Semua orang berhak
untuk mendapatkan sebuah
kehangatan dari sebuah keluarga---
Suasana pagi di sekolah tak secerah langit yang berwarna biru terang. Tak seperti biasanya. Reina merasakan bahwa dirinya tengah menjadi bahan omongan hari ini. Mata tajam warga sekolah tertuju ke arahnya dengan bisikan yang sangat menusuk hati.
Air mata hampir jatuh karena mendengar omongan orang yang menuju ke arahnya. Malu, sedih, kecewa, dan serba salah tengah menyelimuti dirinya.
"Kayak cewek murahan ya"
"Belum sampe berbadan dua kan?"
"Baru jadi calon aja udah berani tinggal bareng"
Salahkah Reina jika ia satu atap dengan Farel? Setelah kepergian Mamanya, Reina terpaksa harus tinggal bersama Farel dan Juliana. Agar Reina tetap mendapatkan hangatnya kekeluargaan serta mendapatkan perhatian dari seorang Ibu. Juliana dan Tika pun adalah sahabat baik sejak kecil. Tak heran jika Juliana menganggap Reina seperti anak kandungnya sendiri.
Reina mempercepat langkah kakinya menuju kelas. Menutupi rasa malu yang kini terpampang di wajahnya. Reina tak pernah dipermalukan seperti ini, meski hanya dengan omongan. Hatinya sangat sensitif. Ingin rasanya menampar mulut berdosa yang selalu mengeluarkan kata-kata menyakitkan. Tapi Reina tau itu bukan solusi yang baik.
"Lo kenapa?" tanya Rara.
Reina baru saja sampai dan duduk terdiam di bangkunya. Menundukkan kepalanya, dan menutupi wajahnya yang kini telah banjir karena air mata. Rara yang duduk di depannya merasa bingung dengan perubahan wajah Reina yang tak seperti biasanya. Sebagai sahabat, Rara tau bahwa ada sesuatu yang sedang menimpa Reina.
"Cerita sama gue, lo kenapa?" tanya Rara lagi.
Reina mengangkat kepalanya sambil terisak. Rara yang melihat Reina pun langsung panik dan khawatir. Bingung dengan apa yang sedang dialami Reina. Karena mengerti bahwa suasana kelas ramai, Rara pun langsung menarik Reina menuju Roof Top.
"Cerita sekarang"
Reina masih terus menyeka pipinya yang terus basah. Kini mereka sudah berada di roof top dengan suasana sepi tanpa ada yang menganggu. Duduk diatas sofa bekas yang sudah hampir rusak. Dengan pelan-pelan Reina menjelaskan apa yang terjadi sewaktu Reina berjalan di koridor satu.
"Gue tau siapa yang ngelakuin nih," ucap Rara.
Setelah mengatakan itu, Rara bangkit lalu berjalan menuju tempat yang ia maksud. Reina berusaha untuk menahan Rara dengan menarik-narik lengan Rara.
"Ra, udah jangan Ra" ucap Reina memohon pada Rara.
"Rei, kalo lo terus ngalah. Lo bakalan diinjek terus!" ujar Rara kesal.
Perdebatan antara Reina dan Rara mengundang perhatian Farel, Fakri, dan Rio. Tiga cowok yang baru saja datang di roof top bingung dengan raut wajah Rara yang emosi. Dan juga Reina yang nampak terus menahan lengan Rara.
"Kenapa nih?" tanya Rio.
Reina dan Rara kompak menoleh ke arah Farel, Fakri, dan Rio. Suasana menjadi sunyi tanpa ada suara dari kelima orang itu. Dan hanya tatapan bingung yang diberikan.
"Kenapa Ra?" tanya Farel.
Reina menatap ke arah Rara. Matanya melotot sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengisyaratkan agar tak memberitahu Farel. Tapi Rara malah memberitahunya.
"Lo pasti tau, siapa orang yang udah nyebarin gosip tetang lo dan Reina yang tinggal serumah" ucap Rara.
Reina menundukkan kepalanya. Entah kenapa saat ini Reina sangat takut. Ucapan Rara membuat Farel menaikkan alisnya sebelah. Mengingat-ingat biang keladi penyebar gosip disekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reina [Completed]
RomanceTuhan telah menjauhkanmu dari orang yang salah. Orang yang hanya akan menjatuhkanmu dan memanfaatkanmu sebagai kesenangan pribadi. Karena kini Tuhan telah menyelesaikan skenario untuk kisah cinta kamu bersamanya. Dan ini saatnya Tuhan membuat skenar...