Taehyung berlari dilorong Rumah sakit. Pemuda itu tak perduli meski langkah cepatnya itu menimbulkan kegaduhan. Sejenak, dia menghentikan lajunya, menopang tubuhnya pada tembok disampingnya dengan sebelah tangan dan berusaha menetralkan napasnya yang memburu. Dadanya sesak, kakinya lemas, dan pikirannya cemas. Tak memperdulikan rasa pusing yang sedikit mulai mendera kepalanya, pemuda itu kembali mempercepat langkahnya.
Selangkah... dua langkah...
Langkah Taehyung semakin melambat. Matanya sudah berkaca-kaca sedari tadi. Kini, tatapannya terfokus pada sosok wanita yang tengah menangis dipelukan seseorang.
"Eo-eomma..." lirihnya teramat pelan.
Haneul, wanita itu menoleh. Menampakan wajah kusut dan sembabnya. Tidak ada lagi make up yang biasa menghiasi wajahnya. Kini, wajah itu terlihat begitu kacau.
Haneul melepaskan pelukannya dari Seungchul. Pria itu juga dalam keadaan yang tak jauh berbeda. Berantakan. Bahkan Taehyung masih bisa melihat jejak-jejak air mata dikedua pipinya.
"Baek hyung... dia baik-baik sajakan?"
Air mata yang sempat terhenti itu kembali mengalir begitu saja. Haneul bangkit dan merengkuh Taehyung kedalam pelukannya. Wanita itu kembali menangis dipelukan putranya.
"Semua akan baik-baik saja. Ya, semua pasti akan baik-baik saja." lirih Haneul disela isakan pilunya.
Taehyung membalas pelukan hangat yang selalu dirindukannya itu. Air mata yang semula masih bisa ditahannya kini mengalir begitu saja. Pemuda itu turut terisak.
"Eomma, Baek hyung baik-baik saja bukan?" tanyanya dengan suara serak karena menangis.
Haneul tak menjawab. Wanita itu justru mempererat pelukannya terhadap Taehyung seolah takut putranya itu akan pergi meninggalkannya. Tangisannya semakin menjadi.
Tak mendapat jawaban yang diinginkan dari sang ibu, Taehyung beralih menatap Seungchul yang tengah menatap sendu mereka. Tatapan matanya seolah bertanya 'apa yang terjadi'.
Seungchul mengerti arti tatapan itu. Hingga satu kata yang dikeluarkannya, cukup keras menampar Taehyung. Membuat pemuda itu terbelalak dengan sorot sendu sarat akan ketidakpercayaan.
"Baekhyun... koma Tae."
-
Chanyeol terduduk lemas dilantai koridor Rumah sakit. Pemuda itu terus menunduk, menyembunyikan air mata yang tak henti mengalir dari kedua matanya meski tak diiringi dengan isakan.
3 jam yang lalu, Baekhyun dilarikan ke Rumah sakit dalam keadaan yang sangat kritis setelah tubuhnya terlembar akibat mobil yang menabraknya. Pemuda itu banyak kehilangan darah bahkan, jantungnya sempat berhenti berdetak. Menyaksikan kejadian itu secara langsung didepannya membuat Chanyeol takut, panik, dan cemas disaat bersamaan. Dia hanya bisa terus menatap kedua tangannya yang tak berhenti bergetar setelah tubuh Baekhyun dimasukan ke ruang ICU. Tapi, perintah seorang suster yang memintanya untuk segera menghubungi keluarga pasien membuat Chanyeol tersadar. Dengan segera dia menelpon Seungchul dan memberitahu keadaan Baekhyun.
Chanyeol dan Baekhyun itu tidak dekat kecuali untuk balapan. Mereka itu bukan teman kecuali teman sekelas. Tapi, Chanyeol juga tidak mempunyai siapapun disisinya selain Baekhyun.
Dan kini, pemuda itu tengah sekarat karena ulahnya. Ya, hampir bisa dikatakan seperti itu. Bagaimanapun, semuanya memang dimulai karena dirinya. Baekhyun koma karenanya. Chanyeol benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia sudah menceritakan semuanya pada Seungchul tapi, pria yang dia ketahui adalah ayah dari Baekhyun itu tidak melakukan apapun padanya dan hanya mengatakan 'Baekhyun pasti akan baik-baik saja'.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)