27. someone as you

1.8K 59 0
                                    

"Bagaimana bisa? Secepat itukah kau menemukanku? Baru 2 jam aku menginjakkan kaki di sini!", seru Ollin gelagapan.

"Siapa yang anda maksud mbak? Mas yang sedang duduk di depan jendela itu?", tanya seorang pelayan sambil menaruh makanan di meja Ollin.

"Darimana mbak tahu, kalau dia yang saya maksud?", tanya Ollin balik.

"Hampir semua tamu restoran terkagum kagum pada beliau, terutama para tamu perempuan. Sudah bukan rahasia umum kalau semua orang akan terkesima oleh ketampanannya. Hm, kalau boleh jujur. Saya juga kagum pada beliau,hehehe"., jawab pelayan restoran sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ollin tak menanggapi penjelasan pelayan tadi, dia hanya mengangguk tanda mengerti. Tatapannya masih memandang kagum dan kebingungan bagaimana Rendra bisa menemukannya?. Bahkan tak seorangpun tahu kemana arah dan tujuan hidupnya saat ini. Apakah dia punya pintu kemana saja? Atau apakah dia memasang Gps untuk melacak keberadaan Ollin. Cepat cepat Ollin menggelengkan kepalanya, rasa rasanya itu tidak mungkin. Karena yang ia tahu, bahwa Rendra telah melepasnya beberapa hari yang lalu.

Ollin menyangga dagunya dengan telapak tangannya, dia masih memandang lurus kedepan, tepatnya memandang wajah orang yang dia rindukan. Tanpa sadar dia bergumam sendiri.

"Aku merindukanmu Ren, bolehkah aku berlari dan memelukmu? Aku benar benar mencintaimu"

"Aku juga merindukanmu, boleh aku duduk disini?"

Ollin hanya membatu mendengar suara khas orang itu. Pikirannya masih jauh berkelana di alam sana.

"Halooo, kau mendengarku miss? Boleh kah aku duduk disini?"

Ollin masih membeku, dia hanya memandang kosong orang yang di depannya.

"Baiklah karena tak ada jawaban, sebaiknya aku kembali kemejaku saja", kata Orang itu sambil membalikkan badan.

Belum beberapa langkah meninggalkan meja itu. Dia mendengar sebuah pertanyaan.

"Bagaimana kamu bisa menemukanku Ren? Sebesar itukah perasaanmu sampai kau melanggar janjimu sendiri untuk melepasku?"

Orang itu tersenyum dan meletakkan makanan dan minuman di meja yang sama dengan Ollin. Dia menarik kursi dan duduk dengan tenang tanpa melepas pandangan sedikitpun pada Ollin.

"Ehem, menemukanmu sangatlah gampang miss, karena sedari tadi miss heboh sendiri dan tidak berhenti memandangiku. Aku tahu aku tampan, tapi bisakah miss berkedip sebentar saja, kasihan mata miss kalau terus terusan memandangiku dengan takjub", ucap orang itu sambil tersenyum.

"Aku tidak bercanda Ren, aku serius!"

"Benarkah? Aku juga serius miss, apakah miss langsung jatuh cinta padaku saat pertama kali melihatku?", tanya orang itu sambil mengerling nakal.

Ollin gemas dengan tingkah laku orang di depannya. Dengan cepat dia mencubit orang tersebut dengan sangat kencang.

"Aw, apa yang kau lakukan miss? Miss sudah tidak tahan ya, kalau begitu ayo kita cari hotel terdekat saja. Hahahahahahaha"

"Ren, aku serius. Cepat habiskan makananmu. Setelah itu bawa aku jauh. Aku hanya ingin bersamamu kemanapun kamu pergi", ucap Ollin sambil mengambil tas dan berdiri menunggu orang tersebut.

"Miss tidak sabaran ya? Baiklah, aku rasa mama akan suka melihat kejutan ulang tahunnya saat ini. Ayo miss ikut aku ke parkiran"

🐨🐨🐨🐨

"Kenapa kita kesini? Kamu jangan gila Ren, aku belum sembuh benar setelah kecelakaan beberapa hari yang lalu", seru Ollin kaget.

"Emang kenapa kalau aku mengajakmu kesini miss? Bukankah sedari tadi miss mengajakku untuk pergi bersama?"

Pletak
"Adawwwww, sakit miss. Kenapa miss suka sekali menyiksaku? Tadi mencubitku sekarang menjitakku? Apa salahku miss? Teganya kau....", ucap orang itu sambil berpura pura tersakiti.

Ollin tak menggubris perkataan orang itu, dia keluar dari dalam mobil dan bergegas masuk kedalam villa tanpa menanggapi panggilan dari orang yang memanggilnya dari belakang.
Saat Ollin akan membuka pintu dia mendengar suara orang yang sedang bertegur sapa dibelakangnya.

"Hai ma, gimana persiapan untuk pestamu nanti malam?"

"Semuanya sudah ada yang mengurusnya Ren, mama tinggal menerima beres saja. Oh ya, mana kado yang kamu siapkan untuk mama? Jangan bilang kamu belum menyiapkannya!"

"Tenanglah ma,kado tahun ini sangatlah berbeda. Aku yakin mama akan suka!"

"Mana?"

"Itu yang lagi didepan teras, calon menantu mama", ucap orang itu sambil tersenyum.

"Benarkah? Mama sangat senang dengan kadomu yang sekarang Ren"

"Ya, ya mam, apapun untuk mama. Sana cepat temui calon menantu mama"

Setelah saling berpelukan, perempuan paruh baya itu berjalan dan mendekat kearah Ollin. Ollin dengan segera mencium tangan paruh baya itu, dia berfikir mungkin itu tantenya Rendra.

"Selamat pagi tante, saya Ollin"

"Selamat pagi sayang, jangan panggil tante. Panggil saja mama, sama seperti Rendy. Kan sebentar lagi Ollin jadi mantu mama"

"Ha? R-E-N-D-Y?", ucap Ollin kaget sambil memandang orang yang dia anggap Rendra.

"Loh kok kaget gitu? Jangan bilang kamu gak tahu nama asli anak mama? Ah dia itu, pasti dulu ngajak kenalan Ollin pake nama samaran ya? Mungkin biar keren kali ya. Hehehe"

"Enggak kok tan, hannya saja Ollin terbiasa manggil R-e-n-d-y- dengan panggilan sayang tante", jawab Ollin sambil menggaruk tengkuknya.

"Wah benarkah? Coba panggil Rendy pake panggilan itu sayang, mama pengen denger!", kata mama Rendy dengan senyum sumringahnya.

"Eh,. Ehem, MY HONEY come here!", panggil Ollin dengan tersenyum kikuk.

"Hah? Oh oke MY LOVELY", kata Rendy sambil berjalan ke arah mama dan perempuan yang tadi pagi ditemuinya.

"Oh so sweet , kalian ini membuat mama kangen almarhum papamu Ren. Ya sudah sana antar Ollin ke kamar yang ada di sebelah kamarmu".

"Oh namanya Ollin", kata Rendy dalam hati sambil melihatnya yang sedang meremas ujung bajunya.

"Ren"

"Oh iya ma"
"Ayo my lovely, aku antar kekamarmu", ajak Rendy sambil menggandeng tangan Ollin.

He is my studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang