9

576 16 0
                                    


di rumahnya. diantarkan pulang oleh tante Aulia dan juga Rizky.

"tante, mau mampir dulu?" tanya dinda yang turun dari Mobil

"enggak usah, lain kali saja. Tante ada urusan yang harus diselesaikan." ucap tante Aulia

"ya sudah tante, dinda masuk dulu." dinda

"iya, salam untuk mama mu." ucap tante aulia

"iya tante." ucap dinda

"Dinda, kamu gak pamitan dulu sama Rizky? Nanti kangen Loh." ucap tante aulia

"mama apa-apaan sih?" ucap Rizky

"biasanya kalau ABG zaman sekarang, sebelum pacarnya masuk rumah suka kangen-kangenan dulu. Kenapa kalian enggak?" ujar tante aulia

"Lebay deh, mama ! Sok tau bgt ! Buat apa coba?" ucap Rizky

"jangan salah, gini-gini mama juga pernah muda. Waktu mama dan papa kamu masih pacaran, papa kamu selalu nganterin mama pulang, cium kening mama sebelum mama masuk rumah. Romantis kan? Kenapa kalian gak ada romantis-romantisnya coba?" ucap tante aulia

"ya ampun mama, ngajarin anak itu yang bener. Rizky sama dinda kan belum mukhrim." ucap Rizky

"apa? Belum mukhrim? Berarti kamu berharap dong jadi mukhrim dinda? Kamu gak nolak perjodohan ini lagi kan?" ucap tante aulia

"udahlah, gak penting. Mendingan kita pulang aja." ucap Rizky

"ya udah, dinda, tante sama Rizky pamit ya :)" pamit tante aulia

"iya tante, hati-hati." ucap dinda

Dindapun masih berdiri di halaman rumahnya sampai mobil Rizky tak nampak lagi.

"Cielah . . . Dianterin siapa? Calon mertua ya?" tanya Rangga yang datang menghampiri dinda

"kok Lo bisa tau sih kak? Ngintip ya?" ucap dinda

"kalau iya emangnya kenapa? Haha . . Ngomong2 siapa sih cowok yg mau dijodohin sama Lo? Kenalin dong ke gue. Gue kan abang Lo." ucap rangga

"kepo bgt sih Lo? Mau tau aja." ucap dinda berlalu

"dasar anak curut ! Pelit bgt sih Lo. Tinggal kasih tau aja apa susahnya? Huh." ucap Rangga

***

dinda merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sepertinya Dinda terlihat begitu resah mendengar keputusan tante Aulia bahwa perjodohan mereka akan berlanjut ke tahap yang lebih serius yaitu proses pertunangan.

"kenapa gue harus ngalamin semua ini sih? Kenapa hidup gue menderita kayak gini? Lebih menderita dari penderitaan anak tiri tau gak? Aduhhh . . . Gue harus gimana nih..?" ucap dinda

'drrrtttt . . . drrrttt . . .' handphone dinda bergetar, sebuah panggilan dari Vinessa.

"hallo . . Ada apa Vin . . ?" ucap dinda memulai pembicaraan

"hallo juga my sweety dinda . . Nanti siang jadi kan nganterin gue ke mall ?" tanya Vinessa

"iya, jadi. Tenang aja lagi." ucap dinda

"ya udah, sampai ketemu nanti siang . . ." ucap Vinessa menutup pembicaraan

Dinda menarik nafas dan membuangnya perlahan. Ia tak tau lagi harus melakukan apa, agar perjodohan ini dibatalkan.

'drrrrtttttt . . . drrrrtttt . . .' handphone dinda bergetar lagi

"OMG Hellowww . . !! Siapa lagi sih ?? Ganggu gue aja tau gak,, gue itu lagi capek." ucap dinda mematikan handphonenya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.

Cinta Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang