21. Dijemput

302 22 0
                                    

Satu minggu kemudian.

Ramadani Argatama: temenin gue futsal ghan

Ramadani Argatama: gajadi deh

Aku mengerutkan dahi. Kenapa nggak jadi?

Ghanianastasya: yuklah

Ramadani Argatama: temenin gue latihan silat aja kuy

Ghanianastasya: di tempat biasa?

Ramadani Argatama: iya

Ghanianastasya: kalo gt gue sekalian aja latihan bareng

Ramadani Argatama: sabeb, gue jemput di mana?

Ghanianastasya: yah lagi nginep di rumah mas adit

Aku memang sering cerita sama Kak Rama kalau aku sering menginap di rumah sepupuku yang bernama Mas Adit. Kak Rama juga pernah mengantarkanku ke sini waktu itu setelah pulang sekolah. Niatnya nganterin ke rumahku, ternyata aku dapat kabar dari orang rumah kalau Mas Adit jatuh dari tangga. Jadilah Kak Rama mengantarkanku ke sini, rumah Mas Adit.

Ramadani Argatama: gue jemput aja, gimana?

Ghanianastasya: yaudah

Ghanianastasya: kejauhan nggak?

Ghanianastasya: kl kejauhan gue mintol mas adit anterin aja

Ramadani Argatama: lo di antartika jg gue jemput beb

Ramadani Argatama: lima belas menit lg gue otw

Ghanianastasya: sa ae bambang

Ghanianastasya: tolong anterin gue pulang dulu ya, seragam silatnya di rumah

Ramadani Argatama: siap bosku

Ghanianastasya: hati2 kak

Ghanianastasya: ngebut ga temen

Ramadani Argatama: klo gitu jd pacar aja ya?

Ghanianastasya: pengen bgt?

Ramadani Argatama: HAHAH bikin gemes aja u

Ghanianastasya: 🙄

Ghanianastasya: udah cepetan, klo telat gausah marah2 ya

Ramadani Argatama: iya sayanggg

Aku tersenyum geli melihatnya. Kak Rama memang seberubah itu setelah jujur mengenai perasaannya kepadaku.

Aku beralih membuka YouTube untuk mendengarkan musik. Mood-ku seketika naik hari ini. Akhirnya latihan silat lagi—setelah tanding terakhir aku cedera dan istirahat selama satu bulan.

Empat puluh lima menit kemudian.

Aku rapi-rapi untuk segera pulang ke rumah. Padahal, sebenarnya aku masih betah main di rumah Mas Adit, karena sudah lama nggak nginap juga.

"Lo mau ke mana?" tanya Mas Adit yang melihatku sedang berkemas.

"Latihan silat," jawabku seadanya.

Mas Adit mengerutkan dahi. "Sendirian? Naik apa lo?"

Aku tau pasti Mas Adit bingung, mungkin khawatir juga, karena rumahku dan rumahnya cukup jauh. Rumahku ada di Jakarta bagian selatan, rumah Mas Adit di bagian timur.

"Dijemput," jawabku singkat.

"Sama yang mana?" tanya Mas Adit.

Aku melirik malas Mas Adit. "Lo ngomong gitu kayak stok cowok gue banyak banget."

Ghani | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang