Cklek!
Pintu ruangan itu terbuka. Yoongi mengalihkan tatapannya, menoleh dan mendapati Taehyung, selaku si pelaku pembukaan tengah melangkah menghampirinya.
Tidak.
Taehyung menghampiri Baekhyun yang masih setia memejamkan matanya. Pemuda itu tersenyum sendu.
Kini, hanya mereka bertiga di ruangan itu.
Sunyi.
Hanya mesin EKG yang berbunyi teratur menjadi satu-satunya sumber suara diantara mereka.
"Miane..."
Yoongi mendengar permintaan maaf itu tapi, pemuda itu masih diam dan enggan buka suara. Meski sebuah pemikiran sempat terlintas diotaknya. Taehyung meminta maaf padanya?
Lalu, saat kedua matanya menangkap Taehyung yang masih sibuk menatap Baekhyun dengan mata sayunya, sepertinya dia salah.
Yoongi terlalu percaya diri.
"Miane hyung," Lagi, suara Taehyung terdengar.
Pemuda itu masih menatap Baekhyun. Mengacuhkan Yoongi yang sedari tadi juga duduk dikursi disamping kembarannya berbaring.
"Aku minta maaf,"
Yoongi berjengit kaget saat Taehyung yang tiba-tiba beralih menatapnya. Tatapan mata sayu Taehyung seolah menguncinya, membuatnya sulit berkata atau sekedar menggerakan anggota tubuhnya.
"Aku tidak bermaksud mengatakan semua itu," Taehyung menghela napas. Memejamkan matanya sesaat dan membukanya kembali bersamaan dengan seulas senyum yang dia paksakan. "Seharusnya aku tidak boleh berkata seperti itu, bagaimana pun-"
Yoongi segera tersadar dari keterkejutannya. Pemuda itu bergerak bangkit dari kursinya dan menggeleng tegas. Memotong kalimat Taehyung sebelum pemuda itu sempat menyelesaikannya. "Ani. Kau benar."
Yoongi berpaling menatap Baekhyun. Melihat wajah damai yang terlelap itu. "Aku memang hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandangku sendiri, aku tidak berusaha memikirkan orang lain, dirimu. Kurasa aku... aku memang orang yang egois. Maafkan aku!"
Damai tapi membuat sebuah ketakutan besar didalam dirinya.
Yoongi tak menyukainya. Dia berharap Baekhyun akan membuka mata secepatnya.
"Seharusnya aku melindungimu tapi, tanpa kusadari aku justru lebih sering menyakitimu. Yang kulakukan, awalnya kukira aku hanya berusaha membela dan melindungi adikku tapi..." Yoongi menghela napas, beralih kembali menatap Taehyung. "Kenyataannya aku hanya tersulut emosiku sendiri. Tindakanku tak membuat semuanya menjadi lebih baik. Maafkan aku. Aku..."
"Minta maaflah pada chanyeol!"
Diluar ruangan, Jin mengurungkan niatnya yang semula akan membuka pintu. Pendengarannya bekerja dengan sangat baik. Karena itu, dia tidak ingin menggangu suasana didalam sana.
Jin memilih berbalik menuju kursi tunggu yang tersedia dilorong. Meletakan beberapa makanan yang baru saja dibelinya, pemuda itu menghela napas tepat setelah berhasil mendudukan tubuhnya.
Tatapannya tertuju pada pintu putih ruang rawat Baekhyun yang tertutup rapat.
Setelah semua ini, semua akan baik-baik saja bukan?
-
-
Satu bulan kemudian.
-
-
Masih ditempat yang sama. Dengan aroma obat dan warna serba putih yang menjadi ciri khasnya. Pemuda itu masih setia menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)