Part 10

1.5K 91 0
                                    

Justin masih membeku di tempatnya, sementara tangan Rosemary masih merangkul sosok Greyson yang terdiam heran dengan sebelah alis terangkat. Rick—ayah Justin—berdehem setelah beberapa menit yang hening berlalu diiring senyum lebar yang perlahan menghilang dari bibir merah delima milik Rosemary. Rosemary menghembuskan napasnya dengan amat sangat perlahan, lantas melepaskan tangannya dari bahu Greyson dan berjalan mendekati Justin yang tampak kaget dan marah dalam waktu yang bersamaan. Tangan lembut wanita itu terulur, menyentuh pipi anaknya, yang membuat Justin memalingkan muka.

“Justin,” Rosemary mendesah pelan, “Aku tahu kau mungkin benci pada Lisa, tapi jangan benci pada Grey. Dia.. tentu saja dia tidak tahu apa-apa akan ini semua, Justin. Dan dia baru berumur lima belas tahun. Begitu muda dan sudah harus kehilangan ibunya.”

Justin masih bergeming di tempatnya. Ada serbuan perih yang menjangkiti dadanya. Lantas bagaimana dengan aku, Mom? Aku bahkan harus kehilangan ayahku saat aku baru belajar berjalan…

Justin tidak sudi menatap mata cokelat gelap Greyson ataupun ayahnya. Ada kemiripan yang samar diantara Greyson dan ayahnya, dan tanpa bisa memungkiri dia pun memiliki kemiripan satu sama lain dengan Ayahnya, juga Greyson. Justin berdecak tanpa suara ketika ayahnya mulai angkat bicara.

“Justin,” kata ayahnya dengan suara berwibawa seperti biasanya, “Kau bisa membenciku, dan kau pun bisa membenci Lisa, tapi setidaknya kau bisa bersikap baik pada adikmu, kan?”

Entah mengapa kata-kata Rick membuat Justin merasa marah. Justin mengangkat wajahnya, dan melayangkan pandangan yang menusuk pada mata cokelat terang keemasan milik ayahnya. Mata yang benar-benar mirip dengan matanya sendiri.

“YA!” seru Justin, “Aku memang membencimu. Kau lelaki brengsek tak punya otak yang dengan gampangnya meninggalkan ibuku bahkan saat aku belum bisa melafalkan kata ‘Momma’ atau ‘Daddy’ dengan benar. Kau membuat hidup kami tanpa tumpuan, sementara di luar sana kau bersenang-senang dengan wanita itu, dan anak ini,” Pandangan Justin tertuju pada Greyson yang mengernyit, “Kau tidak sekalipun menengok kami, ataupun bersikap peduli pada kami, iya kan? Sejujurnya, aku sudah muak dengan nama Bieber di belakang namaku. Nama yang hanya mengingatkanku pada sosok lelaki sok arif yang tidak bertanggung jawab. Aku memang membencimu, dan aku juga membenci istrimu yang jalang itu. Tapi kau salah jika kau kira kau bisa memerintahku! Kau salah, karena bagaimanapun juga ibunya pernah menyakiti ibuku, dan aku tidak akan tidak bisa merasa benci padanya.” Rick terperangah mendengar ucapan Justin, sementara Greyson mendesah pelan begitu mendengar makian yang terlontar dari kakak tirinya itu.

“Maafkan aku, Mom.” Justin mengalihkan pandang pada Rosemary yang tampak berkaca-kaca, “Kau berbohong padaku. Ini bukan acara minum teh. Ini reuni kita dengan orang-orang brengsek yang bahkan tidak mempedulikan kita sebelumnya. Aku harus pergi.” Justin mengecup kening ibunya dengan cepat dan keluar dari rumah pantai ibunya, tanpa mempedulikan suara tinggi yang jernih milik Rosemary memanggil namanya. Dalam samar dia bisa mendengar suara ayahnya yang menenangkan ibunya.

  

###

            “Halo Zayn, kau bisa menjemputku tidak? Aku ada di depan Sogo, di pusat kota Riverview. Apa? Err, aku harus membeli sepatu cheers untuk pertunjukan besok. Tadi aku kemari menumpang mobil si kecoak jamban, itu loh, temen segeng mu yang namanya Justin. Hah? Aku tidak tahu bagaimana keadaannya, tadi sih mobilnya ngebul keluar asep banyak banget. Kau masih mengikuti kelas lukis mu ya? ya sudah, aku akan naik taksi saja.” Candy menurunkan ponsel dari telinganya, lantas memandangi layar ponsel yang memajang fotonya bersama Zayn, dengan tempat sampah sebagai pemanis suasana. Candy mengecup layar ponselnya lantas memasukkan benda mungil itu ke dalam tas slempang yang dibawanya. Sambil membetulkan letak syal yang membalut lehernya, Candy berjalan ke pinggiran jalan raya untuk mencari taksi, namun sesuatu yang berat dan cepat mendadak menyenggol bokongnya secara tidak sopan hingga membuat Candy langsung jatuh terduduk.

Amnesia (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang