Sinar matahari menembus celah tirai hotel. Ollin mengucek matanya perlahan. Dia membuka mata ditempat yang sama. Kamar yang kemarin dia tempati. Ollin meregangkan badannya, menggeliat dan menggerakkan tangannya ke atas.
Aw...
Dia meringis. Ada rasa sakit dan nyeri di daerah kewanitaannya. Cepat cepat dia membuka selimut. Dan dugaannya benar. Dia polos tanpa sehelai benang. Wajahnya merona. Dia masih mengingat betul kejadian semalam. Dia memberikan keperawanannya kepada Rendra, orang yang juga mencintainya.Ceklek
(Suara pintu kamar terbuka)"Selamat pagi sayang, apakah masih terasa sakit?",tanya Rendra.
"Apaan sih Ren, jangan bahas hal itu. Aku malu", kata Ollin menunduk.
"Maafkan aku kalau semalam kita melakukannya sebanyak 3 kali. Terus terang, aku ketagihan", kata Rendra mendekati Ollin.
"Ih, apaan sih jangan bahas lagi. Aku benar benar malu", ucap Ollin pelan.
"Kenapa harus malu? Kita melakukannya atas dasar sama sama cinta. Ayo aku gendong ke kamar mandi", tawar Rendra.
"Aku bukan anak kecil muridku tersayang. Ingat aku mentormu!", sungut Ollin tak terima.
"Shstst, sekarang status kita berbeda. Aku adalah pria yang mencintaimu. Jangan anggap lagi aku muridmu. Kamu mengerti", kata Rendra lembut sambil mencium kening Ollin.
Ollin hanya mengangguk. Dia seperti tersihir untuk menuruti semua ucapan Rendra. Setidaknya Ollin ingin menikmati masa masa pacaran yang sebenarnya.
"Baiklah pacarku yang tampan. Maukah kau menggendongku sampai kedalam kamar mandi?", tanya Ollin menggoda.
"Tentu", jawab Rendra menyeringai.
Rendra menggendong tubuh Ollin yang berbalut selimut ke kamar mandi. Dia tahu kalau Ollin akan merasa kesakitan saat berjalan. Dia merasa senang saat Ollin mengalungkan kedua tangannya ke leher Rendra.
"Sebentar, aku akan menyiapkan air hangat dan busa sabun untukmu berendam di bath up", kata Rendra sambil mendudukan Ollin di pangkuannya.
"Hm, sepertinya aku menyukai caramu memanjakanku ren. I love you",bisik Ollin di telinga Rendra.
"Kau salah paham cantik, aku menyiapkan ini untuk kita berdua. Aku ingin merasakan olahraga pagi bersamamu", ucap Rendra serak.
Ollin tersenyum jahil, dibukanya selimut itu dengan perlahan membuat tubuh polosnya terlihat jelas di depan Rendra. Dia masuk kedalam bath up sambil mengusapkan busa sabun perlahan ke seluruh tubuhnya.
"Kau ingin menggodaku cantik? Baiklah akan kuberi hukuman karna telah membangunkan junior-ku", ancam Rendra sambil menyeringai.
Rendra melepas semua pakaiannya. Dia masuk kedalam bath up dan mulai melancarkan aksinya. Hanya mereka berdua yang tahu betapa nikmatnya bercinta di bath up dan dibawah pancuran air shower.
※※※
"Ren, kita harus membawa sprei itu ke laundry, aku malu kalau orang lain tahu apa yang kita lakukan semalam. Apalagi banyak bercak darah disitu", kata Ollin.
"Kenapa harus malu? Aku bangga karna aku orang pertama yang memasukimu", kata Rendra bangga.
"Ih, kamu kok mesum gini sih? Heran!", ucap Ollin cemberut.
"Hahaha, aku kan mesum sama kamu saja sayang. Udah gak usah dipikirkan. Biar aku yang urus. Kita siap siap saja. Aku akan mengajakmu kencan. Gimana?", tanya Rendra.
"Baiklah, terserah padamu saja", jawab Ollin pasrah.
Akhirnya Rendra mengajak Ollin kencan. Dari menonton di bioskop, jalan jalan di mall, hingga makan berdua. Semuanya terasa romantis untuk Ollin. Meskipun hal itu lumrah untuk semua orang.
"Setelah ini antarkan aku pulang ya?", pinta Ollin.
"Kok pulang?", tanya Rendra.
"Aku kecapekan ren, aku ingin cepat cepat mengistirahatkan badanku. Semua tubuhku terasa remuk semua", kata Ollin mengiba.
"Hah? Kok bisa? Emang kamu jatuh dimana sayang? Kok aku gak lihat?", tanya Rendra penasaran.
"Jatuh di pelukanmu! Kamu lupa yang semalam dan yang tadi pagi?!", jawab Ollin marah.
"Maaf sayang. Aku lupa kalau kita sudah 5 ronde. Hehehe, peace...", kata Rendra tersenyum sambil mengacungkan kedua jarinya.
Sebenarnya banyak hal yang akan Rendra tunjukkan kepada Ollin. Sudah banyak yang dia persiapkan untuk hari ini. Semuanya gagal total mengingat keadaan Ollin. Rendra menelfon supir di rumahnya untuk mengantarkan mobil ke mall. Dia tidak ingin mengambil resiko mengantar Ollin dengan motornya. Hal ini dia lakukan sebagai bentuk kasih sayang kepada orang yang dicintainya.
Mereka berjalan bergandengan menuju parkiran mall. Sesekali Rendra mencium tangan Ollin sebagai bentuk rasa cintanya. Sedangkan Ollin hanya tersenyum dan geleng geleng kepala mendapat perlakuan manis dari pacarnya.
"Loh ren? Kok kita naik mobil? Motormu kemana?", tanya Ollin panik.
"Motorku sudah di bawa pak Ujang. Aku tadi memintanya mengantarkan mobil kesini", jawab Rendra meyakinkan.
"Kenapa harus repot repot? Aku tak masalah kalau kamu mengantarku dengan motor", kata Ollin tak enak hati.
"Aku hanya ingin menjagamu. Aku tahu itu. Hm, masih sakit kalau dipaksa boncengan dengan motor. Aku gak mau egois, aku yang menyebabkan rasa sakit itu. Jadi aku akan menebusnya dengan perhatian dan cinta yang akan ku beri", kata Rendra lembut.
"Makasih, aku, hm,..."
"Aku semakin mencintaimu", kata Ollin."Aku tahu. Aku juga mencintaimu", kata Rendra.
Mendapat perlakuan yang manis dan perhatian yang lebih membuat Ollin bahagia. Dia mendekat dan cup. Dia memberanikan diri mencium pipi Rendra.
"Jangan di pipi sayang. Tapi di sini(sambil menunjuk bibirnya). Kamu dah mulai nakal ya?", kata Rendra tersenyum.
"Maaf, aku terlalu bahagia", kata Ollin malu.
"Gak papa, aku suka. Ayo masuk. Ku antar sampai kos", kata Rendra bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is my student
Любовные романыDia siswa yang menyebalkan menurutku. Tapi nilai plusnya, dia tampan dan berkharisma. Semua orang membicarakannya. Dari kalangan guru, pengurus kantin, bahkan sesama siswa dan siswi membicarakannya. Bagiku, siswa seperti dia harus dibasmi layaknya...