1

33.5K 1.6K 28
                                    

Helaan napas panjang terdengar saat pria dengan jas putih dan sebuah stetoskop dilehernya itu memperhatikan pemuda yang duduk santai didepannya.

Joongki pikir pemuda didepannya itu akan menangis atau setidaknya terkejut mendengar penjelasannya. Tapi, itu semua terlalu jauh dalam bayangannya. Pemuda itu benar-benar terlihat seperti seorang murid nakal yang mengacuhkan gurunya. Dia mendengarkan semua penjelasan Joongki seperti mendengarkan penjelasan tentang Bahasa Inggris yang jika dia tidak mengerti maka abaikan saja.

"Apa kau pikir ini lelucon?" tanya Joongki serius.

"Aniyo."

"Dan ekspresi itu?"

"Wae?"

"Apa kau tidak cemas, V?"

Pemuda yang dipanggil V itu tersenyum. Senyum yang sangat tipis tapi masih terlihat oleh kedua mata Joongki.

Senyum itu bahkan terlihat menyedihkan bagiku. Kenapa kau selalu sulit kutebak, V? Joongki membatin.

"Apa aku harus menangis?"

"Ne?"

"Hyung, kau taukan menangis bukanlah gayaku? Dan yang terpenting, aku percaya padamu hyung."

"V-ya..."

Lagi, Taehyung tersenyum. "Gweanchana."

-

-

Seorang pemuda dengan seragam sekolah yang terlihat berantakan dan tas punggung hitam yang hanya menyampir dibahu kanannya itu melangkah masuk kedalam rumah besarnya. Langkahnya pelan, berusaha tidak menimbulkan suara walau sedikit pun.

"Apa kau tidak punya mata?"

Suara tajam dan sinis itu terdengar bersama dengan ruang tengah yang semula gelap gulita berubah terang membuat pemuda itu mau tidak mau menghentikan langkahnya yang baru menapak dianak tangga kedua. Diam-diam dia menggerutu.

Sial!

Pemuda itu menoleh, dia mendapati seorang pemuda lain yang berdiri tidak jauh darinya.

"Apa yang kau lakukan sampai selarut ini?" tanya Yoongi. Pemuda itu mulai melangkah mendekati keberadaan adiknya yang masih bergeming dianak tangga.

"Bukan urusanmu!"

"Apa tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan?"

Yoongi berdecih melihat adiknya hanya menyeringai membalas pertanyaan itu. Sungguh, dia muak dengan kelakuan adiknya itu. "Cih, kau memang tidak berguna Kim Taehyung!"

"Bukan urusanmu!" Sekali lagi, jawaban yang sama Taehyung lontarkan. Pemuda itu bahkan lebih memberi penekanan daripada sebelumnya.

Taehyung berbalik, belum sempat dia beranjak, sebuah cengkeraman kuat dibahunya sudah kembali menahannya.

"Bagaimana jika kukatakan itu adalah urusanku?"

Kau terlambat.

Taehyung menoleh menatap cengkeraman tangan Yoongi dibahu kanannya. Dia berujar, "Aku lelah. Bisakah kau lepaskan cengkeramanmu?"

-

Taehyung langsung bergegas menaiki tangga untuk sampai kekamarnya setelah dia berhasil terlepas dari Yoongi. Pemuda itu sedikit meringis sakit akibat kuatnya cengkeraman Yoongi dibahunya. Dapat dipastikan bahu kanannya itu akan memerah setelah ini.

Tepat didepan pintu berwarna cream dan bertuliskan V's area, Taehyung menghentikan langkahnya. Tangannya merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah kunci dengan gantungan kaca berbentuk singa, mencocokannya dengan lubang kunci, memutarnya hingga terdengar bunyi khas saat kunci itu berhasil terbuka.

Membuka pintu kamarnya, Taehyung melangkah masuk. Dia melempar tas punggungnya asal dan langsung menjatuhkan tubuhnya keranjang berukuran king size miliknya. Seketika seprei dengan motif red fire dan background hitam itu menjadi lusuh. Taehyung menatap langit-langit kamarnya, tersedia warna abu terang diatas sana. Dia menerawang.

Malam yang sangat sunyi dan hanya terdengar suara detikan jam didinding yang memenuhi kamar itu. Merasa penasaran, Taehyung melirik kearah jam yang kini menampilkan jarum pendek diangka 2 dan jarum panjang diangka 12. Sudah lewat tengah malam malah bisa dikategorikan pagi. Taehyung mengacak rambutnya kesal. Ah, pantas saja Yoongi berbuat demikian.

Taehyung memejamkan matanya, "Selamat malam, hyung..."

Dan setelah itu dia benar-benar terlelap.

-

-

Tap... tap... tap...

Terdengar langkah kaki Taehyung saat pemuda itu menapakkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu. Seragam sekolah yang cukup rapih sudah melekat ditubuhnya dan tidak lupa tas punggung hitam yang menyampir dibahu kanannya. Rambut orange berponi miliknya hanya ditata seadanya. Itu sudah cukup untuk membuat penampilannya hari ini terlihat sempurna. Tentu. Siapapun tidak akan ada yang berani menyangkal ketampanan pemuda bernama lengkap Kim Taehyung itu.

Seolah menyadari kehadiran orang lain diruangan itu, Yoongi yang semula masih duduk dimeja makan dan sibuk menyuap nasi dari piringnya, segera menghentikan kegiatannya. Pemuda itu melirik sekilas Taehyung saat adiknya itu turut mendudukan tubuhnya tepat dihadapannya. Dalam menit yang sama, Yoongi memilih bangkit tanpa menyelesaikan jatah sarapan paginya dan kemudian berlalu.

"Ck!" Taehyung berdecak. Dia tidak perduli jika Yoongi mengacuhkannya. Itu sudah biasa. Tapi, kakaknya itu bahkan tidak menghabiskan sarapan paginya. Bagaimana jika dia sakit? Membuat Taehyung khawatir saja.

Drrttt... drrrttt...

Getaran yang berasal dari saku celananya membuat pandangan Taehyung yang semula terfokus pada makanan yang tengah disantapnya beralih.

Taehyung merogoh saku celananya, mengeluarkan benda persegi panjang berwarna hitam dari dalamnya. Layar benda itu menyala dan menampilkan notifikasi adanya sebuah pesan masuk.

Alis Taehyung bertaut saat membaca isi pesan masuk itu.

Apa ini?

TBC

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang