Part 5

2.1K 116 3
                                    

-Candy's POV-

            Aku menghempaskan pantatku di atas kursi kafetaria, lantas memanggil salah satu pramusaji untuk mengganti hidangan di atas meja yang telah terkontaminasi oleh enzim-enzim berbahaya dari si mata madu mengerikan itu. Salah satu koki kelahiran Texas yang bertubuh ekstragemuk menghampiri mejaku, Miley dan Caitlin sambil membawa sebuah nampan besar dengan setumpuk hidangan menggairahkan di atasnya. Koki itu meletakkan satu demi satu piring makanan di atas meja warna cokelat hangat, kemudian mulai mengambili piring makanan bekas Geng Kompor. Namun, sebelum tangan si koki sempat menyentuh mangkuk sup milik Zayn, aku buru-buru mengamankannya. Sudah jelas alasannya. Ada bekas-bekas calon pacarku disana.

            “Candy, apa yang kau lakukan?” bisik Miley begitu si koki melangkah meninggalkan meja kami. Mata Miley yang hijau kebiruan melirik ke meja Geng Kompor, kemudian kembali menatapku dengan tergesa begitu Justin memelototi kami bertiga. Si mata madu itu punya kondisi temperamen yang buruk. Maunya apa sih? Aku kan sudah memberikannya tanda tanganku yang berharga, apalagi yang kutanda tangani adalah jidatnya. Semua orang tentu akan tahu, si Justin yang agak mirip jamban itu mendapatkan tanda tangan seorang Candeline Summer. Puteri cantik di alam semesta ini.

            “Hah? Tidak apa-apa. Ini bekas Zayn,” kataku seraya menyendok sup ayam tersebut. Aku menghirup aroma sup ayam itu, dan entah mengapa merasakan ada virus-virus cinta yang menggoyang butiran upil di lubang hidungku.

            “Kau benar-benar tergila-gila pada pria timur itu?” tanya Caitlin. Gadis bermata blue diamond itu tengah menyeruput cokelat hangat di gelasnya, kemudian matanya teralihkan pada sosok pria yang duduk di sebelah meja Carmen Salvatore. Aku mengikuti arah pandang Caitlin, dan menemukan sosok pemuda berambut pirang dengan mata biru jernih sedang tersenyum pada Caitlin.

            “Kau tersipu, Cait? Gee, akhirnya ada juga pria yang bisa mendapatkan hatimu.” aku berseru kagum. Hal ini harus dilaporkan pada badan pencatat rekor dunia. Caitlin bisa saja masuk Guinnes Book of Record sebagai gadis pintar yang untuk pertama kalinya terjangkiti virus JambanLovers, ups maksudnya virus-virus dari si peri cinta sok imut, Cupid.

“Apaan sih?” tanya Caitlin pura-pura tak mengerti. Aku menyentakkan kepalaku dengan gaya cuek.

“Logan Lerman… Kapten basket itukah?” tanyaku sembari menyebut nama pemuda tampan yang tadi tersenyum pada Caitlin. Wajah Caitlin semakin memerah, sementara Miley melipat tangannya di dada dengan sikap penuh keberatan.

            “Hell, kalian semua membuatku melting,” gerutunya.

“Apa?” aku dan Caitlin bertanya serempak dengan kening berkerut. “Apa maksudmu, Miley?”

“Mellow tingkat tinggi, alias galau,” balas Miley sendu, “Kalian serius bakal mau mengejar Zayn dan Logan? Lantas bagaimana denganku? Kalian mau membiarkanku menyandang status jomblo sampai aku lumutan?” kata Miley getir.

“Oh Miley,” kataku sembari mengusap tangannya, “Kau kan bisa deketin Mick Rowe yang katanya akan beradu acting denganmu di kelas teater.”

            “WHADDDDS?” Miley terlonjak seperti baru saja mencium pantat kambing secara tidak sengaja, “Plis dech, kalau aku harus jadian sama Mick, mending aku jomblo seumur hidup sampai aku membusuk.” Gadis itu mengaduk supnya dengan garpu, namun kentara sekali bahwa Miley sama sekali tidak berniat melahap makanannya. “Kalian berdua benar-benar mau melepas status jomblo imut kalian? Err… kalian benar-benar isi jamban yang lupa dengan jambannya.” gerutu Miley lagi.

“Sorry Miley,” Caitlin berbicara, “Tapi aku sudah capek. Masa aku harus forever alone sih? Malah mungkin bisa saja hanya aku gadis di Ripcurl yang belum pernah mencopot first kiss ku.” kata Caitlin memelas.

Amnesia (by Renita Nozaria)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang