Rizky tak tinggal diam, ia berlari mengejar Dinda yang pergi begitu saja."Dinda . . . !! Tunggu . . . !!" Rizky terus berusaha memanggil dinda namun dinda berlari begitu cepat
Dinda Lari ke arah hutan. Ia tak peduli lagi jika ia berlari dalam kegelapan, hanya sinar rembulan satu-satunya sumber cahaya. Lilin dan korek api yg ia bawa sebelumnya, ia lempar begitu saja.
"Dinda,, please Lo jangan kayak gini . . . Berhenti Dindaaa . . ." teriak Rizky berusaha menghentikan Dinda.
Dinda tak peduli terhadap perkataan Rizky, ia tetap Lari tanpa arah dan tujuan. Dinda hanya ingin menjauh Dari Rizky. Air matanya tetap mengalir deras di pipi dinda.
"Dindaaa . . . Itu bahaya Dindaaa . . . Jangan Lari Kesanaaa . . ." Rizky tak henti-hentinya berteriak.
"Gue cewek manja ! Gue cewek Cengeng ! Gue cuma bisa nyusahin Rizky.." batin Dinda
Dinda telah jauh Berada di dalam hutan . . .
Sinar rembulan tidak lagi tampak karena terhalang oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Ia perlahan sadar, bahwa jalan yang ia Lalui kini sudah tak terlihat karena gelapnya malam."gue ada dimana?" ucap Dinda tersadar. Kini ia berada di tengah kegelapan sendirian.
"kenapa gue bego bgt sih? Harusnya tadi gue gak lari kesini." ucap Dinda
"Dindaaa . . . Dinda Lo dimanaaa . . ." Suara teriakan Rizky terdengar di telinga dinda
"Rizky makin dekettt . . Gue harus pergi dari sini.." Dinda memberanikan Diri untuk menjauh dari arah suara Rizky.
Namun Malangnya, Kegelapan menjadi penghalang. Dinda terpeleset dan hampir terjatuh kedalam jurang yang sangat curam.
"aaaaaaaaaa . . . ." teriak Dinda. Tubuhnya hampir terjatuh ke dalam jurang itu.
"Dinda . . ." ucap Rizky Refleks ketika mendengar suara jeritan dinda
Rizky berlari ke arah suara itu. Beruntungnya, Rizky masih memegang lilin yang ia bawa di awal pemberangkatan.
"Tolonggggg . . . Tolongggg . . . Tolongggg . . ." teriak dinda berusaha meminta tolong. Tangannya bertumpu pada akar pohon.
Tangis dan Teriakan dinda mampu membawa Rizky padanya. Rizky kaget melihat dinda hendak terjatuh ke dalam jurang itu.
"dindaaaa . . ." ucap Rizky
"Rizky, tolongin gue . . Gue takut Ky . . . Tolongin gue . . Hiks . . Hiks . ." dinda terlihat ketakutan.
"Lo tenang dulu . . Jangan panik dan jangan ngelihat ke bawah. Gue bantuin Lo naik ke atas." ucap Rizky menyimpan lilin yang di genggamnya.
"tapi gue takut ky, gue takut . . ." ucap dinda
"Tenang dinda, tenang. Sekarang Lo pegang tangan gue sekencang mungkin. Gue bakalan narik Lo ke atas . . ." Rizky mengulurkan tangannya pada dinda
"gue takut . . ." ucap dinda
"Ayo tarik tangan gue . . Buruan . . Nanti akar pohonnya putus . ." teriak Rizky
Dindapun meraih tangan Rizky. Ia berusaha berpegang seerat mungkin. Rizky menarik tangan Dinda sekuat tenaganya. Keringat yang mengucur dari keningnya, tak menghentikannya untuk tetap menolong Dinda.
"Rizky, gue gak kuat . . ." ucap Dinda
"Lo harus Kuat . . Pegang tangan gue yang kenceng.." ucap Rizky
Satu tangan Dinda Lepas dari genggaman Rizky
"dinda, Lo gak boleh nyerah.gue bakalan berusaha buat narik Lo." ucap Rizky