42

117 5 1
                                    

Melalui kamu, aku belajar.
Jika cinta adalah tentang sabar.

---

Sudah pukul 11.40 tapi Reza tak kunjung datang. Mungkin Reza secara mendadak latihan futsal atau mungkin ia ketiduran dan tak ingat bahwa ia ada janji bertemu Reina saat ini. Reina duduk di balkon rumahnya dengan tangan yang memegang lembaran dari Reza. Sudah lama Reza tak lagi menulis sebuah surat yang dulu sering ia berikan. Sosok Reza yang tak jauh beda seperti ayahnya sangat membuat Reina nyaman. Tatkala saat Reza selalu ada disampingnya.

10 menit berlalu, akhirnya bel rumah Reina berdering. Reina langsung melompat dari ranjangnya dan berlari untuk membuka pintu.

"Mba, biar aku aja yang buka!" teriak Reina saat melihat Mba Ani—pembantu barunya— ingi membukakan pintu.

Mba Ani langsung mengurungkan niatnya dan beranjak kembali ke dapur. Ketika pintu terbuka, terlihat Reza dengan boomber jacketnya sambil tersenyum. Di tangannya ada sebuah kotak cokelat dan sebuah bucket bunga. Reza nampak canggung berhadapan dengan Reina.

"Masuk"

Reina mempersilahkan Reza masuk lalu duduk di ruang tamu. Reina memanggil Mba Ani agar membuatkan minum untuk dirinya dan Reza. Hingga air itu datang dan berada di meja, obrolan tak juga dimulai dari pihak manapun.

"Aku... aku bawain kamu cokelat sama bunga. Sorry aku lama ya? soalnya aku tadi cari-cari ini hehehe" ucap Reza seraya menunjukkan bunga dan cokelat yang ia bawa.

Reina hanya menatap sekilas lalu beralih pada ponselnya. Reina masih bersikap dingin pada Reza. Walaupun sudah banyak perjungan Reza yang tak diketahui Reina.

"Aku mint maaf soal itu. Aku bisa jelasin sekarang," ucap Reza terdengar memohon.

Reina menghembuskan napasnya kasar, "Aku udah tau semuanya" ucapnya.

"Dari siapa?"

"Dari Fakri," ucap Reina menoleh ke arah Reza. "Aku juga minta maaf kalo aku terlalu over sama kamu. Sampe-sampe aku gak dengerin dulu penjelasan kamu" akhirnya Reina mengalah.

Reza tersenyum riang. Masalahnya terselesaikan dengan baik. Reina sudah memaafkannya dan Reza berjanji tak pernah mengulanginya.

"Aku senang liat kamu senyum gini," ucap Reza. "Boleh peluk gak sih?" tanya Reza.

Belum sempat Reina mengangguk, Reza langsung menyergap tubuh mungil Reina dan memeluknya erat. Melepaskan kerinduannya. Reina pun tidak munafik. Ia juga rindu moment seperti ini dengan Reza. Reina membalas pelukan itu dengan penuh sayang.

--

Waktu berlalu sangat cepat. Setelah sekian tahun mendalami ilmu di program studi Sastra Indonesia, Reina lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat senang sekali. Melihat teman terdekat dan keluarganya datang. Memberikan ia banyak bunga dan tak lupa ucapan selamat. Reina berhasil meraih gelar sarjana.

Tidak hanya Reina, Reza juga lulus di tahun yang sama dengan kekasihnya. Keduanya berfoto bersama dengan bangganya. Melihat kesuksesan mereka yang selama ini mereka tunggu.

"Selamat ya sayang," ucap Tante Linda seraya mengecup pip Reina.

"Makasih Tante,"

"REINAAA!!!" teriak Rara dari kejauhan.

Sahabat terbaik sepanjang hidup. Reina tersenyum bahagia lalu memeluk Rara. Salah satu orang yanh berpengaruh besar pada pendidikannya.

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang