24. back to happy

1.9K 72 0
                                    

Ceklek
(Suara pintu terbuka)

"Maaf guys gue lama. Gue udah nyiapin kamar buat kalian berdua. Gratis, sebagai ucapan terima kasih karna udah ngeyakinin Ollin"

"Ah, sombong banget loe bos. Mentang mentang anak pemilik hotel. Gak asik loe!", kata Sobari.

"Iya Ren, masak gue sekamar sama si Sobari sih? Entar kalau gue di apa apain gimana?

"Eh gila loe Al, emang gue homo? Najis banget gue, masak iya pisang makan pisang?"

"Gue becanda sob, hehehe"

"Ah loe parah banget becandanya! Gue tidur disini aja ya bos? Pleaseeeeeeee?", ucap Sobari mengiba.

"Boleh ya bos, itung itung nemenin kakak cantik. Boleh ya kak?", tanya Sobari lagi.

"Hm, baiklah", jawab Ollin sambil menggaruk tengkuknya.

"Enak saja, Ollin tuh maunya berduaan ma gue. Sana loe pindah kamar!", usir Rendra.

"Ayo Sob, si Rendra ngusir nih. Mentang mentang sudah baikan, kita dikacangin. Begitulah nasib seorang kawan hikz hikz...", kata Aldo sambil pura pura menangis.

"Ah lebay loe. Udah sono, hush hush...", kata Rendra mendorong temannya keluar.

"Iya bos kita pergi. Ayam kali digituin", ucap Sobari sambil memanyunkan bibirnya.

Rendra terkekeh melihat wajah merah padam milik Ollin. Dia mendekat dan duduk disamping Ollin.

"Maafkan ak..."

Ollin langsung membungkam bibir Rendra dengan bibirnya. Tanpa aba aba dia langsung memeluk tubuh Rendra. Nyaman sekali bisa bersandar di dada bidang kekasihnya. Sesekali Ollin mencium wangi tubuh Rendra.

"Hm, Ren, aku merindukanmu. Bolehkah aku mencium dan menjilat lehermu?"

"Aku juga merindukanmu sayang, tapi maaf. Aku masih bau keringat. Tunggulah sampai aku selesai mandi"

"Tapi Ren, aku menginginkannya saat ini juga"

Rendra tak mendengarkan perkataan terakhir Ollin, dia segera masuk kedalam kamar mandi. Rendra segera menyelesaikan ritual mandinya dengan sangat cepat. Setelah mandi, tak lupa Rendra menyemprotkan parfum yang biasanya dia pakai ke seluruh tubuhnya. Dia keluar dengan hanya melilitkan sebuah handuk di pinggangnya. Pasti akan sangat menyenangkan jika bisa menggoda Ollin. Rendra mendekat dan langsung memeluk Ollin dari belakang.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Huek huek huek
Ollin segera berlari ke kamar mandi. Dia segera mencari washtafell dan memuntahkan semua yang ada di perutnya. Rendra segera menyusul Ollin ke kamar mandi. Di pijatnya tengkuk Ollin agar meredakan mualnya. Tak lupa Rendra memberikan minyak kayu putih untuk mencegah Ollin muntah.

"Ren, kamu bau banget. Aku mual nyium bau badan kamu", kata Ollin sambil menutup hidungnya.

"Ha? Aku sudah mandi sayang. Aku juga sudah pakai parfum kesukaanmu. Masak masih bau sih. Sini coba deketan dan cium lagi", kata Rendra sambil memeluk Ollin dari samping.

Huek huek huek
Ollin berlari lagi ke kamar mandi dan memuntahkan cairan dari mulutnya.

"Sayang, jangan jangan kamu ham...?"

"Iya aku hamil, anak kamu."

"WHAT?" kamu gak bercanda kan?"

"Aku serius"

"Darimana kamu tahu kalau kamu hamil? Bukankah saat di rumah sakit kamu menstruasi? Aku melihat sendiri ada darah yang mengalir di betismu sebelum kamu pingsan"

Ollin tak menjawab. Dia hanya diam mengingat kejadian saat dia diganggu tiga preman malam itu. Ollin menyenderkan badannya ke dinding. Sesekali dia memegang dan membelai perutnya yang masih rata.

"Saat aku menelfonmu, aku sudah berada di rumah sakit. Tante Jihan yang membawaku kerumah sakit. Dia menemukanku pingsan saat aku melihat foto fotomu yang berciuman dengan Luna dalam sebuah mobil. Dan yang lebih membuatku tertekan saat dokter memberitahu bahwa aku telah hamil. Tahukah kau, kalau hari itu adalah hari ulang tahunku. Hari yang seharusnya hari terindah dalam hidupku. Tapi hari itu menjadi hari terburuk untukku!", ucap Ollin sambil meneteskan air mata.

"Maafkan aku, itu tidak benar. Aku hanya ingin menolong Luna. Dia terserempet saat akan menyebrang jalan. Dan aku tidak tahu kenapa dia tiba tiba menciumku sebelum dia pingsan. Dan sekalinlagi maafkan aku karna telah melupakan hari ulang tahunmu", kata Rendra untuk membela diri.

"Aku begitu bodoh telah percaya begitu saja. Tanpa menanyakan langsung padamu. Tapi jauh didalam lubuk hatiku, aku masih percaya kalau kau tak mungkin menghianatiku"

"Jangan menagis, semua ini bukan salahmu. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada di posisimu. Sekali lagi Maafkan aku, aku berjanji akan menjaga kalian berdua"

"Aku sudah memaafkanmu. Akulah yang bersalah. Gara gara kebodohanku, aku hampir saja kehilangannya. Maafkan aku yang telah lalai menjaga buah cinta kita"

"Tenanglah semua akan baik baik saja. Aku akan bertanggung jawab. Besok kita akan menemui kedua orang tuaku. Dan lusa, kita akan meminta restu dari kedua orang tuamu"

"Aku takut Ren, aku takut keluargamu dan keluargaku menolak kita"

"Sessst, percayakan semuanya padaku. Ayo ikut denganku"

"Kemana?"

"Makan, aku telah meminta cheft untuk memasakkan ikan bakar untukmu. Aku hanya ingin memenuhi ngidam pertamamu"

"Darimana kamu tahu, kalau aku ingin makan ikan bakar?"

"Kak Andra yang memberitahuku. Ya meskipun aku harus jauh jauh menemuinya dan mengajaknya berdebat terlebih dahulu"

"Terima kasih, aku sangat mencintaimu"

"Sama sama, aku juga mencintaimu"

He is my studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang