19. mysterious package

1.9K 77 0
                                    

"Permisi,..."
"Ada paket!"

"Buat siapa pak?"

"Untuk Ollina Jhonson. Silahkan ditandatangani dulu mbak"

"Buat saya? Dari siapa pak?"

"Maaf mbak, disini tidak ada nama pengirimnya"

"Baiklah, dimana saya harus tanda tangan pak?"

"Disini mbak"

"Saya terima paketnya pak, terima kasih"

"Sama sama"

Ollin membawa paket misterius tersebut kedalam kamarnya. Dia mengamati paket itu dengan seksama. Dia penasaran dengan isinya
Perlahan Ollin merobek kertas kadonya, dibuka dan langsung dikeluarkan isinya.
Ternyata isinya beberapa lembar foto. Dilihatnya satu per satu.

Deg
Ollin meneteskan air matanya. Bibirnya terkunci rapat. Hanya air mata yang mengalir deras di pipinya. Orang yang selama ini begitu dicintainya, begitu di dipercayainya, tega menghianatinya.

Tangan Ollin bergetar memegang lembaran demi lembaran foto itu. Terlihat jelas Rendra sedang berciuman dengan Luna. Gadis yang Ollin temui 2 bulan yang lalu. Gadis yang mengaku dekat dengan Rendra.

Jadi selama ini Rendra telah membohonginya, kemarin Rendra tidak menemuinya karena ini. Karena dia sibuk dengan perempuan lain. Hati Ollin teriris, kenapa semuanya begitu tega. Kenapa dia dikhianati? Apa salahnya? Belum cukupkah cinta dan kesetiaan yang dia jaga?

Kepala Ollin berdenyut. Seakan banyak kunang kunang yang berputar diatas kepalanya. Badannya mulai goyah. Tiba tiba semunya menghilang dan gelap.

"Aku dimana?", tanya Ollin sambil membuka matanya perlahan.

"Anda dirumah sakit. Seseorang yang membawa anda kesini. Kalau tidak salah namanya Tante Jihan", jawab dokter.

"Ya benar, dia tetangga yang sangat peduli padaku. Hm dok, aku harus pulang. Banyak hal yang harus aku selesaikan!"

"Tidak untuk saat ini, tubuh anda sangat lemah. Anda harus menjaga kesehatan untuk kandungan anda. Jika ingin pergi, hubungi suami. Minta dia untuk menjemput anda"

"A a-aku hamil? Bagaimana mungkin?"

"Maksud anda?"

"Dokter, aku mohon. Tolong jaga rahasia ini. Aku sudah hancur. Dan sekarang aku semakin hancur", isak Ollin.

"Saya tidak bisa menyembunyikan kabar bahagia ini. Suami anda pasti akan senang dengan berita ini"

"Aku belum menikah dokter!. Aku hanya korban dari cinta yang dikhianati. Seharusnya aku tak terbuai akan rayuannya. Seharusnya aku tak percaya akan kata kata cintanya. Seharusnya aku.......................................... hiks hiks.........", teriak Ollin sambil menangis.

"Maafkan saya. Baiklah, saya berjanji tidak akan membocorkan rahasia ini. Sebaiknya anda istirahat dulu"

"Terima kasih dok"

Sepeninggalnya dokter, Ollin segera mengambil hp dan menghubungi Rendra. Dihapusnya sisa air mata dan dia berusaha mengatur suara agar terdengar bahwa dia baik baik saja.

"Halo Ren, kamu ada dimana?"

"Hai sayang, ini masih dirumah teman. Tapi sebentar lagi aku pulang. Ada apa? Apa kau sudah merindukanku?"

"Hm, ya kau benar. Aku sudah sangat merindukanmu. Bisakah kita bertemu?"

"Oh tentu. Malam ini aku akan tidur di apartemenku. Aku sangat kecapean untuk pulang kerumah. Kau tahu kan jarak antara kampus dengan rumah sangat jauh"

"Baiklah. Satu jam lagi aku akan menemuimu. Bisa kau beri tahu berapa paswordnya?"

"Paswordnya adalah tanggal lahirmu sayang. Sebagai bukti kalau aku sangat mencintaimu"

"Baiklah. Aku akan bersiap siap dulu. Bye"

"Bye"

Ollin mendesah berat. Dia mengelus dada, kenapa rasanya menyesakkan? Hatinya begitu sakit saat mengingat foto Rendra yang berciuman dengan Luna.
Ollin cepat cepat mengganti pakaian rumah sakit dengan bajunya.

Ollin bergegas keluar dari rumah sakit dan mencari taxi untuk mengantarnya.
Di perjalanan tak henti hentinya Ollin menangis. Air mata itu seakan terus mengalir dan enggan untuk berhenti. Ollin meraba perutnya perlahan. Dia tertawa getir, disana ada janin. Buah cintanya bersama Rendra. Seharusnya dia bahagia, tapi seakan keadaan yang memaksanya untuk diam dan mencari suatu kebenaran.

Setelah satu jam perjalanan. Akhirnya Ollin tiba di sebuah apartemen mewah di Bali, tepatnya berada di daerah Pecatu Resorts. Ollin berjalan tergesa gesa menuju lift. Didalam lift pun, dia tak henti hentinya merapalkan doa untuk menenangkan hatinya.

Ting
(Pintu lift terbuka)

Ollin melangkahkan kakinya menuju ke sebuah kamar. No. 134. Dengan yakin Ollin memasukkan password dan pintu terbuka.

Deg
Pemandangan di depannya sangat menyakitkan. Rendra orang yang dicintainya sedang berciuman dengan gadis yang sama, Luna.
Dan yang lebih menyakitkan hati, pakaian Luna. Telah robek bagian atasnya. Sehingga bra dan payudaranya terpampang jelas di depan Rendra.

"Ren, Rendra...", panggil Ollin lirih.

Ollin berusaha menguatkan hati. Dia memanggil Rendra perlahan. Air matanya tak berhenti mengalir. Dadanya sesak, tak kuasa menahan sakitnya dikhianati. Ollin memanggil Rendra kembali dengan suara yang lebih keras. Hingga kedua bibir yang bersentuhan itu terlepas.

"Rendra..."

"Ollin"

Hening

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan sayang, percayalah. Ini semua salah paham. Aku bisa menjelaskannya", kata Rendra sambil mendekat ke arah Ollin.

"Salah paham?"
"Lalu ini apa? Handuk yang melilit dipinggangmu? Apakah kamu berniat mengajaknya ke bath up bersama?", tanya Ollin sinis.

"Ini tidak benar sayang. Aku dijebak. Percayalah", pinta Rendra

"Bahkan dari jauhpun aku dapat melihat betapa menikmatinya dirimu. Mana yang harus aku percaya?", tanya Ollin kecewa

"Please, beri aku kesempatan untuk membuktikannya. Aku sangat mencintaimu Ollin. Aku tidak mungkin...", bela Rendra

Plak
Ollin menampar Rendra.

"Brengsek!!!"
"Jangan kau bilang mencintaiku, kalau akhirnya kamu menghianatiku!"
"Aku menyesal telah mempercayaimu!", teriak Ollin.

Ollin berlari meninggalkan tempat terkutuk itu. Tapi sebuah tangan menariknya. Ollin menoleh dan melihat bahwa Rendralah yang mengejar dan menariknya.

"Aku mohon pergi dari hidupku. Aku terlalu hancur sekarang. Biarkan aku pergi", pinta Ollin mengiba.

Mendengar suara Ollin yang terluka, membuat Rendra melepaskan cekalan tangannya. Hatinya sedih melihat orang yang dicintainya hancur. Tanpa Rendra sadari air matanya ikut menetes, takut kehilangan orang yang dikasihinya

He is my studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang