18

505 16 0
                                    


Dinda masih setia menunggu Rizky disana. Vinessa datang membukakan pintu ruangan Rizky. Dan membawa obat yg baru ditebusnya dari apotek.

"Ciiieeeee yg lagi berduaan. Hati-hati Loh yg ketiga itu syetan." ucap Vinessa

"iya, syetan nya itu Lo !" ucap Rizky

"Loh, kok gue? gak segitunya juga kali." ucap Vinessa

"hmmm . . Ngomong-ngomong thank's ya, kalian berdua udah nolongin gue. Gue gak tau apa jadinya kalau gak ada kalian." ucap Rizky

"harusnya gue yg bilang makasih, karena Lo udah nolongin gue semalem. Kalau gak ada Lo mungkin gue udah mati masuk jurang." ucap dinda

"hah? Masuk jurang? Kok bisa" kaget Vinessa

"iya, semalem gue kepeleset hampir masuk jurang. Gue hampir jatuh waktu itu. Gue bener-bener takut. Tapi untungnya ada dia." ucap dinda

"semua itu gak gratis." ucap Rizky

"jadi Lo gak ikhlas nolongin gue?" tanya dinda

"ya iyalah, harus ada imbalannya." ucap Rizky

"ya ampun,, Ky . . . Lo segitunya bgt sama dinda?" ucap Vinessa

"imbalannya apa? Gue pikir Lo itu ikhlas bantu gue." ucap dinda

"Lo harus temenin gue kemanapun gue pergi, terus Lo harus lakuin semua apa yg gue suruh, dan Lo harus penuhi yg gue minta. Dan itu berlaku selama satu minggu." ucap Rizky

dinda dan vinessa kaget mendengar ucapan Rizky.

"whattt ??? Lo gila ya ??? Itu sama aja Lo perlakuin gue kayak babu Lo !!! Gue gak mau . ." ucap dinda

"ya udah kalau Lo gak mau,, gue bakalan minta imbalan yang lebih banyak dari pada ini." ucap Rizky

"iya, iya, iya deh. Gue mau." ucap dinda tanpa berfikir panjang lagi.

"nahhh, gitu dong . . ." Rizky

"din, Lo serius ambil keputusan ini?" tanya Vinesa

"iya, cuma seminggu doang kan? Gak jadi masalah buat gue." ucap dinda

***

Rangga menatap Langit biru dari balkon kamarnya. Ia khawatir akan keadaan dinda.

"dinda udah ketemu belum ya..??? Apa gue susul aja ke sana..??? Tapi nanti mama curiga.." ucap Rangga

tiba-tiba handphone Rangga bergetar.

'drrrttttt . . . drrrttttt . .'

Rangga menatap layar ponselnya. Terlihat nomor yang tak di kenal menghubunginya.

"Hallo.. Dengan siapa ini?" ucap Rangga mengangkat teleponnya.

" . . . . . . . . . . . . ."

"ternyata Lo? Haha gue kira siapa? Gimana kabar Lo,, bro?" tanya Rangga padanya

" . . . . . . . . . . . . . ."

"gue juga baik-baik aja disini. Rencananya Lo mau balik ke Jakarta ya? Kapan?" ucap Rangga

" . . . . . . . . . . . . . . ."

"Serius ??? Ya udah, nanti gue jemput Lo di bandara."

" . . . . . . . . . . . . . . ."

"iya santai aja. Kita kan temenan dari kecil. Lo kan udah dianggap kayak keluarga gue sendiri. Jadi gak masalah kalau Lo mau tinggal di rumah gue untuk sementara waktu." ucap Rangga

" . . . . . . . . . . . . . ."

"yaa,, sama-sama . ." ucap Rangga menutup teleponnya.

***

Cinta Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang