7

181 7 3
                                    

Emangnya salah kalo gue mau lindungin calon isteri gue?

---

"Pengumuman, diberitahukan kepada seluruh murid SMA CENDERAWASIH harap berkumpul di lapangan sekarang juga! Terima Kasih," terdengar suara Pak Dino mengumumkan dan menyuruh seluruh murid berkumpul di lapangan sekarang.

Tak biasanya ada hal seperti ini, semua murid bertanya-tanya ada apa mereka dikumpulkan. Barisan sudah diatur sesuai dengan kelasnya, sampai suara dari Bu Esti mengheningkan kebisingan yang terjadi di lapangan.

"Selamat siang, Anak-anakku" sapa Bu Esti mengawali pembicaraannya. "Siang Bu" jawab seluruhnya serentak.

"Maaf jika menganggu waktu belajar kalian, saya berdiri disini ingin mengumumkan sesuatu. Kita wajib mengetahui ekosistem dan lingkungan alam disekitar kita, itu adalah hal yang sangat penting kita pelajari saat ini. Dan mendidik kalian untuk terus melestarikan pohon-pohon agar kawasaan hutan di indonesia tidak gundul. Maka dari itu saya menetapkan bahwa minggu depan kita akan belajar merawat hutan. Kita akan pergi selama 2 hari, jadi siapkanlah diri kalian," ucap Bu Esti di akhir pengumuman.

Seluruh murid sontak berteriak kegirangan. Otomatis mereka akan lepas dari beberapa pelajaran yang membosankan. Dan merasakan kebersamaan di tengah hutan bersama-sama. Barisan di bubarkan dan kembali masuk kelas.

Reina hanya bisa senang sendirian, ia sudah tak sabar ingin mengabarkan berita ini pada Rara. Pasti Rara sangat menyukai ini. Sedang asyik chattingan dengan Rara, tiba-tiba ada tangan seseorang yang menghentikan Reina.

"Nanti pulang tunggu di taman belakang, ada yang pengen gue omongin sama-" ucapan Farel terpotong karena tiba-tiba Caca memeluk erat lengan Farel.

"Farel, aku mau bilang makasih. Kamu udah nolongin aku waktu kita dihukum saat itu." ucap Caca manja, "Jangan-jangan kita jodoh, apa-apa kita berdua terus sih. Hehehe aku jadi sayang deh sama kamu" Caca terus memeluk erat lengan Farel, dan menempelkan kepalanya pada bahu Farel.

"Apaan sih, Ca? gue udah sama Reina," ucap Farel sontak membuat Reina melotot. "Lo gak liat gue lagi ngobrol sama cewek gue?"

"Reina pacar kamu?," tanya Caca penasaran.

"Iya, udah sana lo!" usir Farel.

Fakri menarik lengan Caca dan mendorong Caca untuk pergi meninggalkan mereka, "Tau nih, cabe-cabean. Pergi sono!"

Caca menatap sinis ke arah Reina, pandangan tak suka terpancar di wajah Caca. Sebenarnya Caca sudah mengincar Farel sejak lama. Tapi kedatangan anak baru yang digosipkan akan menjadi calon istri Farel datang dan menjadi murid di SMA CENDERAWASIH. Caca pergi dengan rasa kekesalan karena ucapan Farel. Tentu saja Caca tak membiarkan mereka bersama.

"Rel, soal gue yang gak bilang tentang Chandra ke lo itu. Gue cuma-"

"Gue cuma gak suka Farel peduli sama gue! Iya?" ucap Farel ketus.

Reina memasang wajah sedihnya ketika dibentak oleh Farel, mungkin sebentar lagi air mata Reina akan meluncur di pipi manisnya. Fakri dan Rio mundur perlahan menjauhi Farel dan Reina, membiarkan mereka berdua berbicara dan menyelesaikan masalahnya.

"Emang salah kalo gue mau lindungin calok istri gue? gue udah janji gak kecewain Mama dan Tante Tika," ucap Farel masih dengan wajah ketus.

Siswa yang berlalu lalang di sekitar mereka hanya berbisik dan bingung. Beberapa dari mereka ada yang mendukung jika Reina dan Farel berpisah tapi ada juga yang sebaliknya.

"Rel, tapi-" lagi dan lagi ucapan Reina dipotong karena Farel. "Gue kecewa, Rei" ucap Farel lalu pergi meninggalkan Reina, diikuti oleh Fakri dan Rio.

"Yang kuat, Rei" kata Fakri sambil mengelus bahu Reina. Perlakuan itu mendapatkan respon manis dari Reina.

Satu tetesan air mata meluncur di pipinya. Dengan cepat Reina berlari menuju toilet untuk menenangkan dan merapihkan dirinya. Dalam hatinya, Reina terus mengomeli dirinya karena telah mengecewakan Farel.

Bel istirahat telah berbunyi sejak 20 menit yang lalu. Hujan membasahi tubuh mungil Reina. Kini ia tengah berada di taman belakang sekolah, menunggu kehadiran Farel yang tak kunjung datang. Tubuhnya bergemetar, tangannya mulai keriput akibat kedinginan. Air matanya terus mengalir. Reina berpikir bahwa penyebab Farel tak datang karena dia masih marah pada Reina. Duduk sendirian di kursi taman belakang membuat Reina terlihat bodoh hanya karena menunggu seorang cowok tanpa kepastian.

Tak lama kemudian, Reina tak merasakan ada hujan yang mengguyur tubuhnya. Ia mengira bahwa hujan telah reda, maka dari itu Reina mendongak dan mendapati seorang cowok yang sedang memayungi dirinya.

"Farel,?" panggil Reina lirih. Suaranya ikut gemetar.

Farel menghembuskan napasnya gusar, ia tak ingin menatap Reina. "Cuma orang bodoh, yang rela kehujanan selama 20 menit hanya karna menunggu seseorang"

"Tapi gue-"

"Ayo pulang," potong Farel.

Reina masih menatap Farel dengan sedih. Pergerakkan Reina sangat lamban, tapi Farel tetap sabar dan memakluminya. Farel melirik sedikit ke arah Reina yang saat ini sedang melipat kedua tangannya karna kedinginan. Farel ingin sekali memeluk Reina dan menyalurkan kehangatan, tapi gengsi tak ingin melakukannya.

Reina dan Farel sudah berada di dalam mobil. Wajah Reina sangat pucat, tangannya terus diusap-usap dengan kencang agar ada sedikit kehangatan.

"Lo ganti baju nih, gue gak mau lo sakit," Farel memberikan kemeja yang cukup panjang pada Reina dan keluar dari mobil.

Reina cepat-cepat berganti pakaian dan menyelimuti dirinya dengan kain yang berada di jok belakang. Tubuhnya masih bergemetar walaupun sudah memakai selimut yang hangat. Ia mengetuk jendela mobil, memberi isyarat bahwa ia telah selesai.

Farel masuk dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Tanpa ada kata apapun Farel langsung melajukan mobilnya menuju rumah Reina.

Hanya ada keheningan disana. Reina masih sibuk dengan dirinya, dan Farel pun fokus pada kemudinya. Selang berapa menit mobil itu berhenti di pekarangan rumah Reina.

Farel kembali memayungi Reina untuk keluar dari mobil. Reina masih dibuat tak percaya dan bingung dengan Farel. Tadi Farel sangatlah menyebalkan, namun sekarang dia terlihat sangat manis.

"Assalamualaikum," Farel mengetuk pintu rumah Reina dan munculah sosok wanita paruh baya. "Tante, maaf baru pulang jam segini"

"Ini kenapa, Nak?" Tika terlihat khawatir melihat Reina lemas dan pucat. Tanpa menunggu lama, Farel pun merangkul dan mengarahkan Reina ke kamarnya. "Istirahat Rei," Farel mengelus puncak kepala Reina dengan lembut.

"Kenapa bisa kehujanan, Nak?" tanya Tika pada Farel.

Farel berbalik, "Maaf ya, Tante. Tadi aku nyuruh Reina nungguin aku di taman belakang sekolah. Terus aku ngumpul dulu sama Fakri dan Rio. Kelupaan kalo ada janji sama Reina sampe hujan gini," jelas Farel pada Tika.

"Gak pa-pa, Nak. Lain kali jangan diulangi lagi," ucap Tika lembut.

---

follow me on Instagram @ichaajnnh
Jangan lupa vote, komen, dan beri saran ke temanmu agar membaca cerita ini❤

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang