8

181 7 2
                                    

Harusnya gue berusaha untuk nyelesaian masalah bukannya bikin rumit masalah ini

---

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Saat ini Reina sedang termenung di kasur tidurnya. Ia masih bertanya-tanya tentang sikap Farel tadi. Tapi perlakuan tadi membuat Reina jadi senyum sendiri. Farel terlihat manis jika seperti itu.

"Nak, ada Farel nih" teriakan Tika membuat Reina mendongak dan mengubah posisinya menjadi duduk tegap.

Tak lama kemudian, pintu kamar Reina terbuka dan muncul sosok cowok bertubuh tinggi sambil membawa bunga dan balon berbentuk love warna merah.

Reina melongo melihat Farel yang tersenyum berjalan ke arahnya. Ah, Farel nampak sangat tampan.

Farel berlutut di depan Reina sambil tersenyum, "Hei udah mendingan? gue bawain bunga buat lo. Gue gak tau sih ini bisa bikin lo membaik atau enggak, yang gue tau cuma kalo bunga itu disukai sama cewek." ucap Farel sambil menggaruk tengkuknya.

Reina melongo melihat Farel yang berlutut di depannya. Bunga yang Farel bawa nampak indah, dan membuat Reina kagum. Farel meletakkan bunga itu di meja sebelah kasur tidurnya dan duduk disamping Reina.

Farel memegang tangan Reina dan mengelus dengan lembut. "Maafin gue ya, kalo gue bersikap yang bikin lo gak nyaman. Gue cuma takut lo diambil Chandra, sumpah dah gue kagak rela" ucap Farel menunduk sambil terus mengusap-usap tangan Reina.

"Gue baru sadar, seharusnya gue yang cowok gak ngebiarin cewek gue kehujanan di taman. Dan seharusnya gue sebagai cowok gak ngediemin lo kayak gini. Harusnya gue berusaha untuk nyelesaian masalah bukannya bikin rumit masalah ini. Gue minta maaf sama lo, Rei. Gue salah," ucap Farel yang menatap Reina dengan raut wajah sedih.

Reina menghembuskan napasnya kasar, lalu membalas usapan Farel. "Gue gak pa-pa. Mungkin emang kitanya aja yang belum punya pikiran dewasa. Kita kan masih nolak mentah-mentah perjodohan ini, jadi wajar aja kalo kita masih kayak gini"

"Kita coba buat saling melengkapi Rei, gue gak mau ngecewain Mama dan Tante Tika," ucap Farel sambil tersenyum, dan dibalas senyuman juga dari Reina.

"Aduh sakit o'on!" teriak seseorang dari arah luar kamar. Reina mengerutkan keningnya bingung. Tapi Farel sudah mengetahui siapa sosok dibalik pintu itu. tak lain dan tak bukan adalah Fakri dan Rio.

Rio tiba-tiba masuk ke dalam kamar Reina sambil ngoceh tak jelas, "Fakri mah gak jelas. Orang lagi romantis dia malah gangguin," omel Rio.

"Lu nginjek kaki gue bego, sakit!"

"Au ah, lu gagalin rencana kita." ucap Rio kesal.

Farel hanya tertawa melihat kedua temannya yang sangat bodoh itu. Awalnya Farel izin kepada Fakri dan Rio untuk pergi kerumah Reina. Tapi mereka berdua merengek ingin ikut dan berjanji tak mengacaukan rencana Farel. Tapi omongannya tak terbukti sekarang.

"Daripada lu berdua banyak bacot, fotoin gue dulu nih sama Reina. Cepet!" ucap Farel.

"Fotoin tuh,!" Suruh Rio. "Iya, dasar jakun onta!"

 "Iya, dasar jakun onta!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Pagi yang sangat cerah. Hari ini adalah hari sabtu, sekolah libur untuk beberapa waktu. Jika libur Reina sering bangun siang dan memanfaatkan waktu untuk mengistirahatkan diri. Ditambah lagi semalam Farel, Fakri, dan Rio pulang hingga tengah malam.

Saat ini, Reina masih terlelap di kamarnya. Kepalanya ditelungkupkan di bantalnya. Hingga ponselnya bergetar kencang yang membuat Reina bangun dengan tiba-tiba.

"Halo?" ucap Reina yang menempelkan ponselnya di telinga. "Woy, pagi-pagi nelpon kagak jelas banget lu!."

"Rei, gue kan video call ke lo. Ngapa yang gua liat cuma lobang kuping lo sih?, Hahahaha" ucap Farel dari seberang sana.

Sontak membuat Reina melototkan matanya dan mengangkat kepalanya. Reina menatap ke layar dan mendapati Farel yang sudah tertawa geli.

Reina menjauhkan kamera ponselnya ke sembarang arah, "Ahh, gue maluuu!" teriak Reina.

"Hahaha, gak usah malu dah. Mana sih lo? cepetan liat ke layar"

Reina mengarahkan kamera ponselnya ke wajahnya. Reina masih dalam keadaan ngantuk berat dengan rambut yang masih kusut berantakan.

"Ngapain sih pagi-pagi udah ganggu?," tanya Reina.

"Anak gadis kok bangun siang? mandi cepetan, ikut gue nyari alat-alat camping"

"Males ah, besok aj-"

"Ayo cepetan mandi!" ucap seseorang dari arah belakang.

Farel tengah menyenderkan diri pada pintu kamar Reina. Pagi-pagi seperti ini. Farel sudah ada dirumahnya.

Reina bangkit dari kasurnya dan langsung mengambil alat mandinya. Menatap dengan kesal ke arah Farel, "Tiba-tiba dateng kayak hantu," ucap Reina.

"Jangan banyak omong deh" Farel keluar dari kamar Reina dan menunggunya di ruang tamu. "Gak pake lama yaa!" teriak Farel.

"Bodo,"

Tika sedang mengolesi selai cokelat pada roti panggang di meja makan. Sekarang ini, Farel sedang duduk manis di meja makan sambil menyantap roti panggang buatan Tika, sang mertua.

"Mau kemana, Rel?" tanya Tika.

Farel menelan roti yang ia kunyah, lalu meminum susu di depannya. "Mau cari alat-alat buat camping di hutan, Tan"

"Ohh, jangan lama-lama ya Rel" pesan Tika.

Farel tersenyum dan mengangkat tangan ke dahinya tanda hormat pada Tika, "Siap Tante"

Tak lama kemudian, Reina turun dari kamarnya sambil menyisir rambutnya yang basah.

"Tante, masa anak gadis bangun siang. Kan gak bagus ya, Tan?" tanya Farel.

Reina yang baru saja datang, langsung dibuat kesal oleh Farel. "Oyy, nyindir gue ya?."

"Ngerasa? baguslah,"

Reina mulai menyantap roti panggang yang telah disediakan di meja makan. Ia mengunyah dengan penuh rasa kekesalan, sambil menatap sinis ke arah Farel.

"Ayo, lama banget!"

Reina dengan cepat meminum susu miliknya. Farel sudah meninggalkan Reina yang sibuk dengan susunya. " Ma, aku jalan yaa" pamit Reina.

"Hati-hati, Nak"

Mobil Farel mulai meninggalkan pekarangan rumah Reina dan menuju tempat yang akan ia kunjungi.

---

follow me on Instagram @ichaajnnh
J

angan lupa vote, komen, dan beri saran ke temanmu agar membaca cerita ini❤

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang