5

12K 1.1K 30
                                    

"Bangunlah!" seru Jin.

Yoongi masih menatap heran uluran tangan sahabatnya itu. Sedetik kemudian, dia menerimanya. "Apa yang akan kita lakukan?" tanyanya.

"Jangan bertanya! Bukankah kau sedang malas bicara? Kajja!" Jin tersenyum. Tangan kirinya bergerak untuk merangkul tubuh Yoongi yang memang lebih pendek darinya.

-

"Untuk apa kita kesini?" tanya Yoongi. Pandangannya tertuju pada sebuah gedung besar yang berdiri tegak didepan mereka.

Yoongi melirik Jin. Sahabatnya itu entah benar tidak mendengarnya atau pura-pura tidak mendengarnya karena sahabatnya itu tidak juga menjawab pertanyaannya. Seharusnya sahabatnya itu tau jika dirinya tidak menyukai tempat itu ah, lebih tepatnya tidak ingin datang ketempat itu karena dia tidak ingin bertemu seseorang yang ingin dia hindari.

"Kim Seokjin!"

"Ya! Tenanglah, aku tau apa yang kau pikirkan." Jin kembali melanjutkan saat melihat Yoongi yang hanya mendengus kesal mendengar ucapannya. "Kita kesini untuk melihat club dance yang akan tampil diacara pentas seni kita nanti. Tidak akan lama." tandasnya.

"Apa maksudmu club itu adalah para murid Senior High School?" tanya Yoongi sedikit tidak percaya. Dia kembali melirik gedung besar didepannya. Itu adalah Senior High School.

Jin mengangguk. "Kajja kita turun! Lagipula sudah lama kita tidak kemari setelah kita lulus."

"Aku malas." Yoongi melipat kedua tangannya didepan dada, dia memilih bersandar pada jok mobil dan memejamkan matanya.

"Ya! Cepat turun!" teriak Jin. Pemuda itu sudah meninggalkan kursi kemudi dan kini sudah berada diluar mobil.

Tapi, Yoongi bergeming.

-

'DATANGLAH KEGUDANG BELAKANG SEKOLAH DAN KAU AKAN TAU ALASANNYA'

Untuk sesaat Taehyung terlihat menahan napasnya. Pesan dari nomor asing itu lagi.

Dengan keberanian yang dimilikinya, Taehyung mencoba mengetik balasan untuk pesan itu.

'Siapa kau?'

Lima menit berlalu dan masih belum ada balasan, Taehyung berpikir sejenak. Haruskah dia memberitahu Jimin tentang ini?

Setelah cukup lama larut dengan pemikirannya sendiri, Taehyung memilih bangkit dari tempat duduknya. Pemuda itu berjalan meninggalkan kelas yang sedari awal hanya ada dirinya seorang diri disana. Ini jam istrirahat, murid-murid lain lebih memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka termasuk juga sahabatnya, Jimin.

Walau Taehyung baru menerima pesan dari nomor asing itu sebanyak dua kali tapi, tetap saja itu membuatnya dilanda rasa takut dan gelisah. Taehyung memutuskan untuk mencaritahu dan mengakhiri semuanya.

-

Gelap dan berdebu. Itulah pemandangan pertama yang dilihat kedua matanya sejauh mata itu memandang. Gudang yang terletak dibelakang sekolah, tempatnya berada saat ini memang salah satu tempat yang sangat dihindari para murid Senior High School. Bahkan setelah hampir dua tahun bersekolah disana, untuk pertama kalinya Taehyung menginjakan kakinya diruangan tidak berguna itu.

Tap... tap... tap...

Perlahan tapi pasti, Taehyung semakin berjalan memasuki gudang.

-

"Kita keruang Kepala Sekolah dulu."

Yoongi hanya mengikuti Jin dengan malas. Setelah dilakukan pemaksaan ditambah sedikit ancaman dari Jin akhirnya pemuda itu bersedia turun. Diam-diam Yoongi mengumpat dalam hati. Mana bisa dia menolak jika Jin mengancamnya dengan nilai nol yang mungkin didapatnya karena dia menolak tugas dari guru seni mereka.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang