- Now Playing
Sheila On 7 - Seberapa Pantas----
Kamar Reina berantakan. Tak seperti biasanya, pagi-pagi seperti ini kamar Reina sudah penuh dengan beberapa baju yang tergeletak di kasur. Hari ini Reina akan berniat pergi bersama Rara. Omongan yang semalam benar-benar dilakukan Rara. Rara memutuskan untuk tinggal bersama Reina dan Tante Linda. Sembari menemani Reina agar tak merasa kesepian. Rara memang sahabat yang paling pengertian.
"Bagus baju yang mana?" tanya Rara sambil menunjukkan kemeja polos dan sweater berwarna pink.
"Sweater"
Keduanya sibuk memilih baju terbaik. Karena mereka berencana untuk Quality Time berdua. Seharian penuh bersama Rara, membuat Reina tak akan pernah melupakan kejadian ini.
Setelah semua selesai, mereka pun turun dari kamar Reina dan mendapati Tante Linda yang sedang bersantai menonton televisi.
"Tante aku sama Rara pergi ya, Tante gapapa kan sendiri dirumah?" ucap Reina.
"Gak papa dong, kamu Tante tinggal terus bisa kok, masa Tante gak bisa. Tapi kamu hati-hati loh, kabarin Tante selalu" perintah Tante Linda.
"Tante Linda persis ya kayak Almarhum Tante Tika. Posesif bener sama anak gadisnya" goda Rara.
"Iyadong, namanya juga Adik Kakak"
"Hehehe, yaudah Tan. Kita berangkat dulu ya, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Berangkatlah mereka ke sebuah Mall terbesar di Ibukota. Menonton film, shopping, dan terakhir kini perawatan diri. Reina melakukan lulur dan totok wajah. Salah satu yanh membuat Reina merasa tenang adalah ketika melakukan hal ini. Setelah mempercantik diri. Reina dan Rara memutuskan untuk mampir ke restoran siap saji dan memesan beberapa makanan. Tentu salah satu pesanan itu ada Milk Shake cokelat, favorit Reina.
"Ehiya, lo sibuk pergi sama gue, Reza marah gak?" tanya Rara. "Ntar dia ngambek gak dikabarin"
"Dia juga tau kok gue pergi sama lo hari ini. Lagian gue sama Reza cuma teman Ra" timpal Reina.
"Kasian ya Reza cuma dianggap teman. Padahal dia baik banget loh"
"Gue juga beranggapan seperti itu. Reza emang baik sama semua orang." ucap Reina.
"Nah itu dia, kenapa lo masih stuck sama Farel. Gini ya, gue udah mulai gak tahan sama pernyataan lo tentang Farel. Dan lo selalu bilang kalo Farel pasti kembali. Rei, lo udah nunggu hampir 2 tahun, yakali Farel masih cinta sama lo. Apalagi, lo gak tau kabarnya sama sekali. Lo aja gak tau dia masih hidup atau enggak." ucap Rara.
Ucapan Rara sangat menyakitkan. Tapi Reina paham betul bahwa Rara tak ingin dirinya jatuh dalam jangka waktu yang panjang. Reina tau bahwa Rara peduli. Bahkan sangat peduli.
"Yaudah Ra, gue lagi gak mau ngomongin Farel sekarang. Bahaya kan kalo gue tiba-tiba nangis disini" timpal Reina sembari menyuap spageti pesanannya.
Rara mengangguk paham. Rara benar-benar tak ingin Reina kembali jatuh seperti dulu. Dia banyak tau mengenai kehidupan Reina. Kepeduliannya sangat dibutuhkan. Dan disinilah ia sekarang.
Hari mulai larut malam. Langit telah menunjukkan gelap indahnya. Bulan pun bercahaya dengan terang. Quality Time bersama Rara membuat Reina kelelahan. Tapi ia tak ingin memperlihatkan wajah lelahnya di depan Rara. Ia ingin terlihat selalu senang karna ini hari pertama ia kembali bersama dengan Rara. Sosok sahabat yang penyayang dan pengertian.
"Oiya, mau ketemu Fakri dan Rio gak?" tawar Reina.
Karena mereka tidak membawa kendaraan maka mereka memutuskan untuk naik taxi. Ini kemauan Reina, karena Reina ingin Rara benar-benar fokus mengisi waktu luang bersamanya. Bahkan sedari tadi, keduanya tidak sempat menyentuh ponselnya. Saking asiknya menikmati obat rindunya.
"Ehiya, mereka gimana sekarang?"
"Gue kasih tau nanti, pasti lo kaget deh." ucap Reina. "Pak, kita ke Arland's Cafe ya" lanjutnya pada driver taxi itu.
"Eh lo ngapain? bukannya itu cafenya Papanya Farel?" tanya Rara bingung.
"Betul sekali kamu. Pokoknya ikutin gue aja deh" ucap Reina meyakinkan.
Rara mengangguk ragu. Ia mulai takut-takut Reina kembali sendu ketika datang ke cafe tersebut. Bagaimana tidak? Rara juga salah seorang yang menjadi saksi kisah mereka di cafe itu. Rara pun tau bahwa tempat itu adalah tempat favorit Reina. Hampir setiap hari Reina mampir walau hanya sekedar mengisi kekosongan. Tak heran jika kini Rara gelisah. Ia tak siap melihat sahabatnya menangis kembali.
Sesampainya di cafe itu Reina dan Rara turun dari taxi. Membayar sesuai argo yang tertera disana. Rara masih terdiam menatap tempat ini. Masih sama seperti dulu, hanya ada satu yang berbeda. Rara berusaha untuk mempertajam pendengarannya. Tak asing bagi Rara mendengar suara orang ini. Reina sadar bahwa Rara mulai kebingungan dengan suasana cafe malam ini. Reina pun tersenyum lalu menarik lengan Rara masuk ke dalam cafe tersebut. Rara terlonjak kaget saat melihat Fakri dan Rio sedang bernyanyi dengan merdunya di panggung cafe. Lengkap dengan alat musiknya.
Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk s'lalu kunantikan
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan disaat kita jauhSeberapa hebatkah kau untuk kubanggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk s'lalu kuandalkan
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang
Sanggupkah kau meyakinkan disaat aku bimbangCelakanya hanya kaulah yang benar benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka
Celakanya hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Diantara perih aku s'lalu menantimu---
follow me on Instagram @ichaajnnh
Jangan lupa vote, komen, dan beri saran ke temanmu agar membaca cerita ini❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Reina [Completed]
RomanceTuhan telah menjauhkanmu dari orang yang salah. Orang yang hanya akan menjatuhkanmu dan memanfaatkanmu sebagai kesenangan pribadi. Karena kini Tuhan telah menyelesaikan skenario untuk kisah cinta kamu bersamanya. Dan ini saatnya Tuhan membuat skenar...