Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
"Pak, ini ada kiriman data dari Mr. Ale"
"Kapan berkasnya datang?"
"Barusan pak, seorang kurir mengantarnya kesini"
"Baiklah, kau boleh kembali bekerja"
"Baik pak".
Andra membuka map kuning yang diantarkan sekertarisnya. Dia membaca dan meneliti data yang tertulis disana. Matanya semakin membulat saat tahu kalau Ollin dan Rendra telah menginap di kamar hotel yang sama.
"Shit!!, aku kecolongan!"
Andra menekan beberapa nomor dan menghubungi sekretarisnya.
"Ana, tolong hubungi Mr. Ale. Suruh dia kemari, saat ini juga!"
"Baik pak"
"Dan batalkan semua jadwal. Hari ini aku tidak mau diganggu!"
"Ya pak"
Emosi Andra memuncak. Kenapa dia tidak tahu apa apa. Jadi selama ini orang yang adiknya temui adalah Ollin. Orang yang menghilang saat Andra menerima surat cinta waktu SMA. Jadi selama ini dia begitu dekat tapi tak bisa merasakan kehadirannya.
"Shit!, aku harus mengambil apa yang sudah menjadi milikku", kata Andra sambil menjambak rambutnya.
"Rambutmu kenapa bro?"
"Ale? mulai kapan ada disini?"
"Dari tadi bro, gue dah ketok pintu sampe capek. Ya udah gue langsung masuk. Eh loe malah asik sama rambut sendiri"
"Sorry, gue banyak pikiran sob"
"Mikirin tuh cewek sama adek loe kan?. Sudahlah bro, lupakan. Masih banyak perempuan diluar sana"
"Gue udah usaha, tapi selalu wajahnya yang muncul di mimpi gue!"
"Gue harus nyadarin loe. Kalau sebenarnya..."
"Sebenarnya apa? Jangan bertele tele, cepat katakan!"
"Tenang sob, tapi loe janji gak akan menghajar adik loe sendiri"
"Maksud loe? Kenapa jadi bawa bawa adik gue?"
"Gue akan kasih tahu, tapi loe janji dulu"
"Oke"
"Gue denger dari pengurus hotel harrads kalau,...."
"Mereka menemukan sprei yang ada noda darahnya. Sprei itu berasal dari kamar yang Ollin dan adik loe tempati".
"Maaf kalau ini berita yang tidak menyenangkan buat loe".Shit!
Wajah Andra memucat, dia mengepalkan kedua tangannya. Terlalu sakit mendengar kenyataan itu. Dia menghela nafas panjang. Dia tersenyum. Ada rencana besar yang telah ia rencanakan."Gue yakin loe sudah dewasa. Ikhlaskan dia. Gue yakin mereka saling mencintai. Biarkan dia bahagia".
"Gue tahu. Gue akan berusaha mengiklaskan".
"Itu baru Andra yang gue kenal. Ku rasa segelas wine tidak buruk di pagi hari. Ayo temani aku minum. Sudah lama kita tidak minum bersama".
"Itu ide terkonyol yang pernah ada. Tapi baiklah, mumpung gue sedang berbaik hati".
Mereka berdua berjalan beriringan. Banyak mata yang memandang takjub. Tapi mereka enggan menanggapinya. Akhirnya Ale menyerah untuk satu mobil dengan Andra. Ale memahami kalau sahabat baiknya membutuhkan dukungan saat ini.
Saat di lampu merah, tanpa sengaja Andra melihat mobil keluarganya. Dia melihat adiknya sedang bersama seorang perempuan, dan itu bukan Ollin. Saat akan memalingkan muka, dia melihat adiknya sedang berciuman dengan perempuan tersebut. Dia memukul setir dengan kencang.
"Shit! Brengsek!!!"
"Ada apa bro?"
"Coba lihat mobil disamping loe!"
"Hah? hm, oke"
"Gila adik loe. Gue gak nyangka. Dia player juga"."Cepet loe foto mereka!"
"Kapan?"
"Sekarang!!!"
"O o oke"
Mau tak mau Ale harus menuruti keinginan sahabatnya. Dia tidak mungkin menolak saat melihat tatapan membunuh Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is my student
RomanceDia siswa yang menyebalkan menurutku. Tapi nilai plusnya, dia tampan dan berkharisma. Semua orang membicarakannya. Dari kalangan guru, pengurus kantin, bahkan sesama siswa dan siswi membicarakannya. Bagiku, siswa seperti dia harus dibasmi layaknya...