9

181 10 1
                                    

Jadilah orang kedua
dalam daftar laki-laki yang tak pernah menyakitiku setelah ayahku

---

Farel datang sambil membawa 2 Milk Shake di tangannya. Lalu memberikan milk shake yang satunya pada Reina. Saat ini mereka berdua sedang berada di taman belakang rumah Farel, setelah lelah seharian menemani Farel mencari alat camping.

"Bete gak?," tanya Farel seraya menyeruput Milk Shake-nya. "Daripada lo bete, gimana kalo kita jalan aja?"

Reina menatap malas Farel. "Mau kemana, gue baru aja ngadem,"

"Ayo ah, jangan males-males" Farel menarik lengan Reina.

"Seru gak?"

"Diusahain seru" Kata Farel yang ingin membuat Reina kembali semangat.

"Sebelum sama gue, lo pacaran gak?" tanya Reina tiba-tiba saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Eh, maaf. Gue cuma nanya doang,"

Farel tersenyum lalu menoleh pada Reina. "Gue gak pernah dapet yang sebaik lo sih, makanya gak mau pacaran" ucap Farel.

Reina melongo lalu pipinya merah merona. Ia membuang arah wajahnya ke jendela mobil. Menutupi rasa malunya setelah mendengar perkataan Farel barusan. Kenapa Reina se-baper ini? Ah, Reina benci pada dirinya yang mudah baper.

"Angel?"

"She's just my best friend" ucap Farel, "Gue gak pernah pacaran. Karena emang belum ada yang klop di hati gue." sambung Farel.

"Tipe cewek lo emang gimana?"

"Tipe gue...." Farel nampak berpikir-pikir. Namun ia tetap fokus pada kemudinya. Lalu Farel menepikan mobilnya ke tepi jalan. "Kayak lo," ucap Farel sambil tersenyum ke arah Reina.

"Ah," Reina melotot. Ia kembali terkejut. Ah, mungkin ini mimpi. Sosok Farel tak mungkin jatuh cinta pada kepribadian Reina, Farel pasti bercanda, "Hahahaha, bercanda lucu banget" Reina tertawa lebar untuk menutupi rasa malunya kembali.

Farel terkekeh lalu kedua tangannya terulur memegang tangan Nayna. "Kenapa semua cewek ketika mendengar hal yang benar malah dirasa gombal. Apalagi caranya untuk menutupi malu dengan tertawa, tapi gue suka sama ketawa lo. Emang sih Freak tapi lucu sih"

Reina bungkam. Detak jantungnya terasa berhenti. Setuhan dari tangan Farel terasa berdesir di tubuhnya. Di sisi lain Reina senang karena Farel mulai serius dengannya. Tapi di sisi lain, fans Farel banyak. Mungkin setelah ini Reina memiliki banyak haters.

"Gimana, Rei? lo terima gue gak?" tanya Farel yang wajahnya sumringah.

Reina mengerutkan keningnya. "Terima apa?"

Farel menghembuskan nafasnya kasar. Detik berikutnya ia tertawa. "Hahaha, aduh lo polos banget sih. Untung cakep."

Reina menatap Farel yang tengah tertawa itu. Cowok yang mengenakan Sweater hitam itu nampak ganteng. Setelah lelah tertawa Farel menghentikan tawanya lalu mengacak-acak rambut Reina.

"Farel! rambut gue!!," teriak Reina.

Reina menekuk wajahnya. Ia memanyunkan mulutnya menandakan bahwa ia sedang kesal. Sambil membetulkan poninya yang berantakan karena Farel. Tapi rasanya ingin sekali melihat Reina bersikap seperti tadi. Maka dari itu Farel kembali melakukan hal yang ia lakukan tadi, mengacak-acak rambut Reina.

"Farel!, Ah" Reina nampak ingin menangis ketika dijahili oleh Farel. Tapi cowok itu malah tertawa kegirangan.

"Hahaha, aduh paling enak ya jahilin orang." ucap Farel seraya tertawa. Lalu kembali melajukan mobilnya. "Soal pernyataan perasaan gue ke lo, disimpan aja dulu. Gue tau lo pasti perlu waktu untuk menimbangkan hal itu. Karena kia dijodohin sudah pasti lo terima 'kan?, Tapi gue gak ngerti kenapa gue malah jadi suka beneran sama lo," lanjut Farel, sesekali ia menoleh ke arah Reina yang masih sibuk membetulkan poninya.

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang