang.

Aku membantu ibu mencuci piring dan membereskan sisa makan malam,Selly sudah sedari tadi tidur yaa,tadi siang Selly tidak tidur jadi jangan heran kalau jam 8 malam ia sudah tidur terlebih dahulu. Setelah selesai aku ikut duduk di sofa tapi aku tak ikut dalam pembicaraan itu aku sibuk menyetting ponsel Mas Akbar yang telah ku tukar tadi sore.

"Loh,ponsel kamu mana? Bukannya itu punya Mas Akbar?" Tanya Ibu setelah duduk disebelah ku.

Aku meletakkan ponselku "Aku tuker sama hape nya Mas Akbar bu" jawab ku.

"Kenapa? Rusak lagi?"

"Enggak"

Kini ayah mulai ikut pada perbincangan ku dan Ibu "Kamu nggak suka?" Tanya Ayah

Aku diam,aku bingung bagaimana harus menjelaskan masalah ku dengan Clara pada Ayah dan Ibu.

"Kamu nggak suka? Besok ayah belikan lagi tapi kamu ikut biar nggak salah pilih ayah" tawar ayah.

Begitulah kedua orang tua ku mereka bisa memberikan materi yang begitu melimpah,tapi untuk berkumpul seperti ini akan sangat susah. Tapi semenjak kejadian itu mereka berdua mulai tak sesibuk dulu,mereka selalu meluangkan waktu untuk keluarga.

"Emm.. Rena suka kok sama hape yang ayah belikan kemarin,tapi Rena kurang nyaman aja. Teruskan itu hapenya Mas Akbar pengen banget yaudah Rena tukerin aja" ucap ku.

Ayah dan Ibu melempar tatapan ke Mas Akbar seolah menanyakan kebenaran dari ucapanku.

Mas Akbar mengangguk "Iya,Rena lebih nyaman pakek hape yang versinya kayak punya ku" Mas Akbar merogoh saku celana pendek nya lalu menunjukkan ponsel warna merah "Ini hape nya Rena"

Ayah dan Ibu kompak mengangguk paham.

×××

Hari ini adalah dimulainya Ulangan Kenaikan Kelas. Aku harus sukses dalam UKK kali ini. Aku tetap berjalan santai melewati koridor,beberapa anak terlihat melewati koridor dengan langkah terburu buru ada juga yang tak begitu memperhatikan jalan karena kedua matanya berfokus pada buku paket tebal yang ada di tangan nya.

"Hai!" Sapa laki-laki dengan kulit coklat disebelahku.

"Oh,hai Ky!" Sapa ku balik.

Barusaja Oky membuka mulutnya ingin mengucapkan sesuatu tapi ada perempuan yang datang dan langsung meletakkan posisnya diantara aku dan Oky.

"Heh,cewek ganjen! Ngapain lo sama Oky? Hah?" Ucapannya terdengar amat sinis.

"Lo kali yang ganjen" ucap ku lirih.

"Enak aja. Cewek murahan!"

Aku langsung menarik rambutnya yang tergerai itu,ia terpekik antara kaget dan sakit.

"Aww,lepas! Perawatan rambut gue bisa rusak" protesnya yang mencoba melepaskan tanganku.

Aku menarik satu sudut bibirku ke atas "Botak aja sekalian"

Ia menghentakan kakinya,lalu menunjukkan kunci mobil di hadapan wajah ku "Lo lihat gue dibelikan mobil sama Papi gue" Clara menggerak-gerakkan kunci mobilnya.

"Cih,baru mobil aja udah songong"

"Bilang aja syirik gak bisa beli! Miskin!"

Aku berhenti berjalan lalu menatap Clara dengan tatapan penuh amarah "Heh! jagak ya omongan lo! Orang tua gue itu tau aturan. Gue belum punya SIM jadi gue nggak bakal dibelikan kendaraan sebelum gue dapet SIM"

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang