Jimin terus tersenyum seraya menatap Taehyung yang kini telah membuka matanya. Pemuda itu bahkan sudah bisa membalas tatapannya dengan tatapan jengah miliknya, membuat Jimin semakin melebarkan senyumannya. Dia baru tahu tadi, saat menghubungi Yoongi, kakak sahabatnya itu memberitahunya jika Taehyung baru saja sadar setelah menjalani transplantasi sumsum tulang belakang. Jimin senang. Sangat senang. Karena itu berarti nyawa sahabatnya yang sudah diujung tanduk telah terselamatkan. Dia berjanji akan mengucapkan banyak terima kasih pada orang yang telah menyelamatkan nyawa sahabatnya itu.
Kini, diruangan VIP itu hanya ada dirinya, Taehyung, juga Namjoon dan Hoseok yang lebih memilih duduk diam disofa disisi ruangan. Jimin masih memperhatikan Taehyung dengan senyum tak berkesudahan miliknya.
"Berhenti menatapku seperti itu, Jim!"
"Aku-" ucapan Jimin terhenti saat pemuda itu mendengar pintu ruangan terbuka, menampakan Yoongi dan seorang pemuda yang tampak asing dimatanya duduk disebuah kursi roda. Jimin menautkan alisnya, "Hyung, dia siapa?" tanyanya pada Yoongi.
Yoongi tak mengindahkan, pemuda itu mendekati Taehyung. "Tae," Yoongi tersenyum lembut, menatap Taehyung tepat pada manik adiknya itu.
Taehyung tertegun sesaat. Setelah sadar, dia memang belum bertemu dengan Yoongi. Tadi hanya ada Haneul yang menjaganya sebelum Jimin dan kedua seniornya datang, setelah itu Haneul menutuskan untuk meninggalkan keempatnya karena masih ada hal yang harus diurusnya.
"Annyeong, Tae! Lama tidak bertemu." sapa Baekhyun, pemuda yang sedari tadi duduk dikursi roda, membuat perhatian Taehyung jatuh padanya.
Taehyung menatap Baekhyun heran. Pemuda asing itu terasa tak asing, menurutnya.
Jimin ikut menatap Baekhyun heran, begitu pula Namjoon dan Hoseok saat mendengar kalimat sapa yang keluar dari mulut pemuda itu.
Baekhyun tersenyum tipis saat melihat Taehyung yang terlihat heran mendengar ucapannya. "Nan Baekhyun, jika saja kau lupa."
"Maaf tapi, aku tidak mengingatmu." sesal Taehyung. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Kita-"
"Tae!" Yoongi tiba-tiba memotong ucapan Baekhyun, tapi Taehyung bergeming tak ingin melihat wajah kakaknya itu. Yoongi melirik Jimin, Namjoon, dan Hoseok sekilas, "Bisa kalian keluar sebentar? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan kedua adikku."
"Ah, ne." Jimin hendak berbalik, dia menyempatkan diri untuk mengusak pelan rambut Taehyung, yang tak diberikan respon apapun oleh sahabatnya itu. "Kami tunggu diluar, V!"
Jimin berlalu, disusul Namjoon dan Hoseok yang sedari tadi hanya menjadi penonton ditempat itu.
"Pemuda tadi, apa kau mengenalnya?" Namjoon bertanya pada Jimin saat ketiganya telah mendudukan tubuh mereka dikursi tunggu yang tersedia diluar ruangan.
"Tidak. Aku juga baru pertama kali melihatnya."
"Tapi wajahnya seperti tidak asing." sambung Jimin saat Namjoon hanya terdiam mendengar jawabannya.
"Bukankah mereka mirip?" Hoseok turut buka suara.
"Nugu?" Namjoon mengernyit.
"V dan pemuda itu," jawab Jimin. "Kau juga menyadarinya, hyung? Kupikir hanya aku."
Hoseok mengangguk dan diikuti Namjoon yang mulai turut membenarkan pernyataan itu.
-
"Hyung, apa maksud-mu? Adik? Kedua adikmu?" Taehyung yang semula terdiam karena berusaha mencerna maksud dari ucapan Yoongi akhirnya buka suara. Dia menatap Baekhyun penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)