33

7.1K 659 75
                                    

Wajahnya pucat. Dia terduduk diranjang rumah sakit dengan pandangan kosong, menatap langit sore yang mulai memudar digantikan malam.

Sebuah selang dengan jarum yang masih menancap dilengan kirinya masih setia mengalirkan cairan infus, dia bergeming.

Takdir sungguh mempermainkannya. Entah apa kini yang terasa dihatinya, semua terasa kabur terbawa oleh kepergian seseorang. Sedih, dia bersedih karena kehilangan seseorang yang berarti. Kecewa, dia kecewa karena takdir memberinya sebuah rasa kehilangan. Marah, dia marah karena ditinggalkan. Bahagia, haruskah dia bahagia?

Kau pasti sudah tenang dan tidak akan merasakan sakit lagi. Tapi, apa aku harus bahagia? Kau pergi Tae... sangat jauh, kau meninggalkanku.

Dan kini, aku tidak bisa berharap kau akan kembali.

Jin menatap sendu punggung Yoongi dari ambang pintu ruang rawat, sahabatnya itu tampak begitu rapuh.

Sudah terhitung empat hari Yoongi sadar dari masa kritisnya tapi kini, pemuda itu berubah menjadi patung hidup. Sejak kabar kematian Taehyung terdengar oleh telinganya tepat beberapa jam setelah dia tersadar, Yoongi langsung mengamuk. Dia tidak percaya Taehyung telah meninggalkannya. Dia tidak percaya Taehyung tidak akan pernah kembali meski dia menunggunya. Dia tidak percaya Taehyung telah pergi... sangat jauh. Karena itu Yoongi mengamuk.

Yoongi menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian Taehyung. Meski dia tak terlalu mengingat apa yang terjadi saat kecelakaan itu terjadi. Tapi, Taehyung pergi karenanya. Karena melindunginya. Itu yang dia tahu.

Flashback

Yoongi mengurungkan niatnya yang semula akan membelai rambut halus Taehyung yang kini tertidur dipangkuannya.

Tes...

Lagi, air mata itu jatuh begitu saja.

Yoongi lebih memilih untuk menatap jendela mobil daripada melihat Taehyung yang tampak nyaman dipangkuannya.

"Aku... menyayangi kalian."

Meski pelan tapi Yoongi masih bisa mendengarnya dengan jelas. Dalam hati dia menjawab,

Aku juga menyayangimu, Tae.

Lalu tepat setelah kalimat itu terucap dari hatinya, suara tubrukan keras tiba-tiba terdengar. Yoongi menoleh cepat kearah asal suara -menurutnya. Matanya terbelalak saat mendapati sebuah truk oleng melaju kearah mereka.

"Taehyung keluar sekarang!" Serunya panik.

Taehyung juga melihat kondisi itu. Tapi pemuda itu bergeming. Tak berniat untuk menuruti perintah Yoongi. Meski dia terlihat gelisah.

"Apa yang kau lakukan? CEPAT TURUN!"  Yoongi mulai meninggikan nada suaranya.

"Aku tidak bisa," Taehyung menggeleng lemah, menatap Yoongi dengan mata berkaca. Dia takut.

Yoongi yang mendengar itu menatap Taehyung tak mengerti. Lalu, tatapan pemuda itu terpaku pada kaki Taehyung.

"Hyung, keluarlah! Aku tidak apa."

Terlambat bagi Yoongi untuk mencerna apa yang sebenarnya telah terjadi pada Taehyung. Sebelum keduanya berhasil keluar dari mobil, truk oleng itu telah menghantam mobil mereka lebih dulu dari arah pinggir, membuat mobil mereka pada akhirnya berguling-guling dijalan sebelum mendarat dengan keras.

Taehyung terluka sangat parah karena truk menghantam tepat dari sisinya berada. Pemuda itu sudah setengah sadar saat hantaman terakhir dari benda yang berada didalam mobil mengenai tubuhnya yang berusaha melindungi tubuh Yoongi.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang