8. Arya Kembali

422 29 0
                                    

Aku segera mandi setelah diantar Rifa pulang. Setelah mandi, diriku langsung berhadapan dengan laptop untuk mengerjakan tugas dari Bu Tri.

Mataku memandang layar laptop ditemani segelas kopi hangat. Aku sama sekali tidak ngantuk karena tadi siang sudah dua kali tidur di motor.

Tanganku beralih untuk mengecek hand phone, karena sejak tadi sama sekali tidak membuka benda tipis itu.

57 missed calls from Arya Prakasa.

Mataku membulat melihat notif singkat tersebut. Aku lupa memblokir akun LINE pria itu.

Aku segera membuka aplikasi LINE dan melihat siapa saja yang mengirimkanku pesan lewat aplikasi itu.

Ada tujuh belas pesan dari Arya. Aku tidak berniat membukanya. Namun, ponselku kembali bergetar dan Arya kembali mengirimku pesan lewat LINE.

Arya Prakasa: ghani lo dimana?

Itulah pesan terakhir yang kubaca. Aku tidak ingin melihat pesan-pesan di atasnya yang bisa jadi tidak terlalu penting—meskipun ada juga perasaan ingin melihatnya.

Beberapa detik kemudian, Arya mengirimkan pesan lagi.

Arya Prakasa: ghan jangan diread doang

Karena merasa kasihan, aku mengetikkan balasan kepadanya.

Ghanianastasya: apa sih?

Tak ada satu detik, Arya kembali memberi balasan.

Arya Prakasa: lo dimana ghani?

Ghanianastasya: rumah

Arya Prakasa: syukurlah, lo udah makan?

Ngapain sih, dia pakai segala perhatian begini?

Ghanianastasya: y

Arya Prakasa: lo balik sm rifa?

Ghanianastasya: y

Arya Prakasa: lo makan sm rifa?

Ghanianastasya: y

Arya Prakasa: lo dianterin pulang sm rifa?

Ghanianastasya: y

Arya Prakasa: lo pergi sm rifa?

Ghanianastasya: y

Arya Prakasa: lo jadian sm rifa?

Ghanianastasya: apa sih?

Ghanianastasya: mau lo apa sih? sejak kapan lo peduli sm gue?

Ghanianastasya: oiya lupa, lo g pernah peduli sm gue

Mataku jadi memanas. Mood-ku lagi-lagi dihancurkan. Aku membenci Arya. Aku benci dengannya karena dia selalu saja membuatku merasa disiksa.

Arya Prakasa: lo jgn ngomong gitu dong, seakan2 gue gapernah peduliin lo

Ghanianastasya: emg bener kan?

Ghanianastasya: lagian lo ngapain sih kayak gini?

Pertahananku runtuh. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku, cairan bening itu terjatuh. Aku menangis karena merasa sangat kesal dan kehabisan akal untuk berbuat apa. Aku lelah dengan Arya, benar-benar lelah. Hubunganku dengannya sudah sangat toxic.

Arya Prakasa: jangan buat gue terus ngerasa bersalah kayak gini ghan

Ghanianastasya: please jangan ganggu gue lagi

Ghani | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang