Part 38

1.1K 58 0
                                    

Author’s View

     “Kenapa?” mata Rick Bieber yang cokelat terang dengan pancaran redup tertuju pada sosok putera sulungnya yang memandangnya dengan tatapan serius. “Bukankah kau mencintai Ms. Summer dan karena gadis itu kau meninggalkan Ms. Johnson? Kenapa kau menolak menikah dengannya? Apakah kau tidak siap terkurung dalam komitmen yang serius atau yang lebih parah adalah kau tidak mencintainya dengan sepenuh hatimu?”

Justin tetap diam, dia tidak memberi reaksi apapun. Tidak ada kerjapan mata atau desisan perlahan yang menandakan dia masih mendengarkan ucapan Rick Bieber, ayahnya. Rick mengangkat sebelah alisnya sembari mengarahkan tatapan matanya pada Justin yang masih mengunci mulut rapat-rapat.

“Jawab aku, Justin. Aku bertanya padamu, tidakkah kau mendengar?” Rick yang mulai kehilangan kesabaran berucap dengan nada satu oktaf lebih tinggi dari semula yang membuat Justin mengerjap sembari mempertajam tatapannya.

“Karena aku tidak akan menikahinya hanya untuk mengklarifikasi gosip murahan ini. Tidak. Yang harus kau lakukan adalah memanggil Jill Ingham, kemudian bertanya padanya apa yang dia lihat dan kau harus katakan padanya bahwa segala yang diduganya itu salah.” Justin berkata sembari maju selangkah mendekati ayahnya. Lalu nada suaranya berubah lebih rendah, lebih berat dan terdengar lebih mengancam. “Kau harus menyuruhnya menutup mulut bawelnya dan memastikan kebenaran suatu berita sebelum menyebarkannya. Kau tahu, Sir? Gosip ini tersebar karena Ms. Ingham, bukan karena aku ataupun Candy. Kami tidak melanggara peraturan apapun. Dan tidak melakukan apapun. Jika kau memang kepala sekolah yang punya kuasa disini, kau akan bisa melakukannya dengan mudah.”

Rick terdiam mendengar ucapan puteranya, sementara Justin membuang napas tak peduli, lantas pergi meninggalkan ruangan kepala sekolah dengan kedua tangan terjejal ke dalam saku celana panjang yang dikenakannya. Rick terdiam sambil memandangi punggung Justin yang meninggalkan ruangannya bahkan tanpa persetujuan dan menutup pintu masuk. Dia pikir dia memang harus, dan entah mengapa saran Justin tadi membuatnya merasa seperti laki-laki dengan pikiran paling pendek sedunia. Rick menghela napas, kemudian meraih gagang pesawat telepon yang ada di meja, mendial serangkaian nomor yang akan menyambungkannya dengan pusat tata usaha Ripcurl Senior High School.

     “Yep, Shasha Brown disini, ada yang bisa kubantu, Sir?” sekretaris tata usaha langsung menjawab pada deringan pertama. Rick membuang napas berat, lalu dengan suara setengah mendengkur dia berucap pada Shasha Brown.

“Beritahu Ms. Jill Ingham agar segera datang ke ruanganku. Secepatnya.”

***

     “Menikah dengan Justin? Itu tidak masuk akal! Aku dan dia bahkan belum genap delapan belas tahun! Kupikir Mr. Bieber tidak akan mengajukan syarat sekonyol itu! Berpikirlah sedikit, Caitlin dan errr… haruskah kau kupanggil Miss Sok Tahu hari ini, Miley? Kau berbicara selayaknya seorang psikolog tingkat atas. Kuberitahu kau ya, itu menyebalkan.” Candy berucap nyaring sembari memandang dua gadis berambut panjang yang sejak tadi memberikan wejangan panjang kali lebar kali tinggi padanya.

Amnesia (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang