29. i don't believe

1.5K 59 0
                                    

4 tahun kemudian

"Wah adik abang emang hebat, ipk mu 3,76. Abang kalah telak. Tapi abang sangat bangga padamu. Sini abang kasih pelukan hangat", ucap Andra sambil menepuk melebarkan tangannya.

"Biasa saja bang, ipk abang 3.75. Aku hanya menang 0,1 saja. Gak usag drama deh", kata Rendra jengah.

"Tapi abang tetap bangga padamu, ayo sini kita foto keluarga dulu. Mom, dad, ayo"

Ckrek
(Anggap bunyi kamera)

"Wah bagus banget, mom senang banget. Akhirnya anak mom yang ganteng ini sudah wisuda. Ya kan dad?"

"Ya, dan setelah ini Rendra akan membantu Andra", jawab daddy.

Semuanya langsung diam, suasana tegang langsung menyeruak. Rendra masih enggan berbaikan dengan daddy nya setelah kejadian empat tahun yang lalu. Andra yang menyadari perubahan raut wajah adik dan daddy nya cepat cepat mengalihkan pembicaraan.

"Eh, ayo kita foto sekali lagi. Kali ini gaya bebas ya. Satu dua tiga..."

Ckrek
(Anggap bunyi kamera)

"Senyum dong Ren, masak mukanya ditekuk gitu. Mom kan jadi gak PD mau pajang dirumah. Entar dikiranya anak mommy lagi PMS lagi", ucap mommy berusaha mencairkan suasana.

"Hai Ren, selamat ya kamu sudah lulus. Aku dengar ipk mu tertinggi tahun ini. Selamat ya", ucap Luna sambil menyerahkan sebuket bunga.

"Ya", jawab Rendra acuh.

"Oh, makasih ya, sudah repot repot kesini. Wah bunganya bagus sekali", kata mommy sambil mengambil bunga.

"Makasih tante,"

"Ayo kita foto bersama kalau gitu", ajak mommy.

Ckrek
(Anggap bunyi kamera)

"Nah sekarang, Luna sama Rendra foto berdua ya. Pasti bagus deh, ayo"

"Maaf mom, Rendra lapar. Boleh Rendra ke kantin sebentar"

"Aku tahu kamu masih marah Ren, tapi aku tidak akan menyerah. Kamu dan hatimu hanya milikku", gumam Luna dalam hati.

"Maaf ya sayang, anak mommy kelaparan. Mungkin setelah makan kita foto lagi",

"Ya gak papa tante, Luna ngerti"

🐘🐘🐘🐘

Hari ini adalah hari pertama Rendra menginjakkan kaki di hotel harrads, dia akan menjadi CEO di hotel tersebut. Awalnya Andra menolak saat adiknya meminta hotel harrads yang akan adiknya pimpin. Setelah bersitegang cukup lama akhirnya Andra mengijinkan adiknya untuk mengambil alih kepemimpinan disana.

"Selamat pagi pak, selamat datang di hotel harrads, kita akan langsung keruang meeting untuk penyambutan bapak sebagai CEO yang baru"

"Tolong undur meetingnya satu jam lagi"

"Baiklah pak"

"Terima kasih Al, loe kawan yang paling bisa gue andalin", bisik Rendra.

"Yoi Ren, gue juga terima kasih. Karena loe ,Gue gak repot repot untuk nyari kerja. Dari pada gue ngurusi bisnis keuarga yang bukan bidang gue. Mending gue kerja bareng loe", bisik Aldo.

"Saya ada urusan sebentar, satu jam lagi saya kembali. Tolong atur ulang scedule saya"

"Baik pak"

Setelah itu, Rendra bergegas menaiki lift dan menuju ke sebuah kamar hotel. Sebuah kamar yang menjadi saksi bisu kehadian itu, kenangan kebersamaannya dengan wanita yang sangat dia cintai. Perlahan Rendra membuka kamar itu. Kejadian malam itu langsung berputar ulang dalam ingatannya. Setetes air mata jatuh, Rendra sudah berusaha mati matian untuk melupakan Ollin, tapi itu mustahil. Rendra terlalu mencintainya.

"Abang tahu, kamu pasti disini"

Tak ada sahutan yang keluar dari bibir Rendra, dia hanya menyeka air matanya, agar abangnya tidak tahu bahwa ia tengah menangis.

"Ini alasan abang melarangmu mengambil alih hotel ini. Abang ingin kamu memulai hidup yang baru. Lupakan masa lalu, Abang yakin kamu bisa"

"Dimana dia bang?"

"Ren, abang mohon lupakan dia. Abang tidak mau kamu berselisih lagi dengan daddy"

"Dimana dia bang!!!"

"Abang tidak tahu"

"Abang bohong! Cepat katakan dimana dia bang? Aku merindukannya. Aku kembali karena aku ingin memperjuangkannya kembali!"

"Abang benar benar tidak tahu"

Rendra menjadi gusar saat mendengar perkataan yang sama dari abangnya. Dia berbalik dan menarik kerah abangnya sambil membentak.

"Cepat katakan dimana Ollin bang!!!"

"Abang benar benar tidak tahu. Abang kehilangan jejak saat abang pergi untuk mengejarmu saat itu"

"Aku sangat mencintainya bang, tolong jangan siksa Rendra lagi bang. Empat tahun Rendra menderita, tak cukupkah itu bang!"

"Baiklah abang rasa, kamu harus tahu semuanya Ren"

He is my studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang