24

6.2K 759 51
                                    

Baekhyun menepikan mobilnya tepat didekat gerbang Senior High School. Sekilas pemuda itu memperhatikan sekelilingnya.

Baekhyun lalu melirik Taehyung yang berusaha melepaskan sabuk pengaman yang sempat digunakannya. "Sekolahmu bagus juga." ujarnya diiringi senyuman.

"Tentu saja. Jadi, apa kau berniat merubah keputusanmu?"

Baekhyun mengernyit, "Keputusan apa?"

"Tentang tinggal bersama Seungchul ajhussi, lebih baik pikirkan kembali!"

Baekhyun terdiam. Pemuda itu menatap Taehyung kemudian mendengus. Kenapa kembarannya itu selalu seperti itu? Mengajaknya berbicara tapi tidak menatapnya.

Tanpa memperdulikan Baekhyun, Taehyung langsung turun dari mobil. Pemuda itu menyampirkan tas punggungnya asal, "Gomawo." Dan, tanpa menoleh kembali kearah Baekhyun, dia melangkah meninggalkan kembarannya yang hanya bisa berdecak tak percaya atas kelakuannya.

-

"Kau hanya perlu berada disampingnya. Taehyung... membutuhkan dukunganmu."

Kalimat Jin terngiang kembali dikepala Yoongi. Pemuda itu menghela napas. Sudah sejak satu jam yang lalu Jin meninggalkannya karena sahabatnya itu mempunyai urusan penting yang tidak bisa dia tinggalkan. Dan karena itulah, kini dirinya berakhir seorang diri ditempat ini.

Yoongi mengamati kembali sekelilingnya. Sepi. Jalanan tempatnya berada saat ini, tidak ada satu kendaraan lain pun yang melewatinya. Hanya ada pohon-pohon berjejer sepanjang jalan, sisi kiri-kanannya dipenuhi tanah luas yang ditumbuhi ilalang dengan langit biru yang membentang diatasnya. Tempat ini indah. Itu yang seketika melintas dipikirannya. Membuatnya betah untuk tak beranjak dari sana.

Mata itu perlahan terpejam saat lembutnya sentuhan angin menyapu wajahnya lewat kaca jendela mobil yang sengaja pemuda itu biarkan terbuka.

"Disampingnya?" lirihnya pelan.

-

Yoongi mendengus kesal, "Kita bertiga harus bicara."

Taehyung sempat terkejut sebelum akhirnya pemuda itu hanya mengangguk.

"Baekhyun juga harus tahu jika kau tidak ingin dia berakhir dengan membencimu,"

"Hm..."

"Aku tidak ingin dia menyesal seperti yang pernah kurasakan,"

Pernyataan itu sontak membuat kedua pasang mata itu saling bertemu. Satu dengan tatapan sedih dan cemas, satu lagi dengan tatapan sedih dan menyesal.

"Bisakah hyung bersikap seperti biasa saja? Dan jika boleh, aku ingin kembali ke sekolah." Taehyung menatap Yoongi memohon, "Kumohon!"

Taehyung berjalan santai menuju kelasnya. Pemuda itu hanya tersenyum tipis mengingat percakapannya dengan Yoongi semalam. Sangat tipis hingga orang lain tak akan menyadarinya.

Taehyung sesekali mengamati bagian-bagian koridor panjang yang dilewatinya. Lalu menoleh kebelakang. Dia sudah berjalan jauh meninggalkan gerbang sekolah. Senyumannya mengembang lebih lebar saat pemuda itu menunduk untuk menatap kakinya yang terus melangkah pelan. Setidaknya dia masih bisa berjalan untuk saat ini, itu yang dipikirnya.

"V!" Pekikan dari arah belakang itu membuat Taehyung menghentikan langkahnya dan menoleh. Senyuman pemuda itu mengembang semakin lebar lagi mendapati sang sahabat, Jimin yang tengah berlari menyusulnya.

"Kenapa tidak bilang padaku hari ini kau masuk?" cerocos Jimin begitu saja setelah jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah saja.

"Kejutan." cengir Taehyung.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang