34

120 3 0
                                    

Ini yang tersulit.
Bertahan menjadi teman
dengan hati yang ingin lebih dari sekedar teman.

---

Sesuai dengan janjinya. Disinilah Reza sekarang. Duduk tepat di samping Reina. Menemui Reina sebelum dirinya pergi ke Surabaya untuk pelatihan. Ekpresi yang ditujukan Reina tergambar jelas di wajahnya. Ia hanya bisa cemberut ketika akan ditinggal Reza. Lebay memang. Tapi Reina benar-benar tak ingin Reza pergi.

"Jangan cemberut gitu dong, Na. Gue jadi gak tega buat pergi" ucap Reza.

Reina menunduk. Berusaha untuk menormalkan wajahnya dan tersenyum. Ia benar-benar tak boleh egois. Demi mimpi dan masa depan Reza. Reina harus ikhlas untuk ditinggal dalam waktu 1 minggu.

"Gue gak papa kok. Baik-baik ya disana, jaga kesehatan. Semoga lo bisa lolos seleksi. Gue yakin doa gue di qobul sama Allah." ucap Reina seraya tersenyum.

Reza membalas senyuman itu, lalu meraih tangan Reina. "Terima kasih udah doain gue, kemenangan gue nanti bakalan gue dedikasikan buat lo, Na. Lo salah satu motivasi terbesar gue untuk raih cita-cita gue. Gak salah gue milih calon isteri kayak lo," ucap Reza lalu terkekeh.

"Ih apaan sih, Za. Pikiran lo kejauhan udah nikah aja"

"Lah, kalo kejauhan puter balik lah Na." balas Reza.

Reina berdecak. Reza menyebalkan. Saat hati sedang dibuat gundah gulana, Reza malah semakin membuat hati Reina tak karuan. Jantungnya sangat berdebar, bahwa ternyata Reza menyukainya. Salah satu hal yang sangat menyenangkan adalah ketika orang yang kita sukai membalasnya dengan hal yang sama.

Reza menyenderkan tubuhnya di sofa. Tangannya beralih memainkan jari jemari Reina. Menunggu waktu dirinya dijemput untuk berangkat ke Surabaya. Berat hati untuk meninggalkan Reina di jakarta. Karena pada hari biasanya mereka akan bertemu dan pergi bersama. Tapi nanti mereka hanya bisa melakukan panggilan video dengan perasaan hati yang sama. Menahan rindu itu sulit. Apalagi dalam posisi hanya sebagai teman.

Reza ingin merubah statusnya dengan Reina. Setelah mendapat dukungan dari Fakri kemarin, Reza semakin mantap untuk menyatakan cintanya. Tinggal menunggu waktu yang pas. Mungkin Reza akan berterima kasih pada Farel karena telah meninggalkan Reina dan melepaskan Reina untuk dirinya. Jahat memang, tapi ini saatnya Reza menunjukkan kesetiaan hatinya pada Reina. Reza berhasil mengalahkan beberapa orang cowok yang mencoba masuk ke hati Reina. Tak semudah itu untuk mengalahkan mereka yang jangka pertemanannya dengan Reina cukup panjang. Reza hanya membutuhkan waktu sekitar 3 tahun, untuk kenal dengan Reina. Dan saat pandangan pertama, Reza langsung jatuh hati.

"Za, kayaknya jemputan lo dateng deh." Teriak Rara dari arah luar.

Sedari tadi Rara sedang asyik duduk santai di halaman. Tak ingin melihat kemesraan Reza dan Reina. Karena takut ia ikut baper.

"Gue berangkat ya. Mungkin gue akan jarang pegang hape, karena harus fokus sama pelatihan. Lo baik-baik yaa. Maaf kalo gue jadi menyebalkan karena harus ninggalin lo." ucap Reza.

Reza memeluk dan mengelus pelan rambut panjang Reina. Berusaha untuk memberi pengertian pada Reina. Reza pasti kembali. Reina percaya itu.

"Hati-hati ya," balas Reina melepaskan pelukkan Reza.

Jangan lirik cewek lain ya, Za. Panas hati nanti, Batin Reina.

"Gue gak akan lirik cewek lain kok,"

"Eh?"

"Udah ya, gue pamit. Dadah Nana," ucap Reza seraya berdiri yang diikuti Reina.

Sesampainya di pintu rumah, "Love you, Na" ucap Reza sekilas lalu mengacak pelan poni Reina.

Jantungnya berdebar tak karuan. Reza benar-benar membuatnya jatuh hati. Bisa-bisanya ia membuat Reina gundah gulana seperti ini. Setelah mobil jemputan itu berlalu meninggalkan pekarangan rumah Reina, ia tersenyum. Ini saatnya membuka hati.

---

3 hari kemudian

Hari cepat berlalu. Rasanya baru kemarin Reina mendengar Reza mengatakan 'Love you' padanya. Kini ia hanya bisa termenung sambil menyeruput cokelat panas di balkon kamarnya. Hujan deras membuat beberapa lubang jalan terisi dengan air. Baru 30 menit yang lalu suara adzan maghrib terdengar. Suasana hening membuat kenyamanan malam ini.

"Reina,"

Seseorang mengetuk pintu kamar Reina. Dari suaranya saja, Reina sudah tau bahwa itu suara Rara.

"Masuk, Ra!" teriak Reina.

Rara masuk dengan membawa boneka kesayangannya. Dan membawa sebuah surat yang sudah tak asing bagi Reina.

"Ada surat langganan, Rei"

"Thanks,"

"Hmm,"

Rara memberikan surat yang biasa diberi oleh Mr. X, lalu ia duduk di sofa empuk milik Reina sambil memainkan handphonenya. Menghiraukan aktivitas Rara, Reina memilih langsung membuka dan membaca dari surat Mr. X itu.

Tuhan telah menjauhkanmu dari orang yang salah. Orang yang hanya akan menjatuhkanmu dan memanfaatkanmu sebagai kesenangan pribadi. Karena kini Tuhan telah menyelesaikan skenario untuk kisah cintamu bersamanya. Dan ini saatnya Tuhan membuat skenario baru untuk kisah cintamu bersamaku.

by Mr.X

Reina tersenyum. Mungkin ini adalah kata-kata biasa, tapi menurutnya ini adalah kata yang mampu membuat Reina luluh. Tiba-tiba saja hatinya bergetar. Berharap agar dapat segera bertemu dengan sang penulis surat. Reina sering kali bertanya dan mencari tau tentang penulis surat ini, tapi hasilnya nihil. Orang itu sangat pandai menghapus jejaknya agar tak ketahuan.

"Btw, lo kan besok ulang tahun Rei. Reza di Surabaya. Gak seru dong," ucap Rara.

Reina memasukkan kembali surat itu pada amplopnya. Lalu tersenyum getir memandang Rara.

"Gue gak tau, mungkin Reza bakal video call ke gue ngucapinnya. Itu udah lebih dari cukup lah Ra. Gue gak mau dia terbebani dengan gue yang minta dia datang di ulang tahun gue, lagian besok gue sibuk sama tugas kuliah" balas Reina.

Rara beranjak dari tempatnya dan menuju ke arah Reina. Memeluk sahabatnya dengan hangat. Selama ini, hanya Rara yang selalu mengerti dengan keadaan Reina.

"Walaupun gak ada Reza, kan ada gue. Gue udah nyiapin kejutan buat lo," ucap Rara sambil terkekeh.

"Kejutan kok bilang-bilang,"

"Oiya, Hehe. Intinya nanti lo pura-pura kaget aja sama kejutan gue, Oke?"

"Emang kejutannya apa?" tanya Reina.

Rara tersenyum simpul, "Kepo!" ucapnya sambil menjulurkan lidahnya.

"Ih, apaan Ra?"

"Kepo lo?!"

Rara pergi meninggalkan kamar Reina dan menuju kamarnya. Rara tersenyum puas karena berhasil membuat Reina penasaran. Untuk kali ini, Rara yakin rencananya akan sukses.

"WOI?!! KEJUTANNYA APAAN? KURANG AJAR LO YE!!"

---

follow me on Instagram @ichaajnnh
Jangan lupa vote, komen, dan beri saran ke temanmu agar membaca cerita ini

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang