10

171 7 3
                                    

Aku akan menjagamu sesuai dengan keterbatasanku.
Melindungimu adalah tugasku sekarang dan selamanya.

---

"Woi, bangunn!! udah jam berapa ini?" Farel menggoyang-goyangkan tubuh Reina yang terbaring diatas ranjang kasur.

Hari begitu cepat, ini adalah hari dimana seluruh murid SMA cenderawasih mengadakan camping di hutan belantara. Mempelajari betapa pentingnya hutan Indonesia yang harus kita jaga.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, sedangkan Reina masih tertidur lelap di kamarnya.

Reina mengerang, ia melemparkan bantal guling ke arah wajah Farel "Elahh, emang berangkat jam berapa sih? 30 menit-an lagi." ucap Reina.

Farel membalas melemparkan guling yang dilempar tadi ke arah Reina dengan kesal.

"Lo liat jam berapa sekarang?"

Reina mengangkat kepalanya, dengan mata yang masih berat, ia melihat jam dinding yang ada di atas meja belajarnya.

Reina terbelalak. Tanpa lama lagi, Reina melompat dari kasurnya. Farel hanya tertawa kecil melihat tingkah calon istrinya itu.

"KENAPA LO BARU BANGUNIN GUE SEKARANG??!!!" teriak Reina ketika sedang sibuk mencari alat mandinya.

"Lo-nya aja yang kebo! Masih untung gue bangunin," ucap Farel kesal sambil berkacak pinggang menatap Reina yang sedang sibuk sendiri, "Cepetan, gue gak mau terlambat!"

"Bodo!?"

Reina langsung berlari menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Masih ada waktu 15 menit sebelum bis berangkat ke hutan. Entahlah Reina akan seburuk apa nanti ketika ia harus menyiapkan diri dalam waktu yang singkat.

Tak lama kemudian, Reina turun dengan susah payah. Karena tas punggung yang ia kenakan dan ditambah tas yang di jinjing besar itu. Farel menepuk dahinya, ia sangat sabar ketika melihat tingkah Reina yang menurutnya bodoh sekali.

"Mata lo buta?! gue lagi susah payah gini, lo gak ada niat buat bantu?" tanya Reina kesal, karna melihat Farel dengan santainya duduk di sofa sambil menonton tv. "Oyy!" teriak Reina lagi.

"Repot banget sih, udah bangun siang. Terus sekarang rese banget," ucap Farel sembari berjalan ke arah Reina dan mulai membantu Reina membawakan tasnya. "Untung gue sayang,"

"Nah gitu dong, kan gue jadi lope lope sama lo" Reina mencolek dagu Farel genit bermaksud ingin menggoda.

"Jijik ah,"

Reina dan Farel menghampiri Tika yang sedang merapikan meja makan. Mereka berpamitan pada Tika dan meminta izin untuk melaksanakan camping di hutan. Dengan berat hati Tika mengizinkan anak gadisnya pergi.

"Hati-hati ya, Nak." ucap Tika.

Reina mengangguk lalu memeluk erat tubuh renta Tika. "I Love You, Ma"

Tika tersenyum saat mendengar kata itu dari Reina. Ia terus mengusap-usap punggung Reina tanda ia tak ingin jauh dari Reina walau sedetik saja.

Lepas dari pelukkan Reina, Tika pun mendapat pelukkan dari Farel dan meminta izin juga. Tika pun memperlakukan Farel seperti Reina. Walau bagaimana pun, Farel adalah calon menantu Tika.

"Jaga Reina ya, Rel. Untuk Tante,"

"Aku selalu jagain Reina kok, Tante." ucap Farel dengan senyumannya yang sangat manis.

Lalu mereka berdua pun pergi meninggalkan Tika dan menuju sekolah. Beruntung ketika sampai di halaman sekolah, seluruh murid sedang berbaris mendengarkan sepatah dua patah kata dari Bu Esti selaku Kepala Sekolah. Farel dan Reina langsung masuk ke barisan kelasnya.

Barisan telah dibubarkan, seluruh murid kini sedang menunggu bis-nya datang. Semua murid pun kini sedang bising menentukan siapa teman ngobrolnya saat di bis.

"Gue sama babang Farel ya?" ucap Fakri tiba-tiba.

Farel yang sedang asyik meminum susuk cokelatnya langsung menoleh dan memberi tatapan tak suka pada Fakri.

"Enggak. Gue sama Reina"

"Idih apaan? gue sama Reina," ucap Rara.

"Tuh, udah lo sama gue. Ntar kita nonton anu, Rel" Kata Fakri sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ah, jijjk banget" balas Farel menatap jijik Fakri. "Gue sama Rio aja,"

Rio yang daritadi hanya fokus pada ponselnya hanya mengangguk meng-iyakan ucapan Farel.

"Kalian bertiga aja sih, kan ada tempat duduk yang bertiga tuh samping gue sama Reina,"

"Betul" ucap Reina.

"Betul betul doang, lo gak mau duduk sama calon suami?" tanya Farel pada Reina.

"Calon suamiii, uhuy" ledek Fakri.

"Sadis, udah bawa-bawa suami istri!" timpal Rara.

Reina menatap Farel sinis lalu berkata, "Enggak."

"Ayo anak-anak naik!" panggil Pak Febian.

Semuanya naik bis masing-masing. Beruntung Farel, Reina, Rara, Fakri, dan Rio satu bis. Jadi mereka bisa bercanda gurau. Dan yang paling utama Reina tetap terjaga oleh Farel.

"Yahelah, nengok ke kanan Rio. Nengok ke kiri Fakri, Asem semua" gumam Farel.

"Yeh, so bela-" ucapan Rio terpotong karna Caca tiba-tiba datang dan teriak di depan mereka bertiga.

"Farel?!!! aku duduk sama kamu yaa?" tanya Caca.

"Nggak" balas Farel singkat.

Caca memanyunkan bibirnya sebal. Ia kesal dengan perlakuan Farel tadi, ia bisa saja melakukan hal yang tak terpikirkan. Tapi Caca enggan melakukan karena pasti jika dilakukan Farel akan menjauh.

"Oyy, lo gak liat ya? ni ada ceweknya," teriak Rara sambil mencolek pinggang Caca kencang.

"Aww, sakit elah" Caca hendak menampar Rara, tapi suara Rio menghentikan tindakkannya. "Lo nyentuh Rara, abis lo sama gue." ucap Rio dengan tatapan mencekam.

Caca menurunkan tangannya. Ia semakin kesal karena ketiga orang yang pernah ia sukai, kini dekat dengan Reina dan Rara. Caca pergi meninggalkan mereka berlima dengan sejuta dendam. Caca tak mungkin terima ketika dirinya diperlakukan seperti ini.

"Woy! gak jadi nampar?! timbang dicolek aja kesakitan lo, lemah!!" teriak Rara kesal. Reina hanya bisa mengelus punggung tangan Rara untuk menenangkan. "Dia itu ngeselin Rei"

"Tenang aja Rara, ada A'a Rio tuh" ucap Fakri menggodai.

"Heh, jomblo. Diem lo!" bentak Rara pada Fakri yang banyak omong itu.

Fakri langsung diam seribu bahasa. Ia tak berani lagi jika Rara sudah berbicara. Apalagi ketika Rara membawa julukan 'Jomblo'. Fakri sedih jika dirinya dibilang Jomblo. Sungguh Fakri alay.

---

follow me on Instagram @ichaajnnh
Jangan lupa vote, komen, dan beri saran ke temanmu agar membaca cerita ini❤

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang