Ollin merasa ada tangan yang melingkar di perutnya. Ingatannya tiba tiba berputar. Dia menoleh mencoba memastikan bahwa ingatannya benar.
Jantung Ollin berdetak kencang. Ternyata benar kalau tangan itu milik Rendra. Ollin terpesona. Pemandangan di depannya benar benar menggoda iman. Wajahnya bak dewa yunani yang begitu memikat. Hidungnya begitu mancung. Dan Bibirnya, bibir berwarna merah ranum, bibir yang pernah menciumnya. Mengingat hal itu wajah Ollin merona.
"Menyukai wajah tampanku sayang?", kata Rendra bangga .
"Oh itu, gak kok. Aku hanya melihat lukisan di tembok belakangmu. Bagus banget, beneran", jawab Ollin cepat.
"Baiklah, aku percaya. Oh ya, bersiap siaplah, sebentar lagi aku akan mengajakmu jalan jalan", ajak Rendra.
Mendengar hal itu, Ollin bergegas menuju kamar
Mandi. Dia berdiri di bawah air shower. Berusaha menenangkan debaran jantungnya."Ollin, aku tunggu di parkiran ya. Jangan lama lama", teriak Rendra dari luar kamar mandi.
Setelah 10 menit berlalu, Ollin memberanikan diri keluar dari kamar mandi. Dia berjalan kearah kasur. Diatasnya ada sebuah kaos dan celana jean. Wajah Ollin memerah saat dia menemukan bra dan underware yang sesuai ukurannya.
※※※
"Ren, aku lapar. Bisakah kita sarapan dulu sebelum berangkat?",tanya Ollin.
"Kita akan sarapan disana. Kita sudah ditunggu. Sebaiknya kita bergegas sebelum terlambat", ajak Rendra.
Mereka diam saat mengendarai motor. Tak ada yang mau bersuara. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing. Hingga mereka tiba di sebuah butik yang terkenal.
"Kita ngapain kesini ren? Mbak gak bawa uang banyak loh. Ayo puter balik saja", kata Ollin cepat cepat.
"Tenanglah, butik ini milik mommy gue. Kita gak akan bayar kok", ucap Rendra sambil mengedipkan mata.
Sesampainya didalam butik. Mereka menjadi pusat perhatian pengunjung. Bahkan beberap karyawan butik terlihat kesal dan iri melihat Rendra dan Ollin yang selalu bergandengan tangan.
"Hi aunty clara. Are you bussy now?"
"Oh hi Rendra. No, i am free. What can i do for you?
"Make over. I want look her more beautiful.
"Oke, i can.
"Hm Ren, kamu gak berniat make over aku kan?", tanya Ollin was was.
"Ngak, gue cuma minta tolong agar aunty mau memilihkan kamu gaun untuk malam ini", jawab Rendra ramah.
"I come back at 7 o'clock. So, enjoy your time. Bye"
Sepeninggalnya Rendra, Ollin dibawa kedalam sebuah ruangan untuk melakukan perawatan tubuh. Mulai dari spa, perawatan wajah,perawatan kulit, hingga perawatan rambut dijalaninya. Hingga Ollin tak sadarkan diri bahwa ia tertidur.
※※※
Tepat pukul 7 malam Rendra sampai di depan butik. Dia memakai setelan jas warna hitam,kemeja putih, dan dasi yang senada dengan jasnya. Tak lupa rambut yang dibuat jabrik untuk memperkeren tampilannya.
Saat pintu butik terbuka, Rendra tak dapat menyembunyikan rona kebahagiaanya. Ollin yang dilihatnya tadi siang dengan Ollin yang dilihatnya malam ini sangatlah berbeda. Dia sungguh cantik. Ingin sekali Rendra membawanya kembali ke kamar dan menguncinya. Dia melihat Ollin berjalan mendekat kearah mobil. Rendra keluar dari mobil dan langsung mencium tangan Ollin.
Cup
"You look spectacular, i want you now", ucap Rendra serak.
"Kapan kita akan berangkat Ren? Ingat sebelum jam 12 malam aku harus segera pulang. Sebelum semua sihir ini menghilang", kata Ollin berusaha mencairkan suasana.
Di pesta
Rendra tak henti hentinya menebarkan senyum. Dia berjalan kearah keluarga besarnya sambil merangkul pinggang Ollin posesif.
"Hai mommy, daddy, perkenalkan dia Ollin, pacar Rendra"
"Selamat malam om tante", kata Ollin ragu.
"Oh selamat malam Ollin. Akhirnya mommy tahu, kalau wanita yang selalu Rendra bicarakan itu kamu", kata mommy.
"Cantik, ternyata Rendra pintar sekali mencari pacar", kata daddy menimpali.
"Bang ini Ollin calon adik ipar abang", kata Rendra bangga.
"Oh hai, aku Andra. Senang bertemu lagi denganmu Ollin", kata Andra sambil mencium tangan Ollin.
Deg
Ollin memucat saat tahu kalau Andra (cinta pertamanya) adalah kakak kandung Rendra.
"Kamu kenapa sayang? Wajahmu pucat? Aku ambillin minum ya?", tawar Rendra.
Ollin hanya diam mematung. Orang tua Rendra telah pergi menghampiri tamu undangannya. Yang tersisa hanya dia dan Andra. Ollin menunduk, memainkan. Heels yang melekat di kakinya. Dia bingung harus bersikap apa karna dari tadi Andra selalu menatapnya.
Tiba tiba lampu padam, digantikan dengan lampu yang temaram. Dan terdengar musik untuk dansa.Andra mendekat ke arah Ollin, dia mengulurkan tangannya sambil berkata,"Mau berdansa?"
Karena merasa tak enak hati. Akhirnya Ollin menerima uluran tangan itu dan mulai berdansa dengan Andra.
Ada hal aneh yang dirasakan Ollin. Jantungnya tak lagi berdebar. Dia merasa biasa saja saat di dekat Andra."Akhirnya aku menemukanmu miss jhonson, my fans from senior high school", bisik Andra ditelinga Ollin.
Bagai disambar petir itulah keadaan Ollin saat ini. Ternyata Andra mengingat nya. Seharusnya Ollin merasa senang dan berbunga bunga. Tapi itu dulu, sekarang perasaan itu telah sirna.
Tiba tiba Andra menarik tangan Ollin keluar dari kerumunan orang berdansa. Dia membawa Ollin menuju taman di belakang gedung pesta. Andra mendekat dan langsung memeluk Ollin.
"Aku merindukanmu, aku selalu mencarimu. Tapi kamu seakan menghilang, membiarkan aku untuk terus mencarimu"
"Aku gak kemana mana, justru kamulah yang menghilang"
"Aku mencintaimu Ollin, dari dulu hingga sekarang"
"Aku juga mencintaimu tapi itu dulu. Maaf tak seharusnya kita berpelukan seperti ini"
"Bohong! Kamu masih mencintaiku kan? Kamu mendekati adikku karna kamu ingin bertemu denganku lagi kan?"
"Maafkan aku An, aku benar benar tidak tahu kalau Rendra itu adalah adikmu"
"Kamu bohong, aku gak percaya. Aku masih melihat ada cinta di matamu untukku"
"Jangan begini An, aku mohon tolong lupakan masa lalu. Aku yang sekarang berbeda dengan aku yang dulu. Cinta yang sekarang hanya milik adikmu. Maafkan aku. Aku harus pergi"
Tanpa sepengetahuan mereka. Rendra melihat adegan itu. Tangannya mengepal. Dia terlalu marah. Emosi dan cemburu membutakan hati dan pikiran. Dia beranjak meninggalkan tempat itu dan memilih kembali kedalam kamar. Dia sudah tak berniat kembali kedalam pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is my student
RomanceDia siswa yang menyebalkan menurutku. Tapi nilai plusnya, dia tampan dan berkharisma. Semua orang membicarakannya. Dari kalangan guru, pengurus kantin, bahkan sesama siswa dan siswi membicarakannya. Bagiku, siswa seperti dia harus dibasmi layaknya...