Dinda melangkahkan kakinya memasuki rumah.
Terdengar suara Rangga dan Billy dari arah kamar Tante Maeeva."Kak Rangga sama Kak Billy ngapain dikamar mama?" ucap dinda. Dindapun berjalan menuju kamar Mamanya.
"Dinda . . . " ucap billy
"mama ?? Kenapa mama bisa kayak gini ?? Apa yang terjadi . . .?" kaget dinda ketika mamanya terbaring lemah tak sadarkan diri.
"gue juga gak tau, tiba-tiba rangga teriak manggil gue dan tante maeeva udah jatuh pingsan. Rangga, coba Lo jelasin." ucap billy
"kak Rangga, apa yg membuat mama pingsan?" tanya dinda
"tadi ada 2 bodyguard datang ke rumah."
"apa? Bodyguard?" ucap billy
"iya, mereka tiba-tiba dateng dan langsung ngasih tau mama kalau papa punya hutang sama Bos mereka sebesar 7 milyar. Papa minjem uang itu sejak 3 bulan yang lalu." jelas Rangga
"hah? Papa punya hutang? Sama siapa? Sebanyak itu? Buat apa, coba? Kenapa papa gak pernah kasih tau?" dinda terlihat begitu kaget
"gue juga gak tau. Bodyguard itu ngasih bukti berupa surat perjanjian yang ditanda tangani papa. Didalam surat itu papa harus bayar utang nya hari ini juga. Tapi mereka kasih waktu 1 minggu, jika dalam waktu 1 minggu kita gak bisa balikin uang 7 milyar itu, rumah ini akan disita." ucap Rangga
"Disita ???" ucap dinda dan billy bersamaan.
"iya . . ." ucap rangga menundukkan kepalanya.
"pantas, mama langsung pingsan dengernya. Dari mana kita dapet uang 7 milyar dalam waktu 1 minggu. . . . ??? Itu mustahil . . . Kenapa bisa kayak gini?" ucap dinda
"yang gue heranin, kenapa papa malah pergi ke luar kota...?? Apa dia benar-benar kerja buat perusahaannya...?? Ataukah dia mau lari dari kenyataan? Dengan gampangnya, dia lepas tanggung jawabnya gitu aja.." ucap Rangga
"kalian jangan emosi dulu. Selesaikan masalah dengan kepala dingin. Kita cari solusinya sama-sama." ucap Billy
"nggghhh . . ." tante Maeeva telah sadar . . .
"mama . . Mama udah sadar?" ucap dinda duduk ditepi tempat tidur.
"mama dimana?" ucap tante Maeeva bingung.
"mama ada dikamar. Tadi mama pingsan." ucap Rangga.
"tante istirahat aja dulu, jangan banyak fikiran. Nanti kondisi tante bisa drop." ucap Billy.
"mama gak usah mikirin hal itu lagi biar kita cari jalan keluarnya sama-sama." ucap dinda
"mama gak mau libatin kalian dengan masalah ini. Terlebih lagi,, kamu billy." ucap tante
"billy udah anggap tante sebagai mama billy sendiri. Billy bakalan bantu keluarga tante semampu Billy." ucap billy
"thank's Bil, Lo terlalu baik sama keluarga gue." ucap Rangga
"gue baik, karena kalian juga baik sama gue. Gue bakalan bantu sebisa gue." ucap billy
"mah, dinda keluar dulu." ucap Dinda keluar dari kamar mamanya
***
Dinda berdiri di balkon kamarnya. Sepertinya ia begitu terpukul atas berita itu.
"gue harus dapetin uang 7 milyar itu. Gue gak siap jika harus meninggalkan rumah ini. Gue gak tau gimana jadinya kalau rumah ini nanti disita." ucap dinda
"apa gue kerja di Cafe Vinessa aja kali ya? Siapa tau dia butuh pelayan Cafe. Gue harus hubungi dia sekarang." Dinda mengambil ponsel di tasnya dan menghubungi Vinessa.