Part 18

1.2K 66 0
                                    

Greyson’s POV

Aku memandangi bayanganku sendiri di hadapan cermin, lantas mulai meraih stoples bulat rendah berisi gel rambut dan memakaikan gel lengket itu di rambutku untuk menahan jambul depannya agar terus berdiri menantang jaman. Mau ada tsunami kek, badai topan kek, atau tukang sayur kecemplung got kek, yang penting jambul ini harus berdiri, supaya Cathleena bisa terpesona padaku. Selesai dengan gel, aku meraih botol parfum, dengan dengan gaya seorang model parfum professional, aku mulai menyemprotkan cairan harum itu ke sekujur tubuhku. Nah kan. Si cakep ini sudah siap beraksi merebut hati seorang Cathleena Stewart.

“Gila, Grey! Mau kemana lo? Tumben bener pake parfum. Biasanya lo kan disuruh mandi juga susah banget!” Lauren berkomentar, dengan kepala yang mendadak nongol di ambang pintu. Aku beralih padanya dan memandangnya sewot.

“Mau ketemu Cathleena.” kataku sambil manyun sok unyu. Lauren melongo, seakan baru saja mendengar sebuah berita keajaiban dunia. Tangannya yang masih memegang Ipad mendadak melepaskan Ipad tersebut hingga Ipad itu terbanting ke lantai. Suara gedebuk dari Ipad yang jatuh membuat Lauren tersentak dan memungut Ipad tersebut. Buset. Tuh Ipad apa karung beras? Suara jatuhnya bisa sebelas dua belas begitu.

“Ciyusssssssssssss? Miapahhhhh?” tanya Lauren yang masih cengo. Aku memutar bola mataku dengan ekspresi paling cool sedunia, kemudian mengambil botol parfum dan toples gel ku lantas memasukkannya ke dalam laci meja. Bukan apa-apa, kadang kalau lagi laper apa aja juga bisa diembat sama Lauren. Nggak lucu banget kalau begitu Greyson pulang gel sama parfum nya udah habis karena dipake ngemil sama Lauren.

“Mijamban. Eh Ipad gue tuh jangan dibanting-banting!! Beli aja nggak mampu lo!” kataku dengan tingkat kesadisan mencapai ambang batas. Lauren merengut lantas kembali ngupil dengan ibu jarinya. Heran, walaupun sering ngupil pake ibu jari, ukuran lubang hidung Lauren segitu-segitu aja. Padahal kalo lobang hidungnya tambah lebar, si Lauren nambah cute juga kali ya.

“Lo jahat banget, Grey! Udah gue bantuin juga! Tuh buktinya si cewek yang kata lo unyu iuwh-iuwh itu ngajakin lo ketemuan. Makasih gitu kek sama gue.” kata Lauren, sementara aku memperhatikan penampilanku sekali lagi.

“Makazeh.” kataku santai, “La, gue bakal lebih makasih lagi kalau lo mau bantuin gue. Beresin kamar gue sebelum nyokap gue pulang yah. Oke, Lauren Ashton Westphalen yang canteeeeeq? Bye!” aku buru-buru berlari keluar dari kamarku, sementara mata Lauren yang biru cerah melebar begitu melihat kekacauan tingkat dewa Neptunus yang tercipta di kamarku.

“GREYSONN!!! MASA GUE DISURUH NGELIPETIN SEMPAK LO SIHHHH?!!”

***

Aku mengendarai sepeda motor besarku menuju alamat rumah Cathleena di Castellara, dan hanya dalam rentang waktu tiga puluh menit, aku tiba di depan sebuah rumah mungil berwarna cokelat kayu, yang dikelilingi halaman yang dilapisi rumput jepang yang dipangkas rapi. Aku membuka helm ku, kemudian mengedarkan pandang ke sekeliling. Dua buah bonsai pohon beringin diletakkan di dua tiang bagian depan pagar rumah yang merupakan tembok berterali besi yang rendah. Ada cemara yang tumbuh di sekitar bangunan utama rumah, dan kolam ikan mungil dengan kumpulan bunga teratai mungil yang tengah mekar di dalamnya. Rumah Cathleena indah banget. Sama kek orangnya.

Aku turun dari motorku, lantas menekan bel pintu pagar. Hanya dalam waktu lima menit, Cathleena mendadak muncul dari pintu rumahnya yang terkuak. Aku terperangah begitu melihat Cathleena. Ohemjih, Cathleena benar-benar mempesona, bahkan hanya dengan dandanan yang berantakan seperti sekarang. Rambutnya yang sewarna dengan tembaga terurai begitu saja—tidak terikat rapi seperti dalam acara di butik keluarga Summer. Dia mengenakan hotpants dengan motif-motif etnik warna cokelat-karamel-putih, yang dipadukan dengan kaus dengan motif tulisan bertumpuk berwarna putih. Wajah Cathleena berubah bersemangat begitu melihatku, dan aku bersumpah aku sempat lupa bahwa aku masih ada di Bumi. She’s perfect!

Amnesia (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang