Aku tersenyum sambil memandangnya. Memikirkan senyumnya yang tergolong indah.
"Woy! Gile! Lo masih waras?" Afra menepuk bahuku sambil berteriak seperti itu.
Kami sedang berada di teras kelas alias koridor lantai tiga.
Aku menatap Afra malas bercampur kaget. "Apa sih, Fra?!"
"Lagian, ngeliat ke bawah kayak orang gila. Ngeliat apa, sih?" Afra berjalan ke arah kiri, agar melihat lapangan di bawah sana.
Kelas XII IPS 2 sedang olahraga di lapangan.
Kami sedang berjalan di koridor yang sepi. Aku habis dari laboratorium Biologi, ada praktikum. Kini sedang berjalan menuju kelas.
"Kak Reyhan?" tanya Afra penuh selidik.
Aku memalingkan wajah, berusaha menyembunyikan.
"Ghan, SUMPAH?!" tanya Afra histeris.
"Berisik!" jawabku kesal.
Afra menyeringai menatapku. "Sumpah, ya! Lo beneran?"
Aku mengernyitkan dahi. "Kenapa sih, emang?"
Afra menggelengkan kepalanya tanda tidak percaya. "Gue nggak nyangka aja gitu. Gue kira lo bakal hiatus fangirling sampai lo move on dari si Buaya Muara."
Aku memutar bola mata malas. "Nggak usah bahas Arya, deh. Gue agak nggak mood."
Afra tertawa. "Udah nggak mood nih, bahas mantan?"
Aku berdecak. "Sejak kapan gue mood bahas dia? Udah, ah. Ayo masuk kelas."
Sebelum masuk kelas, aku menyempatkan diri untuk kembali melihat dirinya. Memperhatikan sejenak parasnya yang indah dan wajahnya yang... ganteng?
"Badut Ancol!" Afra menepuk bahuku. "Ayo, Bambang!"
Untuk ke sekian kalinya, aku menatap Afra malas. Kami segera masuk kelas.
"Habis ini pelajaran apa?" tanyaku kepada Rifah.
"Bahasa Indonesia. Gurunya nggak ada, izin tadi. Dititipin tugas tapi," jawab Rifah tanpa memandangku. Dia lagi sibuk menatap ponselnya, membalas pesan yang masuk di aplikasi LINE.
Aku menarik napas pelan. Kukeluarkan ponsel dan headphone, lantas menyambungkannya. Aku akan menyetel musik yang ingin kudengar.
Notifikasi singkat dari Instagram tentu membuatku lagi-lagi ingin tersenyum melihatnya.
[ghanianastasya]: reyhanfarid just shared a post.
Aku langsung membuka notif tersebut dan menatap foto yang baru diunggahnya.
Sudah seminggu aku mengaktifkan notifikasi atas akun Kak Reyhan. Entah apa maksudku, intinya itulah yang kulalukan.
Aku sudah mulai menyeriusi misi rahasia alias nge-stalk Kak Reyhan sejak dari rumah Afra satu bulan lalu.
Saat ini, aku semakin tertarik dengan apa yang dilakukan Kak Rey. Awalnya nggak pernah ada rasa untuk coba serius suka sama anak basket, karena menurutku aku nggak cocok sama anak basket. Maksudnya, aku terlalu bertolak belakang dengan tipe cewek ala stereotype anak-anak basket. Biasanya mereka nyari cewek seperti kapten cheerleader, mayoret drum band, komandan marching band, kapten basket putri, atau bisa juga ketua modern dance.
Kalau aku, aku sama sekali nggak termasuk di semua ekskul yang telah kusebutkan barusan. Ekskulku beda server dengan ekskul mereka, seperti ekskul pramuka, KIR, pencak silat, dan kawan-kawannya. Apalagi, KIR adalah ekskul yang biasa orang-orang sebut ekskul anak nerd. Jadi, bisa jadi aku bukanlah perempuan tipe mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghani | ✔️
Teen FictionNamanya Ghani, hobinya stalking, kepoin orang-orang yang buat dia dan teman seperjuangannya penasaran. Hidup Ghani tenang-tenang aja sebelum pacaran sama seniornya, Rama. Bukan, Rama bukan most wanted sekolah, bukan juga bad boy yang kalian bayangin...