Satu minggu kemudian.
Ramadani Argatama: temenin gue futsal ghan
Ramadani Argatama: gajadi deh
Aku mengerutkan dahi. Kenapa nggak jadi?
Ghanianastasya: yuklah
Ramadani Argatama: temenin gue latihan silat aja kuy
Ghanianastasya: di tempat biasa?
Ramadani Argatama: iya
Ghanianastasya: kalo gt gue sekalian aja latihan bareng
Ramadani Argatama: sabeb, gue jemput di mana?
Ghanianastasya: yah lagi nginep di rumah mas adit
Aku memang sering cerita sama Kak Rama kalau aku sering menginap di rumah sepupuku yang bernama Mas Adit. Kak Rama juga pernah mengantarkanku ke sini waktu itu setelah pulang sekolah. Niatnya nganterin ke rumahku, ternyata aku dapat kabar dari orang rumah kalau Mas Adit jatuh dari tangga. Jadilah Kak Rama mengantarkanku ke sini, rumah Mas Adit.
Ramadani Argatama: gue jemput aja, gimana?
Ghanianastasya: yaudah
Ghanianastasya: kejauhan nggak?
Ghanianastasya: kl kejauhan gue mintol mas adit anterin aja
Ramadani Argatama: lo di antartika jg gue jemput beb
Ramadani Argatama: lima belas menit lg gue otw
Ghanianastasya: sa ae bambang
Ghanianastasya: tolong anterin gue pulang dulu ya, seragam silatnya di rumah
Ramadani Argatama: siap bosku
Ghanianastasya: hati2 kak
Ghanianastasya: ngebut ga temen
Ramadani Argatama: klo gitu jd pacar aja ya?
Ghanianastasya: pengen bgt?
Ramadani Argatama: HAHAH bikin gemes aja u
Ghanianastasya: 🙄
Ghanianastasya: udah cepetan, klo telat gausah marah2 ya
Ramadani Argatama: iya sayanggg
Aku tersenyum geli melihatnya. Kak Rama memang seberubah itu setelah jujur mengenai perasaannya kepadaku.
Aku beralih membuka YouTube untuk mendengarkan musik. Mood-ku seketika naik hari ini. Akhirnya latihan silat lagi—setelah tanding terakhir aku cedera dan istirahat selama satu bulan.
Empat puluh lima menit kemudian.
Aku rapi-rapi untuk segera pulang ke rumah. Padahal, sebenarnya aku masih betah main di rumah Mas Adit, karena sudah lama nggak nginap juga.
"Lo mau ke mana?" tanya Mas Adit yang melihatku sedang berkemas.
"Latihan silat," jawabku seadanya.
Mas Adit mengerutkan dahi. "Sendirian? Naik apa lo?"
Aku tau pasti Mas Adit bingung, mungkin khawatir juga, karena rumahku dan rumahnya cukup jauh. Rumahku ada di Jakarta bagian selatan, rumah Mas Adit di bagian timur.
"Dijemput," jawabku singkat.
"Sama yang mana?" tanya Mas Adit.
Aku melirik malas Mas Adit. "Lo ngomong gitu kayak stok cowok gue banyak banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghani | ✔️
Roman pour AdolescentsNamanya Ghani, hobinya stalking, kepoin orang-orang yang buat dia dan teman seperjuangannya penasaran. Hidup Ghani tenang-tenang aja sebelum pacaran sama seniornya, Rama. Bukan, Rama bukan most wanted sekolah, bukan juga bad boy yang kalian bayangin...