Dia siswa yang menyebalkan menurutku. Tapi nilai plusnya, dia tampan dan berkharisma. Semua orang membicarakannya. Dari kalangan guru, pengurus kantin, bahkan sesama siswa dan siswi membicarakannya.
Bagiku, siswa seperti dia harus dibasmi layaknya...
Hari ini,adalah hari yang menyebalkan untukku. Sudah bangun kesiangan, ban sepedaku harus kempes pula. Ingat sepeda not motorcycle. Berkali kali ku intip jam di tanganku, dan berkali kali pula aku mendesah berat. "Oh God,cobaan apalagi yang Engkau berikan padaku. Aku harus cepat, sebelum ketahuan terlambat. Aku sudah bosan menerima tatapan laser dari bosku."
Oh ya, perkenalkan namaku Ollina Jhonson,umurku 22 tahun. Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Keluarga besarku berada di Jember, kota kecil yang tepatnya berada di Provinsi Jawa Timur. Sekarang aku bekerja di salah satu tempat kursus Matematika terbesar di Bali. "Yah, you know, I love match very much. "
Oh ya,kembali ke cerita. Sekarang aku sudah sampai ke tempat kerjaku. Dengan nafas yang ngos-ngosan aku menaruh sepedaku di tempat biasanya. "Ayo Olin semangat. Hari ini ada murid baru yang harus kamu taklukin. Senyum lima jari.okeeee",perkataanku dalam hati.
"Selamat sore guys, mbak adalah mentor kalian. Jadi mohon kerja samanya ya". Semua siswa terlihat senang dengan salam pembuka yang menurutku gak wajar. Karna aku harus menunjukan senyum ramah tamahku yang menurutku cih, malas banget menunjukkannya.
Tapi wait, siapa sosok dipojokkan itu?,kenapa dia malah asik dengan iphone nya sendiri?. Ini tidak benar, aku harus memberinya pelajaran. Enak aja dia mengacuhkanku, padahal aku dah berpose layaknya tante tante kegirangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ehmm, kamu yang di pojok pakai kaos putih yang dari tadi senyum senyum sendiri, coba perkenalkan namamu!". Dengan gaya sok coolnyaberdiri celingak-celinguk dan bertanya. "Sorry tan, saya yang tante maksud?". Tawa riuh membahana di kelasku. Semua murid menertawakan atas pernyataannya. "What???tan? Tante?". Rasanya ada kepulan asap yang keluar dari kepalaku. "Sabarrrrrrr Olin. Bocah somplak, berani-braninya dia memanggilku tante!. Emang loe kira gue tante loe!. Brekele ini tidak bisa diampuni lagi", sungutku dalam hati.
Meskipun menyebalkan, aku tetap berusaha memperlihatkan senyum ramah tercantikku. Tapi jangan harap aku mau berbaikan denganmu bocah somplak. Mulai hari ini aku harus menunjukkan mode sanin untuk mengalahkannya. "Aduh, sadar dong Olin.itu ucapannya Naruto, kartun favoritmu di TV".
"Manis, mentor muda itu lumayan lah untuk dijadikan selingan. Lumayan untuk mengurangi kejenuhan di tempat les", seringaian maut ku perlihatkan. Tapi sepertinya dia illfell terhadapku. Kelihatan dari raut wajahnya yang masam.