Part 3

2.5K 142 3
                                    

            Justin mengedarkan pandangnya ke sekeliling kafetaria yang didominasi oleh warna broken white dengan nuansa warna cokelat yang terlihat hangat. Dia ingin mencari meja yang biasa ditempati oleh kedua temannya, Harry Styles dan Zayn Malik. Justin bersama Zayn dan Harry tergabung ke dalam sebuah geng tak resmi yang bernama Geng Kompor. Geng Kompor adalah sebuah geng yang beranggotakan tiga cowok paling kece di Ripcurl High School yang mempunyai pengaruh aneh bagi orang yang berada di dekat mereka : khususnya para gadis. Para gadis yang berdekatan dengan geng Kompor akan mengalami efek samping kejang-kejang hingga nyaris semaput karena sesak napas  alias bengek ataupun penyakit gagu mendadak bercampur gerakan menggeliat khas cacing kepanasan yang belum ditemukan obatnya di abad ini. Justin masih memperhatikan sekelilingnya ketika mendadak pandangannya tertuju pada sebuah bangku yang berada di tengah ruangan. Sepertinya Justin mengenal wajah gadis itu…

            Justin mengerjap terkejut saat dia menyadari siapa gadis itu. Bukankah gadis itu adalah gadis yang menabraknya di Hawaii? Justin memandang si gadis yang salah tingkah dengan mata membeliak, sementara Candy yang sadar bahwa Justin telah mengetahui keberadaannya langsung meraih surat edaran dari tangan Miley untuk menutupi wajahnya. Justin mengernyit selama beberapa saat, sebelum akhirnya dia melangkah mendekati Candy yang berlagak menutupi wajahnya sambil berpura-pura membaca isi surat edaran di selembar kertas putih tersebut.

___

Candy’s POV

            Astaga! Mati aku!! Bagaimana bisa pemuda sialan itu menyadari keberadaanku?! Dia memandang ke arahku dengan tatapan yang lebih mengerikan dari pelototan Mr. Green saat aku tidak mengerjakan tugas beliau. Sontak aku langsung meraih kertas surat edaran sekolah dari tangan Miley untuk menutupi wajahnya, dan berlagak pura-pura tidak tahu sementara Miley dan Caitlin tampak keheranan akan tingkah autis ku saat ini. Masa bodoh.

            “Psst, Candy, ada apa?” tanya Miley dengan suara bisikan yang khas. Aku menggeleng sambil masih tetap menutupi wajahku.

“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin melihat jadwal pelajaran kita yang baru. Kurasa aku harus membeli sejumlah buku baru di ruang kesiswaan,” kataku, mengelak. Ya iyalah. Masa aku harus bilang bahwa si lelaki idiot yang menabrakku di Hawaii secara ajaib telah muncul disini? Kalau ada Doraemon, aku pasti sudah minta dibawa pergi dari tempat ini sekarang juga.

“Candy, ada apa denganmu?” tanya Caitlin cemas. Tangan wanita berambut tembaga itu terulur dan tahu-tahu sudah menempel di dahiku. Tanpa menyingkirkan kertas dari tanganku, aku menepis tangan Caitlin, hingga akhirnya Caitlin memutuskan menarik tangannya menjauh dari dahiku.

“Aku baik-baik saja. Sudah kubilang kan, aku hanya ingin melihat jadwal. Kalian diam saja!” aku berseru dengan suara yang lebih keras dari semula. Selama beberapa detik, tidak ada satupun orang yang menjawab. Aku mendesah lega, baguslah, Caitlin dan Miley akhirnya bisa diam juga dan tidak menanya-nanyaiku lagi. Aku merasa senang selama beberapa jenak, namun merasa aneh saat aku mendengar suara para siswa yang duduk di kafetaria ini lenyap. Hell, ada apa ini?! Apakah bel tanda selesai makan siang telah berbunyi? Ah kurasa tidak. Pendengaranku masih cukup bagus—setidaknya begitu menurutku. Lalu ada apa?

            Karena penasaran, aku memilih menurunkan sedikit kertas dari wajahku, sehingga mataku bisa mengintip ke sekeliling ruangan. Namun bukannya melihat wajah Miley atau Caitlin, mataku justru bertemu pandang dengan sepasang mata berwarna cokelat madu yang berada sangat-sangat-sangat-sangat dekat dengan wajahku. Ada pancaran geli bercampur mengejek yang muncul di lensa matanya, dan aku menyadari, mata ini adalah mata milik orang yang… oke tarik napas dulu.

Amnesia (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang