"Ah, waktu benar-benar cepat sekali." Taehyung berujar seraya bangkit dari tempatnya.
Pemuda itu menatap matahari senja dengan sinar kemerahannya, dia tersenyum sekilas.
"Kau akan pulang ke Rumahmu?" tanya Namjoon. Pemuda itu turut bangkit.
"Apa ada tempat lain?"
Namjoon mengedikan bahu. Dia kemudian mengikuti arah pandang Taehyung dan diam-diam tersenyum saat melihat pemuda itu terlihat begitu mengagumi keindahan langit senja dan ya... Namjoon juga tidak bisa memungkirinya. Warna merah yang menjadi lukisan langit sore itu memang sangat indah.
"Aku pergi."
Ucapan itu langsung mengalihkan fokus Namjoon, dia menoleh ke arah Taehyung dan mendapati pemuda itu sudah memulai langkah pertamanya.
Namjoon bergeming. Dia lebih memilih menikmati punggung Taehyung yang semakin lama semakin menjauh.
-
-
Matahari telah tenggelam, menyisakan sedikit cahaya kemerahan diufuk barat yang semakin memudar. Taehyung berdiri diatas sebuah jembatan, memandang kosong riak air yang mengalir deras dibawahnya.
"Bogoshipo, hyung..." lirihnya hampir tidak terdengar.
Flashback
Alunan melodi rapi dan merdu terdengar digendang telinganya. Taehyung tersenyum, pemuda itu segera mempercepat langkah kakinya.
Disebuah pintu kaca dengan tepian kayu bercat hitam, Taehyung menghentikan langkahnya. Sepasang mata hitam milik pemuda itu menatap nama yang tertera diatas pintu.
Music room.
Tempat yang menjadi tujuannya itu adalah satu-satunya tempat yang sangat disukai Yoongi. Kakaknya itu bahkan bisa menghabiskan sepanjang harinya hanya dengan bergelut dengan alat-alat kesayangannya didalam sana.
Alunan musik itu terdengar semakin jelas, nada ceria yang sangat tidak asing. Taehyung mengintip kedalam, pintu kaca itu sangat memudahkannya.
Sebuah pemandangan yang selalu menjadi favourite-nya telah menyambutnya. Yoongi tengah asik menggerakan kesepuluh jari tangannya menari diatas tuts-tuts piano.
Tanpa ragu Taehyung langsung mendorong pintu didepannya itu. Senyuman indah yang mengembang diwajahnya menjadi pertanda bahwa dia tengah bahagia.
Rupanya, suara pintu yang terbuka membuat Yoongi menoleh. Kesepuluh jemari pemuda itu masih asik meloncat kesana kemari diatas tuts piano dan senyuman manis turut terukir dari bibirnya.
"Kau tidak melupakannya hyung?" Taehyung melangkah mendekati Yoongi.
Dan, bunyi terakhir dari nada yang keluar itu menjadi tanda bahwa Yoongi baru saja menyelesaikan permainannya.
"Aku tidak lupa." balas Yoongi. Pemuda itu bangkit dari tempatnya lantas menarik Taehyung untuk mengikutinya.
Yoongi membawa Taehyung kesalah satu pojok ruangan. Ruang musik itu cukup besar dan luas, Taehyung baru menyadarinya. Disana terdapat banyak macam alat musik, sebuah lemari mini dan meja belajar. Entah apa gunanya tapi, kali ini sepertinya meja belajar itu sangat berguna. Diatas meja belajar itu terdapat sebuah kue dengan krim cokelat disekelilingnya dan lilin menyala bertuliskan angka 15 yang sengaja Yoongi letakan disana.
Taehyung terperangah. Dia menatap Yoongi tidak percaya. Benarkah kakaknya itu yang menyiapkan semuanya?
"Mana mungkin aku melupakan ulang tahun adikku, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)