"Kakimu sudah sembuh?" Namjoon melirik kaki kiri Hoseok yang kini tidak lagi dibalut perban seperti sebelumnya. Pemuda itu terlihat menaikan sebelah alisnya.
"Jauh lebih baik. Kupikir aku sudah bisa mulai berlatih dance lagi sekarang."
"Baguslah tapi jangan terlalu dipaksakan!"
"Hm..." Hoseok berdeham pelan.
"Hoseok-ah,"
Hoseok menoleh, menatap Namjoon yang terlihat berpikir setelah memanggilnya dengan memasang wajah seolah bertanya 'ada apa?'.
"Menurutmu, bagaimana jika kita meminta maaf pada V? Kita berdamai dengannya." Namjoon menahan napasnya. "Aku berpikir V tidak terlibat sama sekali dalam kecelakaan yang menimpamu. Jadi rasanya tidak adil jika..." Namjoon menghentikan ucapannya saat dia bisa melihat sorot mata Hoseok yang menatap heran kearahnya. Apa ada yang salah dengan ucapannya?
Entah kenapa tatapan Hoseok itu membuat semua kata-kata yang susah payah dia siapkan sepanjang malam untuk berbicara pada sahabatnya itu hilang begitu saja. Namjoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kau mengerti maksudku?" tanyanya.
"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi, aku memang akan berdamai dengannya."
Namjoon membulatkan matanya. Dia tidak salah dengar bukan? Diam-diam pemuda itu tersenyum senang.
"Tapi aku tidak akan meminta maaf." lanjut Hoseok membuat Namjoon berganti menatapnya heran.
"Waeyo? Bukankah kita sudah salah karena telah menghakiminya tanpa tau kebenaran yang sebenarnya?"
"Memangnya kebenaran yang sebenarnya itu seperti apa? Apa kau mengetahuinya sampai berkata seperti itu?"
Namjoon terdiam.
"Kenyataannya, Yoongi menabrakku dan adiknya akan menggantikanku mengikuti kompetisi. Apa salah jika aku berpikiran buruk?" Hoseok menghela napasnya, "Tapi sudahlah! Lagipula dia sudah berjanji akan mundur jadi, itu bukan masalah lagi sekarang. Dan satu lagi..."
Namjoon menunggu kelanjutan ucapan sahabatnya itu.
"Kau yang menghakiminya bukan aku!" tegas Hoseok.
Entah kenapa Namjoon mengangguk membenarkan. Toh, itu memang benar. Dia yang telah memukul Taehyung otomatis yang telah menghakimi Taehyung adalah dirinya sendiri dan bukan Hoseok. Tiba-tiba sudut bibir pemuda itu tertarik keatas, membentuk lengkungan manis yang memperlihatkan lesung pipinya.
"Kalau begitu biar aku saja yang meminta maaf. Kau tidak akan marah bukan?"
Hoseok mengernyit, "Untuk apa aku marah?"
"Jadi kau tidak akan marah?" Namjoon tersenyum senang, "Kalau begitu kau temani aku untuk meminta maaf, ne?"
Yah, walau sebenarnya V sudah memaafkanku. Batin Namjoon.
-
Pemuda bermarga Park itu menatap menu makan siangnya dengan tidak berselera. Dia merindukan Taehyung, sahabatnya.
Jimin meraih ponselnya, mengetik beberapa digit angka yang sangat dihapalnya diluar kepala dan langsung menyambungkannya pada sambungan telepon.
"Yoboseyo, Jimin-ah."
Mata sipit Jimin seketika melebar begitu mendengar panggilannya dijawab. Saat mulutnya siap terbuka untuk melakukan acara protes pada lawan bicaranya itu, dia tiba-tiba tersadar sesuatu.
"Yoboseyo?" Lagi, suara diseberang sana terdengar. Jimin kembali melirik layar ponselnya, tertera nama 'Kim Tae' orang yang tengah dia hubungi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)