Ceklek...
Suara pintu dibuka terdengar jelas. Yoongi masih bergeming pada posisinya. Menatap kosong jendela ruang rawatnya.
Baekhyun melajukan kursi rodanya sendiri, dia memang sengaja meminta Chanyeol hanya untuk mengantarnya sampai didepan kamar. Dia ingin berbicara berdua dengan Yoongi.
"Hyung, ini aku," Baekhyun menghentikan kursi rodanya. Pemuda itu menatap langsung punggung Yoongi yang membelakanginya.
"Pergilah! Aku ingin sendiri,"
Baekhyun tersenyum kecut mendengar itu. Setelah kabar kematian Taehyung didengarnya, dia belum sekalipun bertatap muka dengan Yoongi dan sekarang, kakaknya itu malah mengusirnya?
"Kau mengusirku?"
Lebih dari kata kehilangan, adakah ungkapan lain? Jika memang ada, Baekhyun ingin sebuah ungkapan yang lebih tepat untuk menjabarkan hatinya saat ini, tepatnya setelah kepergian Taehyung. Hampir tiga belas tahun mereka dipisahkan dan baru beberapa bulan yang lalu mereka kembali dipertemukan. Lalu, sebuah perpisahan dengan pertemuan terakhir yang buruk terjadi diantara mereka, adakah hal lain yang lebih buruk agar Baekhyun kembali jatuh dengan segala rasa bersalah juga sesal yang menggrogoti hatinya? Baekhyun pikir perasaannya juga tak kalah berantakan seperti perasaan Yoongi saat ini. Jika bisa, Baekhyun sangat ingin memutar waktu. Dia menyesal. Sangat-sangat menyesal. Tapi, Baekhyun juga tak ingin terus terpuruk.
"Kau harus menerimanya hyung, dia tidak akan tenang jika kau terus seperti ini."
Saat ini, Baekhyun hanya tengah berusaha mengikhlaskan. Meski sangat berat dan sulit, dia berusaha untuk memahaminya. Mungkin dengan cara memahami dia akan bisa menerimanya.
"Aku hanya ingin sendiri,"
Baekhyun menatap sendu punggung Yoongi. "Aku ingin menemuinya hyung,"
Hening.
Tidak membalas bahkan untuk sekedar menoleh pun Yoongi enggan. Pemuda itu terpekur dalam lamunan panjang yang diisi penuh dengan bayangan seseorang. Taehyung.
"Kita harus menemuinya dan meminta maaf, kita... bahkan tak bisa hadir dalam upacara pemakamannya,"
Tapi bukan berarti dia tak mendengar saat kalimat itu keluar dari mulut Baekhyun.
Yoongi terkesiap. Terlihat punggungnya yang tersentak pelan. "Dia... pasti bahagia," menghela napas sebelum, "kita tidak hadir untuk menyumbangkan tangisan disana." Dia tertunduk dalam.
"Taehyung pasti menangis sekarang karena kau seperti ini," Baekhyun memalingkan pandangannya. Enggan terus menatap punggung Yoongi.
"Setidaknya aku tidak bisa melihatnya menangis karena dia... tidak ada disini,"
"Kau sangat mengecewakan. Kukira kau adalah hyung yang sangat baik tapi ternyata tidak."
Yoongi bungkam. Pemuda itu juga masih tidak mau menolehkan kepalanya untuk menatap Baekhyun yang masih setia dibelakangnya, menunggunya untuk menoleh dan melihat kearahnya walau untuk sebentar saja.
"Jika semenyakitkan itu kepergian Taehyung lalu, kenapa kau pernah membencinya saat dia ada?"
Yoongi tidak tahu darimana Baekhyun mengetahui satu masalah itu. Seingatnya, dia belum pernah menceritakannya. Bahkan Haneul juga tidak pernah mengetahui masalah itu. Tentang rasa bencinya pada Taehyung saat itu.
"Aku juga adikmu. Adikmu yang lain. Aku tidak bersama kalian tapi bukan berarti aku tidak ada. Apa kau melupakanku? Kau begitu terpuruk karena kepergian Taehyung lalu menurutmu, bagaimana denganku? Aku juga sama. Apa yang harus kulakukan disaat aku butuh penopang, penopang yang kubutuhkan ternyata jauh lebih rapuh dariku?" Baekhyun menghela napasnya, "aku tidak memintamu untuk melupakan Taehyung tapi... hanya mengiklaskan. Aku tahu itu sulit tapi kita akan bersama-sama mencobanya, apakah itu tidak bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
FanfictionAku takut tidak bisa kembali jika aku pergi.-Taehyung (COMPLETE)