12. not you, but me

2.5K 92 1
                                    

Pertemuan yang tak disengaja dengan Rendra membawa angin segar bagi Luna. Dia merasa telah menemukan orang yang selama ini dicarinya. Seorang laki laki kecil yang memboncengnya saat dia tak tahu arah pulang. Kejadian 10 tahun yang lalu tak pernah hilang dalam ingatan Luna.

Flasback on

"Kamu kenapa nangis?",ucap bocah laki laki yang membawa sepeda gayuh.

"Aku ingin pulang, hikz...."
"Ma, pa, Luna takut", kata gadis kecil yang membawa balon.

"Mama papamu dimana? Ayo aku anterin", kata anak laki laki itu.

"Ada dirumah. Kami baru pindahan. Tadi aku keluar karna ingin membeli balon. Saat akan kembali, aku tidak tahu jalan pulang. Hikz, hikz....", jawab gadis kecil.

"Jangan nangis ya. Aku janji akan antar in kamu sampe rumah", jawab anak laki laki.

"Ba baiklah, tapi nama kamu siapa?", tanya gadis kecil.

"Aku Rendra Atmadja", jawab anak laki laki itu.

Flasback off

Masih terekam dengan jelas semua percakapan itu. Tapi sayangnya, setelah kejadian itu Luna tidak pernah bertemu lagi dengan penolongnya itu. Luna masih mencari keberadaan penolongnya hingga saat ini. Dan sepertinya keberuntungan telah memihaknya. Dia bertemu lagi dengan Rendra saat pingsan. Kejadian itu tidak disengaja. Tapi takdirlah yang menghendaki semuanya.

"Mungkin loe udah lupa Ren. Tapi gue yakin, bisa membuat loe ingat kejadian itu. Loe udah ditakdirkan sama gue. Dan loe bakalan kembali sama gue", gumam Luna Optimis.

※※※

"Sayang bangun.... Waktunya makan malam", kata mom sambil mengelus rambut Rendra.

"Hoam, it's oke mom. Wait me 10 minutes",  jawab Rendra malas.

Setelah makan malam seperti biasa, keluarga besar Atmadja selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul di ruang keluarga. Entah untuk berdiskusi ataupun sekedar bersantai.

"Bulan depan perusahan kita akan mengadakan pesta. Pesta pelantikanmu An. Daddy harap kamu membawa calon istri".

"Ayolah daddy, Andra masih terlalu muda untuk menikah. Biarkan Andra berkarir dulu".

"Usiamu sudah cukup untuk menikah.  Daddy ingin sekali ada seorang gadis cantik yang berdiri di sampingmu saat pelantikan nanti".

"Sudahlah  dad, biar Rendra aja yang bawa calon. Gini gini Rendra udah siap kok kalau disuruh nikah muda. Hehehe".

"Eh, mulai nakal ya anak  mommy. Kamu pikir nikah itu gampang. Nanti mommy sunat lagi ya!".

"Ampun mom. Aduh sakit telinga Rendra. Jangan mommy jewer terus. Kalau lepas gimana?".

"Terusin aja mom . Andra dukung  mommy".

"Kalian berdua seperti anak kecil saja. Daddy, malu kalau ada orang yang tahu kelakuan keluarga kita".

"Mommy rasa, daddy terlalu kaku orangnya. Biarin anak anak kita yang nentuin kapan akan menikah. Kita sebagai orang tua mensupport saja".

"Betul mom, tapi ijin in Rendra bawa calon juga ya. Please...,".

"Baiklah, asal kamu janji gak akan mencoret nama baik keluarga".

"Siap dad ".
"Mom, daddy, Rendra ijin keluar dulu ya. Rendra mau beli alat tulis buat ujian minggu depan".

"Ya. Tapi hati hati ya son".

"Gimana kalau abang anterin? Abang lagi suntuk, pengen nyari angin segar".

"Oke bang. Ayok!".

Dengan berat hati Rendra menerima tawaran Andra untuk mengantarnya keluar. Sebenarnya, dia ingin keluar untuk menemui Ollin. Setelah membeli alat tulis. Rendra memaksa Andra untuk ketempat Ollin. Dia ingin bertemu Ollin sebelum fokus belajar menghadapi ujian.

"Bang, gue ketemen bentar ya. Tapi abang tunggu disini. Penting ni bang".

"Yaelah dek. Abang kan pengen tahu calon adik ipar. Masak ketemu sekali aja gak boleh".

"Masalahnya, kalau abang ketemu dia. Abang bisa naksir. Gue takut abang tikung".

"Oke. Abang tunggu disini aja. Tapi jangan lama lama ya".

"Sip".

Rendra turun dari mobil. Dia menembus rintik hujan untuk bertemu pujaan hatinya. Mungkin buat orang lain terlihat menggelikan. Tapi semuanya terasa manis saat diatas namakan cinta.

Tok tok tok

"Permisi..."

"Oh ya, sebentar..."

Ceklek
(Suara pintu dibuka)

"Kamu? Ngapain kamu kemari?".

"Gue mau bilang, bulan depan ada acara di perusahan daddy. Gue mau ajakin loe tan. Mau y?".

"Acara apaan?".

"Abang gue mau di angkat jadi CEO tan. Gue gak ada pasangan. Mau ya menenin gue?".

"Ogah ah. Mending kamu ajak Luna".

"Cie masih marah ni, loe cemburu tan?".

"Apaan sih. Gak jelas!".

"Kalau gak cemburu trus apa namanya? Jeluos?"

"Itu sama aja muridku tersayang. Ya udah aku mau. Asal mulai hari ini sampai bulan depan. Jangan nongolin muka kamu lagi. Malas mbak liatnya!".

"Oke. Deal?".

"Deal"

"Gue pulang dulu ya. Gue kesini lagi  tanggal 15, bulan depan. Bye..."

He is my studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang