Part 11

1.4K 95 0
                                    

Justin meneguk ludahnya. Aduh bagaimana ini? Masak dia mau mengakui sih bahwa keinginan aneh dalam dirinya lah yang membuatnya memotret si buntelan jamban ini? Astaga, itu sama saja merusak image seorang Justin Bieber yang dingin dan tidak gampang jatuh hati pada wanita. Bagaimana mungkin seorang lelaki cool sejamban, eh sesekolah bisa jatuh cinta pada gadis childish ingusan nan pedekolis seperti Candeline Summer? Itu jelas mustahil. Untuk kesekian kalinya Justin meneguk ludahnya, sementara Candy memandang Justin dengan alis terangkat.

“Kemanaaa, kemanaaa, kemanaaaa,” tiba-tiba sebait lagu dangdut dengan suara khas Ayu Ting-ting mengalun memecah keheningan yang mengambang diantara mereka. Justin berani bersumpah bahwa telinganya nyaris berdenging begitu mendengar lagu aneh yang berasal dari bagian dunia yang tidak diketahui itu. Lain halnya dengan Justin yang tampak terkejut, Candy justru mengeluarkan ponsel dari saku rok kotak-kotaknya dengan gerakan santai, dan bersamaan dengan Candy menekan tombol ponselnya, suara aneh itu mendadak berhenti. Justin terperangah konyol saat dia menyadari suara abstrak itu adalah ringtone ponsel Candy. Demi sikat jamban… anak ini benar-benar…

“Oh Halo, Zaynie? Tentu saja. Baiklah, aku akan menemuimu di taman petang nanti. Tunggu aku yaaa, muachhhhh..” Justin meleletkan lidahnya sambil memasang ekspresi jijik ketika Candy meniupkan ciuman untuk Zayn melalui ponselnya, yang langsung dibalas Candy dengan pelototan sangar.

“Apa lihat-lihat?”

“Norak.” Justin menjulurkan lidahnya.

“Oh biasa aja kali, Mblo.” dengus Candy, “Aku kan seorang gadis lucu nan imut yang punya pacar, tidak seperti kau yang hanyalah seorang jomblo ngenes gak laku. okedeh, karena aku akan melewatkan malam yang menyenangkan bersama Zayn, aku harus mempersiapkan diriku baik-baik. bye,” Candy melambaikan tangannya pada Justin yang langsung melongo heran. Eh tunggu. Candy dan Zayn akan bertemu? Petang nanti dan di taman? Justin menjentikkan tangannya. Sepertinya dia harus kembali mengganggu acara ngedet Zayn malam ini.

***

            Avecinna menatap kakaknya yang dengan tega membongkar lemari pakaiannya dengan semena-mena, sementara Candy dengan raut wajah penuh nafsu menarik laci lemari Ave yang berisi dress dan beberapa potong pakaian dalam. Candy masih mengaduk-aduk isi lemari adiknya sementara Ave menatap kakaknya dengan pandangan terluka, tidak terima karena area pribadinya dengan santainya di jamah oleh kakaknya yang super lebay itu.

“Aduh Ave, kenapa kau membeli dress warna kuning tokai begini? Kayak tidak ada yang bagusan saja,” komentar Candy sambil melempar dress sifon yang sedetik kemudian menghantam wajah Avecinna. Avecinna mengernyit kesal. Apa katanya tadi?! Jelas saja dress warna kuning itu adalah hadiah anniv satu bulannya dengan Cody, dan sekarang kakaknya menghina dress nya?

“Itu hadiah dari Cody,” dengus Ave. Candy berhenti dan menoleh pada adiknya, sementara Ave mengangkat alis. Ave berpikir Candy akan merasa bersalah dan meminta maaf, namun ternyata…

“Oh pacarmu yang masih bau ompol itu? Err… seleranya benar-benar rendahan. Aku kan sudah bilang jangan mau kau pacaran dengannya. Ehhh, kau keras kepala dan tetap berpacaran dengannya. Lihat, dia bahkan cuma membelikanmu dress warna kuning tokai. Kalau itu doang sih kau juga bisa melihatnya di jamban setiap hari,” komentar Candy tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun. Ave memberengut, sementara Candy masih membongkar lemarinya.

 “Ini lagi. Ngapain kau memelihara dress warna ijo tokai kuda ini?! Ish, apakah kau tidak punya dress yang cukup bagus?” Candy mengacungkan sehelai dress unyu-unyu dengan aksen pita lebar di bagian belakangnya.

Amnesia (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang