6

186 7 4
                                    

Orang baru mungkin menyenangkan. Tetapi dirimu jauh lebih menyenangkan.

---

Mentari pagi menusuk tajam ke arah kamar Reina. Hampir sekitar 13 jam Reina tertidur. Akibatnya, mata Reina sembab dan memerah bahkan kondisinya saat ini sangat berantakan.

Reina beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini Reina tak ada semangat untuk sekolah. Semuanya membuat Reina menjadi pusing, dan malas untuk beraktivitas.

Setelah Reina mandi dan berpakaian seragam sekolah, Reina bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Hanya memakai bedak tipis dan sedikit liptint, Reina berubah menjadi wanita yang cantik dan anggun.

"Mah aku langsung berangkat ya? udah telat Mah" Ucap Reina yang sedang menuruni anak tangganya.

"Gak sarapan dulu nak?" Tanya Tika.

"Nggak Mah, aku udah telat banget ini" Reina meneguk susu putihnya sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Kenapa mata kamu merah gitu sayang?," Tika berjalan mendekati Reina, berusaha mengecek kondisi mata Reina.

"Aku kan semalem tidur 13 jam Mah, kayak mayat" Ucap Reina cemberut.

"Ish, kamu gak boleh gitu. Yaudah kamu berangkat ke sekolah, hati-hati sayang" Ucap Tika lalu mencium pipi kanan dan kiri Reina.

"Okey, Mah. Assalamualaikum."

"Walaikumsallam."

Sesampainya Reina di kelas, Reina disambut oleh keramaian kelas yang setiap pagi selalu seperti ini. Serta diwarnai oleh Farel dan geng-nya yang sedang membully anak polos di kelasnya.

Reina lelah dengan sikap teman-teman dikelasnya ini. Bertingkah bodoh seperti hewan yang tidak mempunyai akal. Bahkan, hewan lebih baik daripada mereka.

Reina duduk lelah di kursinya, dan kelihatannya Rara tidak masuk hari ini karena Rara bilang hari ini ia izin.

Berdiam diri adalah sikap yang dilakukan Reina sekarang. Pelajaran kosong yang membosankan, Reina sangat benci keadaan ini. Lalu, Reina mengeluarkan novelnya untuk dibaca. Namun tiba-tiba ada seseorang yang mendekatinya.

"Ngapain lo disini?" tanya Reina malas.

Chandra duduk di depan Reina sambil menatap Reina dengan penuh pesona. "Gue cuma pengen ketemu lo aja, kangen gue sama lo" balas Chandra.

"Idih"

Chandra membetulkan posisi duduknya dan kembali menatap Reina dengan yakin, lalu Chandra berkata, "Gue gak akan kasar fisik lagi sama lo, Rei. Sekarang gue perjuangin lo dengan cara halus, bukan seperti dulu lagi."

"Bagus"

"Lo percaya 'kan?,"

Reina menatap Chandra dengan wajah yang sangat malas dan rasa tak suka pada Chandra. "Enggak" jawabnya singkat.

Lo boleh nolak gue sekarang Rei, lo bakalan mohon-mohon untuk jangan tinggalin gue ketika lo mengandung, Batin Chandra.

"Terserah lo deh, lo boleh nilai nanti ketika lo udah ngerasain tulusnya cinta gue," Ucap Chandra dengan penuh kebohongan.

"Oke, gue ke kelas dulu ya Rei. Daahh" Chandra beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan kelas Reina.

Reina menutup novelnya dan melihat pintu kelasnya yang baru saja dilalui Chandra, satu pertanyaan di benak Reina. Apakah Chandra menepati omongannya?

Dihatinya seperti tak percaya pada omongan yang dilontarkan oleh Chandra.

Reina nampak cantik saat ini. Ia sedang membaca novel kesukaannya dengan sangat serius. Farel hanya bisa memandang calon istrinya dari kejauhan, duduk di ujung kelas dengan perasaan antara kecewa dan sayang.

Kenapa Reina keliatan kusut banget?, Gumam Farel. Dalam hatinya ia bertanya-tanya sendiri, melihat kondisi Reina kusut dengan mata yang merah.

Kalau disuruh jujur, Farel ini sebenarnya sayang pada Reina sudah sejak lama. Baru kelas 10 mereka sudah mulai dipertemukan dan membicarakan soal perjodohan. Tentu Farel dan Reina menolak mentah-mentah perjodohan ini. Tapi kedua orang tua mereka, tak langsung menyerah. Mereka tetap menyerahkan semuanya pada Farel dan Reina. Hingga beberapa bulan dijalani bersama, Farel mulai memahami sosok Reina. Sifat dan perlakuan Reina yang terkadang perhatian namun terkesan memaksa itu mampu menembus tembok cinta yang telah berdiri kokoh di hati Farel.

Tapi Farel hanya berpura-pura benci dan tak suka pada Reina, untuk menilai lebih dalam sifat Reina ketika diperlakukan seperti ini.

"Coy, bengong bae!" teriak Fakri sambil menepuk bahu Farel kencang. "Mikirin Reina, yaaa?" bisik Fakri yang menatap Farel dengan tatapan yang menjijikan.

"Kepo banget dah lo, Fakri. Namanya juga punyaa cewe, yang dipikirin cewenya lah. Emang lo, udah jomblo yang dipikirin juga cuma remang-remang kayak tempat pijet plus plus" ucap Rio yang tertawa ngakak, diikuti oleh tawa Farel yang membuat seisi ruangan kelas menjadi sangat bising.

"Woy?! berisik!"

"Tau nih, keluar aja deh kalian!"

Beberapa teman kelas mereka yang berani menegur merasa terganggu dengan aktivitas mereka bertiga. Namun ada juga beberapa dari mereka yang tak berani menegur karena takut dijahili oleh Farel, Fakri dan juga Rio.

Farel, Fakri, dan Rio terkenal sangat jahil. Meski begitu, jahilnya mereka tidak mempengaruhi prestasi yang ia banggakan selama ini. Ketiganya sama-sama menggeluti dibidang yang sama, yaitu tarik suara. Mereka bertiga adalah teman satu band yang dinamakan Arland's Band. Soal kejagoannya dalam segala alat musik sudah tak diragukan lagi. Tapi jika urusan percintaan, hanya Fakri yang mengerti keadaan.

"Yehh, copot dulu kuping lu pada. Kalo kagak mau denger kagak usah denger oyy!" teriak Fakri sewot. Detik berikutnya ucapan itu mendapat tatapan tajam dari mereka yang menegurnya.

Fakri menunduk seperti orang ketakutan, "Serem amat ya temen kelas kita." ucap Fakri.

"Lo sih," kata Rio sambil menoyor kepala Fakri yang bodoh itu.

"Gue tau kok, lo pasti marah karena Reina kayak gitu ke lo. Dia keliatan gak peduli gitu kan sama lo? saran gue sih, lo kan cowok. Dengan cara lo diemin Reina kayak gini malah bikin masalah semakin rumit bukan?," ucap Rio panjang untuk memberikan beberapa nasihat pada Farel. "Belum nikah aja kalian udah kayak anak kecil gini, gimana kalo udah nikah? namanya juga dijodohin pasti ada aja halangannya," lanjut Rio.

Fakri mengelus bahu Rio dan berkata, "Ketika Rio bijak, semakin ganteng" ucap Fakri mengedipkan matanya genit.

"Jijik anjir" teriak Rio lalu menampar pipi Fakri. "Ish," ucap Rio jijik.

Farel mengangguk paham dan membenarkan omongan Rio. Pikiran dan hati Farel kini sedang beradu tak mau kalah. Pikirannya selalu mengajak Farel untuk menjauh karna tak ingin terus dibodohi oleh cewek untuk kedua kalinya, tapi hatinya ingin selalu melekat pada nama Reina. Farel sangat membenci keadaan seperti ini, membuat ia galau antara tetap bertahan atau berhenti.


---

follow me on Instagram @ichaajnnh
Jangan lupa vote, komen, dan beri saran ke temanmu agar membaca cerita ini❤

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang