3. Deg, my heart

3.9K 128 0
                                    

   Akhirnya hari ini selesai juga. Hari yang melelahkan. Hari yang menguras tenaga lebih ekstra dari hari sebelumnya. Kulihat jam dinding dibelakangku, menunjukkan pukul 19.00. Tanda berakhirnya jam kerjaku. Tapi sebelum pulang. Aku harus menata buku dan memeriksa kolong meja. Ada sesuatu yang kutemukan. Dan, "apa ini?dompet?dompet siapa?. Baru kali ini ada dompet yang tertinggal disini?", Bingungku dalam hati.

   Ku buka dompet itu perlahan. Satu kata yang terlintas dalam kepala cantikku, "tampan" saat aku melihat foto si pemilik dompet. Tanpa ku sadari senyumku mengembang.

 Tanpa ku sadari senyumku mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok

Tok

Tok

   "Permisi, maaf tan. Dompet saya ketinggalan", ucapnya dengan senyum yang dibuat buat.

   "Hah...,ap apa?dompet?. Dompet yang ma-mana ya?. Mbak gak tahu apa yang kamu maksud!", ucapku terbata.

   Dia berjalan kearahku. Langkahnya pelan tapi pasti, semakin mendekat.
Deg, deg,...
Nafasku memburu. Kulihat dia tepat di depan mataku. Tanpa rasa berdosa, dia menyentuh keningku dan berkata "tante umurnya berapa? Tante belum pikun kan? Atau tante lagi gak enak badan?".

Aku melotot dan cepat
cepat ku hentakkan tangannya. "Enak aja pikun!!. Mbak tuh masih umur 22 tahun. Masih muda. Ingat masih M U D A !!!!", sahutku tak terima.
Habis sudah kesabaranku, sepertinya kepalaku akan keluar tanduk.

   Dia diam dan menggaruk tengkuknya. Seperti orang yang jamuran di kulit. "Trus ditangan mbak itu apa? Itu dompet saya kan?", tanyanya menuntut. Dia berjalan semakin mendekat dan mempersempit jarak yang ada. Tangannya terangkat dan menyentuh pipiku. Sontak aku memejamkan mata. "Ello, manis tan. Gue suka saat wajah loe merona seperti ini."

He is my studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang