47

106 5 2
                                    

Waktu sanggup merubah seseorang
termasuk perasaan.

---

"Kemana aja sih lo? gue mau cerita?!" pekik Reina saat melihat Rara baru saja pulang.

"Gue baru pulang, bukannya sediain makanan"

"Yeeuuu, bikin sendiri ah"

Lalu Rara menghampiri Reina dan duduk di sofa samping. Merebahkan tubuhnya yang sangat lelah. Rara lembur beberapa hari ini, hingga membuat Rara terus sibuk dengan pekerjaannya.

"Apa sih yang mau lo ceritain? Reza masuk seleksi?" tanya Rara yang acuh tak acuh.

"Ini tuh penting, Rara ih." Reina kesal karena Rara dengan malasnya mendengarkan Reina berbicara. Rara malah memejamkan matanya.

"Ra! Farel balik ke Indo" ucap Reina.

Sontak membuat Reina terlonjak kaget. Wajahnya tak bisa diartikan, yang jelas Rara tak percaya.

"Serius lo?"

"dua rius"

"Ngapain dia balik?" tanya Rara.

Reina menceritakan secara detail alasan Farel kembali. Serta penyebab Farel yang menderita amnesia.

"Wah anjir. Cerita lo gak ngarang kan?" tanya Rara.

"Seriusan Ra, gue gak bohong. Tunangannya sekarang jadi bos gue"

"Anjir, gak percaya gue"

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu rumah. Karena malas, Rara menyuruh Reina yang membukanya.

"Ya?"

Setelah membuka pintu, Reina mendapati Farel yang datang ke rumahnya. Dan di detik berikutnya Reina yakin Rara pasti akan kaget saat melihat Farel kembali.

"Kenapa kamu ke rumah saya?"

"Saya ingin mengundang kamu untuk makan malam bersama. Ada Fakri dan Rio juga kok" ajak Farel.

"Kamu kan bisa mengirim pesan, sekarang teknologi sudah canggih"

"Saya belum punya nomor ponsel kamu"

"Kan bisa minta sama Fakri"

"Saya cuma ingin ketemu kamu" ucap Farel.

Lalu kejadian yang sudah diperkirakan terjadi. Rara datang dan terbengong. Melihat Farel kini berada di depannya dengan penampilan yang berbeda.

"Kenalin, Rara." ucap Reina.

Farel menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan, tapi Rara masih terdiam. Reina menyenggol bahu Rara untuk menyadarkannya.

"Eh, iya. Rara"

"Kamu Rara? hmm...." Farel nampak berpikir. "... yang diceritakan sama Rio. Kamu sahabat saya juga kan sewaktu SMA?" tanya Farel.

Rara sempat terdiam mencerna omongan Farel. Hingga akhirnya ia paham dan ingat bahwa Farel tengah menderita amnesia.

"Oh iya betul"

"Kebetulan, nanti malam kalian datang ya. Kalian perlu saya jemput?" tanya Farel.

"Perlu ba—"

"Enggak perlu. Kita bisa sendiri" Reina langsung memotong ucapan Rara.

Farel hanya tersenyun getir saat Reina masih saja ketus pada dirinya. Farel tak mengerti, mengapa Reina sangat ketus pada dirinya? atau memang Reina sangat tertutup dari orang lain?

Reina [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang