He is my student

26. be alright

Andra berjalan santai menuju rumah sakit, setelah mendapat telfon dari adiknya. Dia bergegas ke rumah sakit. Di dalam hati kecilnya, dia tidak ingin menyakiti adiknya. Tapi tidak ada pilihan lain, dia harus melindungi Ollin dan Rendra adiknya. Andra tidak ingin daddy menyakiti kedua orang yang dia sayangi. Setelah keadaan membaik, Andra akan mengembalikan kebahagiaan mereka.

"Bang, tolong jaga Ollin sebentar ya? Aku akan membeli makan diluar?"

"Baiklah, Abang akan membantunya mengingat semuanya"

"Tidak usah bang, aku tidak ingin melihatnya kesakitan saat berusaha mengingat semuanya. Aku terlalu mencintainya"

"Abang mengerti, bersabarlah"
"Maafkan abang, Abang terpaksa melakukan ini untuk kebaikanmu Ren", lanjut Andra dalam hati.

"Bang, jangan melamun, cepatlah hibur Ollin"

"Iya, iya, bawelnya adek abang nih", ucap Andra sambil mengacak rambut Rendra.

Rendra berlalu begitu saja, melihat hal itu Andra mendesah berat. Dia harus memainkan sandiwara agar semuanya sesuai dengan rencana. Dia berjalan dengan cepat ke ruang Inap Ollin.

"Hai An, terimakasih telah membantuku"

"Iya sama sama, setelah ini?"

"Tenang serahkan semua ini padaku"

*****

Di tempat lain

Sudah satu jam lebih, Rendra menguatkan diri untuk tidak menemui Ollin. Dia ingin menjaga dan menemani Ollin dikala sedih ataupun susah. Tapi ada hal yang lebih penting yang harus dia pastikan.
Dia bergegas menuju ruangan dokter yang menangani Ollin.

"Permisi, ada hal yang harus saya tanyakan"

"Baiklah, setelah hasil lab keluar ternyata saudari Ollin mengalami amnesia yang permanen. Akan sulit bagi pasien untuk mengingat beberapa memori yang telah hilang"

"Lalu, apa yang harus saya lakukan dok?"

"Biarkan pasien dengan keadaan yang sekarang. Pasien harus tenang agar kemungkinan buruk yang lain tidak terjadi. Bersabarlah, insyaallah semuanya akan baik baik saja"

"Akan terasa sulit dok, ada hal yang harus saya korbankan untuk kebahagian orang yang saya cintai"

"Saya sarankan, cobalah untuk iklas dan kembalikan semuanya pada yang diatas"

"Ya dok, terima kasih"

Berkali kali Rendra menghela nafas, melepaskan dan iklas merupakan sesuatu yang gampang untuk diucapkan dan terasa sulit untuk dilaksanakan. Tapi keadaan yang memaksanya, keadaan yang membuatnya untuk melepas orang yang dia cintai.
Rendra berjalan tak tentu arah sampai dia tidak sadar telah berada tepat di depan ruang inap Ollin. Dilihatnya Ollin sedang tertawa lepas dengan kakaknya. Kebahagiaan yang dulu dia rasakan saat bersama Ollin.

"Hai, kemarilah,aku ingin mengenalkanmu dengan pacarku",ucap Ollin sambil tersenyum cerah.

"Oh"

"An, kenalkan dia Rendra orang yang telah menolongku"

"Dia adikku sweatheart ,dia adalah adikku"

"Oh benarkah? Wah dunia terasa sempit ya"

Rendra hanya tersenyum kecut mendengar obrolan yang menyesakkan itu. Dia berjalan mendekati Ollin dan langsung memeluknya.

"Maafkan aku, mungkin setelah ini aku akan merelakanmu untuk bahagia. Meskipun bukan bersamaku, aku akan berusaha iklas, bagiku kebahagiaanmu adalah segalanya diatas kebahagianku. Ketahuilah bahwa di dalam sini terasa menyesakkan saat kamu bersama dengan orang di masa lalumu. Aku akan berusaha menjalani hidup yang terasa hambar ini dengan kuat. Asal bisa melihatmu bahagia, aku akan mengorbankan perasaanku. Aku akan pergi,Tapi berjanjilah setelah ini hiduplah bahagia bersama dengan orang yang kamu cintai"

"Maafkan aku Ren, ketahuilah kamu orang yang aku cintai, tapi aku tidak ingin melihat masa depanmu hancur", ucap Ollin dalam hatinya.

"Hei, apa yang kau bicarakan aku tidak menge...."

"Sssst, keadaan yang memaksaku untuk pergi demi keahagianmu, maafkan aku. Aku benar benar pengecut karna tidak bisa memperjuangkan orang yang aku cintai", ucap Rendra seraya pergi meninggalkan ruangan Ollin.

"An, ada apa dengan adikmu? Aku tidak mengerti"

"Entahlah, aku tidak tahu sweetheart"

Rendra terus berjalan meninggalkan ruang inap Ollin. Semuanya sudah terjadi, semuanya telah hilang bersama harapan yang telah dia angankan.