Dinda telah tiba diantara kerumunan orang-orang. Sepertinya mereka adalah para penonton yang akan menyaksikan balapan motor yang terbilang liar."Ya tuhan, apa yang harus hambamu lakukan?" batin dinda
"gue gak mau kak Rangga ikutan balapan liar itu. Gue gak mau sesuatu terjadi sama dia." ucap dinda
terlihat wajah dinda begitu khawatir. Dinda sangat cemas pada kakaknya itu.
"kak Rangga, please ! Jangan lakuin hal konyol kayak gini. Apa yang harus gue lakuin? Gue bener-bener bingung." ucap dinda
tanpa berfikir lama lagi, dinda langsung berlari menghampiri Rangga ke area balapan. Ia berniat mencegah Rangga agar tak mengikuti balapan liar ini.
"kak, gue mohon sama Lo. Lo jangan ikutan balapan ini. Gue mohon kak.." ucap dinda memohon pada rangga
"Lo ngapain disini? Mau apa, hah?" Rangga kaget karena dinda tiba-tiba datang menghampirinya.
"kak tolong, jangan lakuin hal bodoh kayak gini. Apa Lo gak sayang sama mama?" tanya dinda
"gue lakuin ini semua buat mama, buat Lo, dan buat keluarga kita dinda. Mendingan Lo pergi dari sini." ucap Rangga
"gue gak bakalan pergi sebelum Lo ikut gue pulang." ucap Dinda
"Lo pulang sekarang, atau gue marah besar sama Lo !" bentak Rangga
"Gue takut Lo kenapa-kenapa, apa salah gue larang Lo? Hah? Apa salah? Gue khawatir sama Lo, kak ! Gue takut sesuatu buruk terjadi sama Lo ! Gue gak mau itu terjadi !" dinda balas membentak
"Lo jangan malu-maluin gue disini ! Mendingan Lo pulang ! Pergi dari sini ! Jangan ngelarang gue dan berhenti ngikutin gue." amarah rangga kini memuncak.
"Okay, gue pergi !! Terserah Lo kak, gue udah ngingetin hal itu." dinda berjalan menjauh dari Rangga
***
Rizky tampak lelah menunggu dinda, wajahnya perlahan pucat. Bibirnya terlihat memutih dan tubuhnya perlahan melemah.
"dinda,, Lo dimana sih? Apa Lo gak bakalan dateng? Lo gak kasihan sama gue apa? Tega bgt Lo gak dateng. Padahal gue udah ngarepin Lo banget." ucap Rizky lirih.
"Rizky . . . Makan dulu ya, muka kamu udah pucet, dari tadi siang kamu belum makan. Kamu gak inget apa, kamu kan punya penyakit Magg." ucap Tante Aulia
"Rizky kan udah bilang sama mama, Rizky gak mau makan sebelum dinda dateng kesini !! Mama ngerti gak sih?" ucap Rizky.
"iya mama ngerti. Tapi kamu juga harus perhatiin kondisi kesehatan kamu Ky . . ." ucap tante Aulia.
"Tunggu dinda kesini. Baru Rizky mau makan." ucap Rizky
"kamu benar-benar keras kepala !!" ucap tante Aulia
Tante Auliapun mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi dinda.
"mama mau ngapain?" tanya Rizky
"mau telpon dinda, suruh dia cepat kemari. Mama takut magg kamu kambuh." ucap tante aulia
"udahlah, jangan hubungi dinda dulu, siapa tau dinda udah dijalan. Rizky yakin kok, dinda pasti peduli sama Rizky." ucap Rizky
"kamu yakin dinda bakalan nyamperin kamu dan datang kesini?" tanya tante aulia
"yakin !! Mama tenang aja." ucap Rizky menenangkan
"ya sudah, mama mau kedapur dulu." ucap tante aulia.
"iya . . . ." ucap Rizky singkat.
***
Lain halnya dengan Vinessa, ia tampak begitu sedih karena Cafenya kini sepi. Para pengunjung bosan terlalu lama menunggu. Mereka memilih pulang meninggalkan Cafe itu.