Kau masih saja baik, padahal aku sedang membencimu.
---
"Makan dulu, Rei." Rara menghampiri Reina yang tengah duduk sambil melipat tangannya di lutut.
Sudah hampir seharian Reina terus berdiam diri di kamar. Tak sedikitpun makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Rara khawatir akan kondisi Reina saat ini.
"Udah sore gini lo belum juga makan, gak usah pikirin Reza lagi" pinta Rara.
Reina masih diam. Tak berminat untuk membalas ucapan itu. Air matanya terus mengalir kala mengingat kejadian kemarin. Reina tak menyangka dengan teganya Reza berbuat itu dan mengkhianati cintanya. Reina mengira jika Rez berbeda. Tak seperti Ayah dan Farel yang terpaksa pergi tanpa mengucapkan apapun. Apakah Reina akan mengalami untuk ketiga kalinya?
Rara menghampiri Reina dan duduk di sebelahnya. Hanya bisa menyemangati lewat sentuhan tangan. Rara paham betul ketika Reina patah hati, pasti gadis itu akan menyendiri dan enggan berkomunikasi dengan siapa pun.
Tak berselang lama, seseorang mengetuk pintu rumah. Mereka kedatangan tamu tak diundang. Rara yang akan datang membuka pintu dan menerima tamu itu. Sementara Reina kembali dengan renungannya.
Rara membuka kenop pintu dan terkejut saat tau siapa yang datang.
"Ngapain lo kesini? mau nyakitin dia lagi?" tanya Rara ketus.
Reza datang ke rumah Reina sepulang dari Arland Cafe. Setelah meminta saran dan pendapat, Reza mengikuti apa yang Fakri dan Rio ucapkan. Mencoba untuk terus menemui Reina dan menjelaskan semuanya. Bahkan akan mencoba untuk mengembalikan senyuman yang sangat ia rindukan. Demi kelancaran hubungannya, Reza rela jika harus disiksa terlebih dahulu oleh Reina.
"Gue mau ketemu Reina," ucap Reza.
"Gak ada, mending lo pulang! DAN JANGAN PERNAH DATANG KESINI LAGI!" teriak Rara yang mulai emosi.
"Ra tolong izinin—"
"GUE BILANG PERGI! ATAU GUE GAK AKAN PERNAH BIARIN LO TEMUIN REINA SEPANJANG HIDUP?!! PERGI!!" Rara terus memaki dan meneriaki Reza.
Akhirnya Reza mengalah. Ia terpaksa harus pulang tanpa menemui Reina sedikit pun. Semua teman terdekat Reina marah padanya. Termasuk Rara yang mungkin terlalu sayang pada Reina, hingga cewek itu rela membela Reina.
Reza mengacak rambutnya frustasi. Dia terus mencoba menghubungi Reina, tapi hasilnya nol. Reina sama sekali tak berniat untuk menyentuh ponselnya. Bahkan tak menarik untuk dilihat.
"Siapa Ra?" tanya Reina sengau.
"Pacar lo! udah pergi, sehabis ini jangan pernah hubungin dia. Dia itu pengkhianat" ucap Rara masih emosi.
Reina hanya bisa menahan tangisnya. Reina benar-benar benci pada Reza saat ini.
Ini jadwal Reina manggung di Arland Cafe. Pasti Fakri dan Rio tengah menunggunya disana. Reina pun sudah siap dan akan segera berangkat. Rara lega akhirnya Reina ingin keluar dari kamarnya dan tidak lagi berdiam diri.
"Mau gue anter?" tanya Rara.
"Gak usah, lo kan ada tugas kuliah juga. Gue bisa sendiri kok ," ucap Reina lalu diangguki Rara. "Yaudah gue jalan ya. see you" lanjut Rara yang kemudian mencium pipi Rara.
Reina memutuskan untuk menaiki taksi. Jalanan ibukota hari ini cuku ramai tapi lancar. Sehingga Reina bisa tepat waktu untuk sampai.
Sesampainya di cafe, Reina disambut baik oleh Fakri dan Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reina [Completed]
RomanceTuhan telah menjauhkanmu dari orang yang salah. Orang yang hanya akan menjatuhkanmu dan memanfaatkanmu sebagai kesenangan pribadi. Karena kini Tuhan telah menyelesaikan skenario untuk kisah cinta kamu bersamanya. Dan ini saatnya Tuhan membuat skenar...