Kenapa kau mengabaikanku? Aku tahu, aku bersalah. Tapi ini tetap menyakitkan.
Maaf. Karena membuat mimpimu hancur. Aku, tak bermaksud melakukannya.
Tapi kau terus mengusirku pergi disaat aku ingin tetap tinggal, apa yang harus kulakukan?
Tapi sepertinya Tuhan sekarang menghukumku atau mungkin Tuhan sudah berniat mengabulkan keinginanmu? Aku tidak tahu.
Untuk waktu yang singkat aku ingin bersamamu seperti dulu. Kuharap Tuhan mengabulkan itu sebelum pergi membawaku.
Saat itu terjadi, apa kau akan senang? Kuharap tidak.
Dan, benarkah kau membenciku, Yoongi hyung?
Seoul, 16 Agustus 2015
KTHTaehyung menatap kertas putih yang baru saja selesai dia beri noda itu lamat, tersenyum simpul namun lebih terkesan pedih, pemuda itu lantas melipatnya. Menyelipkannya diantara halaman salah satu komik favoritnya.
-
Taehyung tampak terduduk santai. Dihadapannya Joongki terus menatapnya dengan tatapan yang tak pemuda itu mengerti.
"Bagaimana hasilnya hyung?"
"Kau yakin tidak ingin membawa walimu?"
Taehyung mengernyit. "Bukankah kau waliku?"
Joongki hanya bisa mendesah. Dia sedikit lupa bagaimana watak pemuda didepannya itu. Keras kepala.
"Kuharap kau siap mendengarnya,"
Taehyung memutar bola matanya malas. "Katakanlah! Aku sudah siap sedari tadi."
"V..."
"Ne?"
"Ada kerusakan ditulang belakangmu. Sepertinya diakibatkan oleh benturan keras atau mungkin, apa kau pernah mengalami trauma otak sebelumnya? Amnesia?"
Taehyung mengangguk mengerti. Seolah itu sama sekali bukan beban baginya. Terlihat tenang dan menimbulkan ketidakwajaran -bagi Joongki.
"Ini berbahaya V,"
"Benarkah? Apa aku bisa mati?" Taehyung bertanya dengan polosnya yang dibalas anggukan ragu pria didepannya.
"Tidak apa-apa," Taehyung tersenyum. "Terima kasih karena sudah mau memberitahuku yang sebenarnya."
Joongki balas tersenyum. Miris sebenarnya. Dia sangat tak memahami jalan pikiran pemuda didepannya itu. Bagaimana bisa dia terlihat tenang padahal nyawanya dalam bahaya?
-
Hari itu, Taehyung memutuskan untuk berpura-pura. Dia lelah terus mengemis maaf pada Yoongi yang selalu diacuhkan pemuda itu. Taehyung itu hanya manusia biasa dan akhirnya, dia memutuskan untuk menyerah.
Taehyung mencoba berubah. Jika Yoongi terus menindasnya karena dia lemah dengan semua rasa bersalah maka, Taehyung akan menghapus semua rasa bersalah itu. Dia akan melupakannya seolah tak pernah terjadi apapun. Dia akan tersenyum meski hatinya meneriakan luka. Dia akan sekeras batu jika itu memang satu-satunya jalan untuk bertahan.
Jika Yoongi mengacuhkannya, membuat beberapa kenakalan untuk memancing pemuda itu mungkin tak jadi masalah bagi Taehyung.
Jam menunjukan pukul 11 malam saat Taehyung mengendap masuk kerumahnya. Itu adalah kali pertama dia melanggar aturan dengan pulang larut malam. Biasanya dia akan selalu berada dirumah sebelum jam 9 malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)