26. I'm sorry

287 16 1
                                    

Mataku terbuka ketika jam sudah menunjukkan pukul lima. Segera tubuhku beranjak untuk ibadah sebentar, kemudian mandi. Namun, ada satu hal yang mengganggu pikiranku.

Aku memimpikan Kak Rama.

Segera tanganku membuka ponsel.

💩😻: ghan sorry aku ketidurannn

💩😻: mau berangkat bareng gaa

Seketika aku tersenyum. Akhirnya hatiku lega membaca pesan tersebut.

Ghanianastasya: iyaaa mau

Ghanianastasya: tadi malem aku mau cerita

Ghanianastasya: nanti aja yaa ceritanya

Aku kembali mengunci ponsel untuk segera menjalankan rutinitas pagi.

Mood-ku langsung naik saat ini.

Selesai mandi, aku langsung memakai seragam. Untung saja aku memiliki kebiasaan menyiapkan buku pelajaran tiap malam, jadi sedikit membantu jika sedang buru-buru.

Hatiku tak sabar untuk berangkat bersama Kak Rama.

Kuraih tas ketika aku sudah rapi. Tak lupa jaket dan ponsel yang wajib kubawa jika sekolah.

Beberapa detik setelah itu, pintu kamarku diketuk.

"Ghan," panggil ibuku. "Ayo sarapan. Ada Rey di depan."

Aku mematung seketika. Apa ibuku bilang? Ada Kak Rey?

Aduh, Kak Rey ngapain ke sini lagi?

"Iya, Ma," jawabku kepada ibuku.

Kakiku melangkah keluar. Sebenarnya aku penasaran kenapa Kak Rey tiba-tiba datang di pagi hari seperti ini.

Ketika aku sudah sampai di ruang makan, Kak Rey langsung tersenyum ke arahku.

"Sorry, Ghan. Ganggu pagi-pagi," ujar Kak Rey. "Tadinya gue cuma mau balikin jas hujan, tapi nyokap lo ngajakin sarapan bareng dulu. Gue nggak enak nolaknya, Ghan."

Sebenarnya aku sedikit aneh dan deg-degan ketika Kak Rey menyebut namaku seperti kami sudah lama kenal. Namun, alasannya untuk sarapan bersama masuk ke akalku, karena aku sangat tahu sebawel apa ibuku.

"Ayo, Ghan. Sarapan dulu. Kok malah diri di situ?" Ibuku datang entah dari mana, kemudian duduk di kursi seberangku.

Aku duduk di kursi terdekat. "Apsa sama Kakak mana?"

"Apsa libur, ada acara di sekolahnya," jawab ibuku. "Kakak kamu nginep di rumah temannya."

Kepalaku terangguk. Tanganku segera meraih roti dan susu yang sudah disediakan ibuku.

Selepas sarapan, aku langsung ke ruang tamu untuk menunggu Kak Rama. Pria itu belum mengabarkan apa pun setelah kubalas chat-nya.

"Ghan," panggil ibuku yang datang bersama Kak Rey. "Berangkat bareng Rey aja."

Aku bengong seketika. Cobaan apa lagi ini?

Kak Rey tersenyum kikuk. "Kalau lo mau, sih. Sebagai tanda terima kasih gue juga."

"Ayolah, Ghan," tambah ibuku. "Tinggal berangkat doang, kan? Kamu kelamaan kalau nungguin ojek."

Aku masih terdiam sebentar. Bagaimana dengan Kak Rama? Namun, sepersekian detik kemudian, ponselku berbunyi.

💩😻: ghan sorryyy ban aku bocor

💩😻: ini balik lagi ke rumah ganti motor

Ghani | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang